KETABAHAN Today at 05:59
Banyak orang yang berusaha tabah menjalani hidup ini, memang betul hidup adalah suatu perjuangan tanpa akhir, sampai ajal menjemput. tetapi kerikil tajam dan ombak kuat sering menghempaskan jiwa kita pada sudut keputus asaan. foto ilustrasi ini diambil dari image google siapa yang hidup tidak pernah mengalami rasa sakit di hati, atau rasa susah di pikiran, atau kesialan demi kesialan, masalah yang terus menerus, jika anda sama sekali BELUM pernah mendapatkan hal ini, berarti hidup anda adalah suatu 'dunia emas' berkilau menyilaukan mata karena semua orang ingin seperti itu.! dalam perjalanan hidup saya, soal ketabahan ini, saya belajar dari nenek sendiri, beliau seorang janda dengan 3 anak yang ditinggal mati suaminya ketika jaman penjajahan, beliau banting tulang merawat putra putrinya yang masih balita dengan usia turun tangga selisih 2 tahun, bisa kita bayangkan bagaimana beliau harus membuat gubuk di arena pekuburan dan memberi makan anaknya dari ubi-ubi liar yang digali disekitar tempat mereka berpijak, dan suatu yang membuat saya kagum, nenek tidak pernah menikah lagi padahal saat itu usianya baru 30 tahun dan terlihat cantik sampai ajal menjemputnya. ketabahan kedua, saya belajar dari ibu kandung sendiri, dia harus jatuh bangun pingsan dijalanan ketika menghadapi kenyataan anak bungsunya seorang gadis yang sedang mempersiapkan pernikahannya, dan baru usia 23 tahun meninggal secara misterius di rumah kost nya di Bali, dia menangis dan menangis bahkan ayah saya tidak tahan menangisi si bungsunya sampai akhirnya meninggal 3 tahun kemudian. tapi ibu melanjutkan hidupnya dengan berkata, sudahlah yang meninggal kita kenang karena pernah memilikinya, dan sekarang mari lanjutkan hidup.! tulisan ini saya posting disini dengan harapan siapapun yang sedang mempunyai masalah berat, marilah kita TABAH dan jangan pernah putus asa, mari gantungkan harapan pada yang Maha Kuasa, bahwa segalanya akan berlalu dengan sendirinya. KETABAHAN Ketabahan, merupakan sebuah proses kekuatan jiwa seseorang. Ketabahan bukan saja proses yang identik dengan kemiskinan sandang-pangan, tetapi dalam arti luas bisa berarti tabah menghadapi penderitaan akibat penyakit atau cobaan hidup yang dihadapkan pada masalah interaksi, relasi, dan kehilangan orang terdekat. Bahkan, ketabahan seseorang akan teruji kala mengikuti audisi, pertandingan, persaingan dalam bisnis, prestasi, karier, sekolah, juga dalam pergaulan. Ketabahan terkait dengan kekuatan jiwa seseorang menghadapi atau mengurai masalahnya, baik itu ketika menderita, menghadapi cobaan, hukuman karma, dan sebagainya. Tentu saja gradasinya berbeda-beda, tergantung masing-masing individu. Ada orang yang mempunyai ketabahan kuat, seperti orangtua bayi yang ditolak enam rumah sakit. Sang ibu harus melihat bagaimana bayi mungil yang lahir dalam kondisi kritis membutuhkan pertolongan medis segera, tetapi yang didapat penolakan pihak rumah sakit. Jika sang ibu tidak mempunyai kekuatan jiwa yang memberi ketabahan, mungkin bayi tersebut sudah dibawa pulang untuk menerima “nasibnya”. Sang ibu tidak akan mencoba dan mencoba lagi sampai mendapatkan rumah sakit yang mau menolong bayinya. Soal ketabahan, tidak bisa dijabarkan milik orang kelas rendah atau kelas tinggi. Bukan juga merupakan ilmu turunan. Ketabahan dipengaruhi oleh lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang yang terbiasa dikelilingi oleh orang-orang yang mempunyai ketabahan kuat, lebih bisa mencerna, beradaptasi dengan hal-hal yang membutuhkan kekuatan jiwa. Ketabahan seseorang bisa didapat melalui penularan dari lingkungan yang bisa menularkan kekuatan jiwa ini. Jika seseorang sedang membutuhkan kekuatan jiwa, dia bisa mencari atau berdiam dalam lingkungan yang mendukungnya untuk mendapatkan ketabahan itu. Keluarlah dari lingkungan orang-orang yang membuat Anda lebih menderita dengan cekokan kepesimisan dan keputusasaan. Kekuatan jiwa yang bernama tabah ini, merupakan kemampuan seseorang dalam memproses kedatangan “rasa sakit di badan” dan “rasa susah di pikiran” . Bahkan, filsuf Romawi Epieus (341-270 SM) merumuskan bahwa kemampuan (kekuatan) jiwa yang menghasilkan ketabahan adalah sebuah proses dari kemampuan seseorang dalam mengelola nalarnya dengan cermat. Umumnya seseorang baru menyadari memiliki kekuatan jiwa yang bernama ketabahan, kala dia dihadapkan pada masalah yang pelik. Ketabahan, erat kaitannya dengan jiwa seseorang yang mempunyai sesuatu pegangan. seperti kita ketahui, umumnya keyakinan yang berkaitan dengan agama dan keyakinan pada Sang Pencipta. Dengan demikian, sangat penting seseorang mempunyai keyakinan yang dijalani dengan sepenuh jiwa, sebagai bekal menghadapi cuaca kehidupan yang selalu berubah dan penuh kejutan. salam penuh ketabahan, Lianny Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/ http://sastrapembebasan.wordpress.com/ [Non-text portions of this message have been removed]