Hati Yang Tenteram

By: agussyafii

Malam itu angin berhembus dengan sejuknya. Temaram lampu menghiasi indahnya 
jalan. Rumah Amalia terlihat ramai terdengar suara sedang melantunkan ayat-ayat 
suci. Seorang Ibu baru pulang kantor turun dari ojek. Memberi salam dan menyapa 
anak-anak Amalia. 'Assalamu'alaikum..' ucap Ibu. 'Wa'alaikum salam.' jawab 
anak-anak Amalia serentak.

Kami berbincang banyak hal. Beliau bertutur ditengah kebahagiaan keluarganya, 
anak-anak tumbuh dewasa dan menginjak dibangku kuliah. Tiba-tiba dikejutkan 
setelah mengetahui bahwa suaminya berselingkuh dengan teman sekantornya. 
Perselingkuhan itu baru diketahuinya sudah berjalan satu tahun dan sudah 
menjadi rahasia umum di kantornya. Rupanya beliau sebagai istri adalah orang 
terakhir yang mengetahuinya. Rumah tangga yang tadinya aman dan tentram menjadi 
ajang pertengkaran. Meski suaminya sudah meminta maaf dan telah berjanji tidak 
melakukannya lagi, sulit buat beliau untuk memaafkan perbuatan suaminya. 

Lama setelah beliau bertutur, saya bertanya padanya, 'Apakah Ibu menjalankan 
perintah Allah sholat lima waktu berjamaah bersama keluarga di rumah atau 
dimasjid?' 'Kadang-kadang Mas Agus karena saya, suami dan anak-anak selalu 
sibuk.' jawab beliau menunduk. 'Pernah bershodaqoh?' tanya saya kembali. Beliau 
pun menjawab, 'Pernah sekali waktu.'

Saya menyarankan kepada beliau bahwa masalah di dalam hidup kita adalah 
mengingatkan agar kita senantiasa bertaqwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, 
apa yang kita lakukan haruslah semata-mata karena Allah bukan karena nafsu atau 
marah. Bila kita jauh dariNya maka Ibu disentil dengan cara seperti itu sebagai 
wujud kasih sayang Allah kepada kita dan saya mengingatkan apapun yang telah 
terjadi kita patut bersyukur kepada Allah bahwa peristiwa ini adalah anugerah. 
Kalau suami berselingkuh dan berhenti berartiĀ  ibu telah membantu suami dari 
siksa api neraka dan menyelamatkan keluarga dari kehancuran.

Sejak pertemuan itu beliau tidak pernah hadir lagi di Rumah Amalia. Sampai pada 
hari ahad pagi Ibu itu hadir bersama suami dan dua putranya. Turut dalam 
kegiatan anak-anak Amalia dan berkenan berbagi rizki. 'Subhanallah, memaafkan 
dan melupakan sungguh membuat hidup keluarga kami lebih nyaman,' tutur beliau 
dengan senyuman, itulah ucapan yang keluar dihati yang tenteram. Subhanallah.

----
'Dan bagi orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuataan 
keji, dan apabila mereka marah, mereka cepat memberikan maaf. (QS. 42:47).

Wassalam,
agussyafii 
--
Tulisan ini dibuat dalam rangka kampanye program Kegiatan 'Muhasabah Amalia 
(MUSA)' Hari Ahad, Tanggal 18 April 2010 Di Rumah Amalia. Kirimkan dukungan dan 
partisipasi anda di http://www.facebook.com/agussyafii2, atau 
http://agussyafii.blogspot.com/, http://www.twitter.com/agussyafii atau sms di 
087 8777 12 431.




      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke