http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/05/19/109938/Perempuan-dalam-Politik-Asmara
PEREMPUAN 19 Mei 2010 GENDERANG GENDER Perempuan dalam Politik Asmara Oleh Puitri Hati Ningsih BENIH emansipasi sudah tumbuh sejak dulu. Pada zaman Mangkunegara I atau Pangeran Samber Nyawa ada perempuan prajurit dan di jagat pewayangan ada Srikandi yang lincah berperang. Sekarang, persamaan hak antara perempuan dan lelaki pun cukup mengesankan. Di parlemen dan pemerintahan, misalnya, perempuan bebas mencapai cita-cita setinggi langit. Bebas belajar sampai ke daratan China dan antariksa. Namun, apakah gerakan emansipasi pernah mencatat secara serius surat cinta yang ditulis perempuan pada lelaki? Bukankah perempuan bebas berpendapat, berimajinasi, berapresiasi, dan mencipta? Perempuan bebas menentukan pilihan dan menolak? Raga perempuan telah melanglang jagat ke dunia ilmu pengetahuan. Derajat perempuan dimuliakan. Jahiliah tinggal dongeng masa lampau. Jiwa perempuan dimanjakan dengan kasih sayang dan cinta. Namun, bagaimana jiwa perempuan yang memimpin dalam asmara? Bolehkah perempuan merebut panah asmara yang biasanya dibawa lelaki? Di masyarakat Timur, rasanya perempuan tak ingin repot-repot membawa beban panah itu sedemikian nyata. Pendapat tentang perempuan yang berani mengirim surat cinta lebih dahulu tak semata-mata soal persamaan hak lagi. Orang menganggap itu soal lain, soal harga diri perempuan. Nilai dan harga diri perempuan dianggap jatuh, dianggap “jual murah”, setara perempuan yang suka keluyuran malam dan pulang ke rumah larut malam, tanpa keperluan penting, jika berani-berani menulis cinta lebih dahulu kepada lelaki. Di masyarakat Timur, khususnya Jawa, perempuan semacam itu dianggap tak patut, tidak lumrah. Tak lazim perempuan ngesrong atau nyosor duluan pada lelaki. Bahkan jika lelaki itu belum mengikat janji apa-apa pun dengan perempuan. Meski, ada pula beberapa perempuan yang berpendapat bebas saja, termasuk soal asmara. Masyarakat dan perempuan sendiri menganggap perempuan tak mendapat apa-apa dengan berinisiatif mendahului. Belum lagi bila harus menanggung risiko cinta ditolak. Pasti rasa malu lebih kuat daripada rasa sakit. Bukankah, konon, perempuan lebih emosional ketimbang lelaki? Mitos perempuan tercipta dari tulang rusuk lelaki juga menyebabkan tindakan perempuan memikul panah Dewi Asmara diragukan. Namun masalah siapa mendahului adalah masalah politik asmara. Perempuan yang bertandang ke rumah lelaki, yang berani menembus wilayah “sakral” dan politis itu, di mata masyarakat, masih dianggap jual murah. Pada malam Minggu, umumnya lelakilah yang ngapel ke rumah perempuan. Bukan sebaliknya. Ibu-ibu di masyarakat Jawa, misalnya, suka berujar, “Cah wedhok kok dolan nggone cah lanang. Ora ilok! (Perempuan kok main ke rumah lelaki. Tidak pantas!)” Lelaki pun mungkin syok ditembak lebih dahulu. Awalnya lelaki merasa surprised, lalu berpikir dan merasa aneh atau kurang nyaman dengan langkah itu. Lelaki merasa tak tertantang lagi untuk bergerak. Mereka merasa kuda-kuda yang disiapkan dalam kodrat kelelakian jadi tak berguna dan dihancurkan, mungkin secara impulsif oleh gerak perempuan yang gegabah dan terlalu percaya diri. Pada detik itu, lelaki “mati gaya” dan tak bisa berkata apa-apa. Ego dan superioritas sebagai lelaki merasa tak dianggap penting dan diremehkan. Perempuan dikodratkan dijemput, bukan menjemput — seperti dalam film Pretty Woman. Pada akhir cerita Richard Gere tetap menjemput Julia Roberts dengan kuda putih, meski semula Julia yang menunggu di jalan mencari cinta. Langkah berani perempuan tak lazim itu bisa jadi mengurangi sebagian keanggunannya. Karena, perempuan tercipta dari harga diri yang tak ternilai. Saat perempuan tak menggunakan nilai tersebut, dianggap terlalu menuruti perasaan ketimbang logika. Perempuan yang tak setuju langkah itu akan menyayangkan. Mungkin nama perempuan jadi tak harum lagi. Kecantikan perempuan pun berkurang karena langkah yang dianggap kurang pantas itu, meski atas nama cinta yang agung. Tindakan itu tak hanya dianggap miring, tetapi berbahaya, karena merendahkan diri di hadapan lelaki. Bila risiko buruk menimpa, perempuan akan disalahkan oleh perempuan lain. Mereka akan berbicara di balik punggung, “Salah sendiri tak bisa menahan diri, menjaga diri, dan sikap.” Jacklyn Kennedy ketika gadis diberi nasihat orang tuanya untuk berstrategi menghadapi lelaki. “Buatlah lelaki penasaran dan bersikaplah acuh tak acuh, seolah kamu tak butuh laki-laki.” Mendahului berkirim surat cinta, menyatakan cinta, atau menelepon lelaki masih dianggap menelanjangi harga diri perempuan dan meruntuhkan keegoan laki-laki. Perempuan yang membuka diri secara keseluruhan, tanpa merahasiakan apa pun, tak dianggap memunculkan karakter unik dan kuat. Namun dianggap tak punya strategi, pasrah, terlalu polos, dan tak menarik minat lelaki. Benarkah begitu? Apakah keunikan karakter itu bisa diterima dengan penghormatan mulia dari lelaki dan kaum perempuan sendiri serta tatanan masyarakat? (53) - Puitri Hati Ningsih, redaktur Pawon Sastra dan aktif di Pengajian Senin di Solo ------------------------------------ ======================= Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: wanita-muslimah-dig...@yahoogroups.com wanita-muslimah-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/