Message of Monday – Senin, 7 Juni 2010
Kala Menjenguk Si Sakit
Oleh: Sonny Wibisono *

"It is health that is real wealth and not pieces of gold and silver."
-- Mahatma Gandhi, politikus asal India, 1869-1948

BENAR juga apa yang dikatakan Kak Rhoma, 'begadang jangan begadang, kalau tiada 
artinya.' Inilah yang dialami Agus. Tubuhnya terbaring lemah. Sudah tiga hari 
Agus harus tidur di rumah sakit. Penyakit tipus merontokkannya. Ini adalah buah 
dari getolnya bekerja. Begadang bekerja membuatnya sering pulang hingga larut 
malam. Sebelumnya, dia bilang sudah biasa dengan ritme bekerja seperti itu. 
Keluarga pun tak mencemaskan. Teman kantor apalagi.

Tapi kekuatan tubuh manusia ada batasnya. Agus tumbang juga akhirnya. Saat 
diperiksa dokter, ia mengira hanya digasak gejala flu. Namun karena tak kunjung 
sembuh, pada kunjungan yang kedua, dokter menyarankan untuk cek darah. 
Nyatalah, dia terkena tipus. Tak ada pilihan yang lebih baik bagi Agus, kecuali 
mondok di rumah sakit.

Ketika menjenguknya, Agus masih dapat membersitkan senyuman. Ia tetap ceria, 
bahkan masih dapat bersenda gurau dengan teman-temannya yang menjenguknya. Ia 
sangat berterimakasih atas kedatangan teman-temannya. Hal itu katanya, 
memberikan kekuatan tersendiri baginya.

Betul. Mengunjungi orang sakit merupakan perbuatan yang sungguh sangat 
dianjurkan. Karena di dalamnya terdapat keutamaan yang agung. Menjenguk orang 
yang sedang sakit, merupakan bagian dari proses penyembuhan itu sendiri. Karena 
memang, pengobatan tidak seluruhnya bersifat materiil. 

Menjenguk orang yang sakit, ternyata juga menguntungkan secara kesehatan bagi 
yang menjenguknya. Tak percaya? Simaklah studi berikut ini. Dalam penelitian 
yang dipublikasikan di jurnal Psychological Science, akhir April 2010 lalu, 
seseorang yang melihat orang lain sakit akan meningkatkan sistem kekebalan 
tubuhnya. Jadi malah makin menyehatkan si penjenguk. Namun tentu saja, kita tak 
hanya sekedar datang dan pergi dalam menjenguk si sakit. Walaupun tak ada 
larangan bagi siapa saja untuk dapat menjenguk orang sakit, tak ada salahnya 
bagi si penjenguk untuk memperhatikan hal-hal berikut. 

Sebaiknya tanyakan terlebih dahulu kondisi si sakit pada keluarganya. 
Bagaimanapun juga, keluargalah yang lebih tahu kondisi si sakit. Hal ini juga 
untuk mengetahui hal-hal apa saja yang kiranya patut diketahui oleh 
penjenguknya nanti ketika akan menjenguk si sakit. Misalnya saja, si sakit yang 
mengalami kecelakaan, akan menjadi trauma ketika peristiwa kecelakan yang 
menimpa dirinya diungkit kembali. Saat menjenguk tak perlu membicarakan hal 
tersebut. Tak ada salahnya pula bila kita mengingatkan kepada keluarganya untuk 
sungguh-sungguh memperhatikan dan merawat si sakit.

Setelah datang menemui si sakit, tanyakanlah bagaimana kondisi kesehatannya. 
Selain mendapat informasi tambahan dan mengetahui kondisi yang sesungguhnya 
dari si sakit, juga dapat meringankan si sakit karena merasa ada yang 
memperhatikan kondisinya. Bila perlu, bawakanlah buah tangan. Tentunya, dengan 
memperhatikan kondisi kesehatan si sakit dan konsultasikanlah dengan sang 
dokter mengenai makanan yang dapat dikonsumsi si sakit.

Selain menanyakan kondisi kesehatannya, si sakit sebaiknya dihibur. Tak hanya 
dihibur, sebaiknya pula kita menceritakan kebaikan-kebaikan yang telah 
dilakukan si sakit. Jangan mengungkit-ungkit hal-hal yang tak mengenakkan si 
sakit. Dengan menghiburnya dan menceritakan kebaikan-kebaikannya, akan membuat 
si sakit merasa tenang dan dapat mempercepat proses penyembuhannya.

Dan tentu saja, ketika kita menjenguknya, tak lupa kita mendoakan kesembuhan 
bagi si sakit. Keyakinan manapun tentu mengajarkan agar kita mendoakan orang 
yang sedang sakit agar segera lekas sembuh dan dapat beraktifitas kembali 
seperti sedia kala.

Bagi yang menjenguknya, ada pelajaran berharga yang bisa dipetik. Hal itu 
mengingatkan kepada mereka bahwa begitu mahalnya apa yang dinamakan kesehatan. 
Kesehatan baru akan terasa tak ternilai ketika sedang jatuh sakit. Tentu saja 
diharapkan agar mereka, para penjenguk si sakit, tersadar dan terdorong untuk 
lebih memperhatikan gaya hidup dan perilaku mereka. Di kala sehat, hiduplah 
secara teratur dan seimbang. Seperti, makan secara teratur dan yang 
menyehatkan, berolahraga, menjauhi begadang dan aktivitas yang tak perlu. Dan 
juga yang penting, jangan tinggalkan ibadah. Jangan hanya ketika sakit, kita 
baru giat beribadah dan ingat akan Tuhan. Betul?
 
*) Sonny Wibisono, penulis buku 'Message of Monday', PT Elex Media Komputindo,  
2009



Kirim email ke