http://www.antaranews.com/berita/1274777956/kapal-layar-majapahit-selesai-akhir-mei
Kapal Layar Majapahit Selesai Akhir Mei Selasa, 25 Mei 2010 15:59 WIB | Peristiwa | Unik | Sumenep (ANTARA News) - Pembuatan kapal layar "Spirit Majapahit" yang dikerjakan perajin asal Desa Slopeng, Kecamatan Dasuk, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, diperkirakan selesai pada akhir bulan Mei 2010. Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Dinbudparpora) Sumenep, M. Nasir, Selasa, menjelaskan, saat ini, pengerjaan kapal layar "Spirit Majapahit" mencapai 80 persen lebih. "Kalau tak ada kendala, pembuatan kapal layar yang merupakan kerja sama Yayasan Majapahit di Jepang dan pemerintah Indonesia ini akan tuntas pada akhir bulan Mei ini," ucapnya di Sumenep. Setelah selesai, kapal layar tersebut akan diujicobakan di Perairan Slopeng sebelum dilepas secara resmi untuk berangkat ke Jakarta. "Pemberangkatkan kapal layar `Spirit Majapahit` dari Pantai Slopeng ke Jakarta direncanakan dilepas oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI pada bulan Juni 2010. Untuk tanggal pastinya, menunggu konfirmasi," paparnya. Setelah tiba di Jakarta, kata Nasir, kapal layar tersebut langsung dipersiapkan untuk berlayar ke delapan negara. "Sesuai rencana pula, pemberangkatan kapal layar `Spirit Majapahit` dari Jakarta dalam rangka keliling delapan negara akan dilepas oleh Presiden RI. Untuk waktunya juga menunggu konformasi," ujarnya menuturkan. Kapal layar "Spirit Majapahit" dibuat tanpa mesin dan hanya menggunakan layar yang mengandalkan kekuatan angin untuk mengarungi lautan. Ada pun ukuran kapal layar tersebut adalah panjang 20 meter, lebar 4 meter, dan tinggi 2,75 meter. +++++ http://www.antaranews.com/berita/1274026286/majapahit-tidak-menguasai-seluruh-nusantara Majapahit Tidak Menguasai Seluruh Nusantara Minggu, 16 Mei 2010 23:11 WIB | Peristiwa | Umum | Jakarta (ANTARA News) - Kerajaan terbesar Indonesia Majapahit ternyata tidak menguasai seluruh Nusantara apalagi kawasan Asia Tenggara seperti Malaysia, Filipina dan Siam Selatan (Thailand). "Tidak seperti apa yang ada di buku-buku pelajaran selama ini, daerah-daerah di Nusantara merupakan daerah merdeka dan berkedaulatan bukan daerah kekuasaan Majapahit," kata arkeolog Hasan Djafar yang juga penulis buku "Masa Akhir Majapahit" pada diskusi bertajuk "Majapahit: Masa Awal, Pencapaian, dan Masa Akhir" di LKBN ANTARA akhir pekan lalu. Kekuasaan Majapahit, katanya, hanya meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura dan Bali dan saat itu ada kerajaan kuat juga di Nusantara yaitu kerajaan Melayu. Kerajaan Majapahit yang didirikan oleh Raden Wijaya saat itu hanya sebuah kerajaan adikuasa dan disegani kerajaan-kerajaan sekitar bukan karena daerah jajahannya. "Majapahit hanya sebuah kerajaan yang dihormati kerajaan-kerajaan sekitar karena kesuksesannya mengolah perekonomian dan menjadi contoh kerajaan-kerajaan sekitar dan saat itu Majapahit terkenal akan negara agraris ekonomis dan maritim," katanya. Majapahit disegani kerajaan sekitar karena mampu menjaga keamanan dan kestabilisan regional dan memiliki pengaruh luas di Nusantara. Majapahit juga mempunyai kerjasama dengan Kerajaan Melayu yang dipimpin oleh Raja Adityawarman yang beribukota di Dharmawangsa (Sumatra Barat). "Majapahit sebagai kerajaan adi kuasa berkewajiban melindungi daerah-daerah di Nusantara demi kelangsungan kerjasama regional," katanya. Majapahit pun kerap melakukan perdagangan dengan daerah-daerah sekitar seperti Banda, Ternate, Ambon, Banjarmasin dan Malaka. "Pernah ada pertukaran prasasti bernama Amoghapasa antara kedua kerajaan sebagai simbol bentuk kerjasama," kata Hasan Djafar yang juga ahli epigrafi dan sejarah kuno Indonesia. Djafar juga mengemukakan pemahaman salah selama ini yang menyebutkan berbagai kerajaan lain di Nusantara memberikan upeti atau pajak ke Majapahit. "Kerajaan-kerajaan itu hanya memberikan hadiah bukan upeti dan wajar kerajaan memberikan hadiah ke negara kuat saat itu," katanya. Ketika ditanya kebenaran sumpah amukti palapa yang dikumandangkan Gadjah Mada ketika dilantik Ratu Majapahit Tribhuwana Tunggadewi menjadi Patih Majapahit bahwa ia tidak akan memakan buah palapa sebelum menguasai nusantara. "Itu juga salah penafsiran, mukti palapa bukan makan buah palapa tapi saya tidak akan bahagia sebelum menyatukan nusantara," katanya. "Namun itu masih menjadi perdebatan hingga sekarang karena Gadjah Mada hanya memadamkan pemberontakan di Bali dan Dompo (Sumbawa)," katanya menambahkan. Kerajaan Majapahit sebagai salah satu kerajaan besar pada zaman Hindu-Budha yang berkembang sejak tahun 1293 - 1519 mencapai puncak perkembangannya pada abad ke-14 pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk yang bergelar Sri Rajasanagara. Kisah kerajaan Majapahit terdapat dalam kitab Pararaton dalam bahasa Kawi dan kitab Nagarakertagama dalam bahasa Jawa Kuno. Sejak zaman keemasannya kerajaan Majapahit memiliki 21 daerah yaitu Daha (Kediri), Jagaraga, Kahuripan (Jangala, Jiwana), Tanjunpura, Pajan, Kembanjenar, Wenker, Kabalan, Tumapel (Sinhasari, Senguruh), Sinhapura, Matahun, Wirabhumi, Kelin, Kalingapura, Pandansalas, Paguhan, Pamotan, Mataram, Lasem, Pakembanan dan Pawwanawwan. (adm/B010) Baca Juga a.. Siapa Pembuat Peta Nusantara? Majapahit b.. Majapahit Pengaruhi Perkembangan di Indonesia c.. Jalan Menuju Situs Majapahit Diblokade Pohon Pisang [Non-text portions of this message have been removed]