Beberapa hari yang lalu ketika turun dari kereta di stasiun Depok lama, pas 
bener bedug magrib, ada seorang ibu menggendong anak umur 3 tahun dan 
menggandeng anak yang lain yang lebih besar tanpa beralas kaki. Di tangan si 
kakak ada segelas es teh manis yang masih utuh dengan sedotan merah.Bedug sudah 
lewat tapi mengapa si kakak dan sang ibu belum jugaberbuka puasa ?

Tak selang lama ada rangkaian kereta  ekonomi berhenti di peron 4, ada seorang 
lelaki setengah baya dengan turun dari peron dengan wajah capeknya menghampiri 
ibu dan anak anak tadi, ternyata mereka menjemput sang ayah habis pulang 
mencari nafkah. Si kakak tersenyum ceria sambil mencium punggung tangan sang 
ayah, dan memberikan gelas plastik yang berisi es teh tadi, di sedotnya es teh 
itu untuk sekedar membatalkan puasa dan mengobati dahaga, gelas itu kemudian di 
dekat kan ke anaknya yang kecil untuk membiarkan di sedot beberapa sedotan, 
kemudian diserahkan gelas itu sama si kakak dan dengan girang nya si kakak 
menyambutnya dan meminumnya hingga tinggal bersisa seperempat gelas. Dan 
akhirnya sang Ibu yang selalu ngalah itu dengan tersenyum menghabiskan sedotan 
terakhir yang sebenarnya belum cukup untuk membasahi tenggorokan puasa itu.

Hampir saja jatuh titik air mata melihat hangatnya keluarga sederhana itu, 
sampai satu titik rasa timbul ‘apalagi yang kita cari kalau kita telah 
merasakan kebahagian seperti itu?’   Satu hirarki rasa hormat yang mungkin 
sudah menjadi bagian sehari hari dari keluarga tersebut. Pantas rasanya kalau 
saya menganggap keluarga itu adalah ‘keluarga terhormat’, karena budaya rasa 
saling menghormati dengan tata kramanya ditumbuhkan dan di aplikasikan dalam 
kehidupan sehari hari.

Kesederhanaan akan menimbulkan rasa saling menghormati, karena kita tidak ada 
rasa ingin merasa lebih dari yang lain dan juga tidak akan memandang rendah 
yang lain, kesederhanaan cenderung menuju ke  kesetaraan karena akan timbul 
rasa ingin ikut merasakan.

Kadang yang lari dari ruang kesederhanaan adalah ketika kita tidak bisa 
mengelola ekpetasi…sifat dasar manusia yang selalu ingin, ingin dan ingin. 
Makanya kadang kita perlu mengalami pemandangan nyata diatas untuk lebih bisa 
mengambil hikmah nya me-manage expectation kita ….apalagi yang kita cari di 
hidup ini….selain selalu mensyukuri nikmat yang ada??? Yaa Allah, jadikanlah 
juga kelurga kami  menjadi kelurga terhormat di hadapan-Mu…Amin



Thanks
Gus Noeg - Minal 'Aidin wal-Faizin

------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    wanita-muslimah-dig...@yahoogroups.com 
    wanita-muslimah-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke