Ini nih ada kajian tafsir tematik.... http://fospi.wordpress.com/2008/05/04/al-rijs-dalam-al-qur%E2%80%99an-suatu-kajian-tafsir-tematik-bagian-pertama/
wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lestyaningsih, Tri Budi (Ning)" <ning...@...> wrote: > > Mas Muiz : > > Saya sendiri secara pribadi tidak mengkonsumsi daging babi, tafsir "rijs" > sebagai satu-satunya alasan yang disebutkan qur'an mengapa daging babi > diharamkan masih sedang saya cari, mbak. > > > > Ning : > > Siip. Nanti kalau sudah dapet jawabannya, dishare ya mas.. Saya tunggu.. > Trims sebelumnya.. > > > > Selamat melanjutkan puasa and wassalaam, > > -Ning > > > > > > From: wanita-muslimah@yahoogroups.com > [mailto:wanita-musli...@yahoogroups.com] On Behalf Of Abdul Muiz > Sent: Wednesday, September 01, 2010 10:41 AM > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Subject: RE: [wanita-muslimah] Hikmah Pengharaman Babi > > > > > > Mbak Ning, > > terlalu panjang ya ?? ntar kalau dishare artikel singkat, essensinya gak > jelas terkomunikasikan ?. Mbak Ning kenal penulisnya ya, jangan salah dengan > Dr Luthfi Assyaukani ketua JIL lho ya ? beda mbak :). Untuk perkara ritual > ibadah memang saya cenderung setuju pada kaidah "ikuti yang diperintahkan dan > yang dicontohkan, yang tidak diperintahkan dan tidak dicontohkan jangan > dimodifikasi". Konsekuensinya ya no critics for ibadah termasuk perihal wudhu > yang disampaikan mbak Ning itu. Persoalan halal dan haram meskipun bukan > termasuk perkara ibadah pokok tetapi ini termasuk perkara penting. > > Kalau kita sepakat bahwa al qur'an itu tidak hampa budaya maka "laallakum > ta'lamuun/tatafakkaruun/ta'qilun" menjadi sebuah tantangan, bagaimana kita > mereinterpretasi melampaui kitab suci itu sendiri, karena sebenarnya kitab > suci itu adalah guidance dan amat terbuka untuk multitafsir. > > Kadang susah juga jadi manusia karena sejak kecil kita sudah dijejali dogma > bak hidup dikungkung tempurung batok kelapa. Kita hidup oleh opini orang > lain, oleh penafsiran madzhab atau firqah tertentu. Daging babi secara > historis memang di timur tengah sono pada saat itu memang sulit didapat > menjadi "mahal" karena harus diimpor, lebih-lebih lagi dikaitkan hedonism. > Saya sendiri secara pribadi tidak mengkonsumsi daging babi, tafsir "rijs" > sebagai satu-satunya alasan yang disebutkan qur'an mengapa daging babi > diharamkan masih sedang saya cari, mbak. Be happy. > > Wassalam > Abdul Mu'iz > > --- Pada Rab, 1/9/10, Lestyaningsih, Tri Budi (Ning) <ning...@... > <mailto:ninghdw%40chevron.com> > menulis: > > Dari: Lestyaningsih, Tri Budi (Ning) <ning...@... > <mailto:ninghdw%40chevron.com> > > Judul: RE: [wanita-muslimah] Hikmah Pengharaman Babi > Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com > <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> > Tanggal: Rabu, 1 September, 2010, 9:12 AM > > > > Halah panjang banget⦠> > Saya tidak bingung, bisa mengerti.. apalagi tahu siapa penulisnya..^_^ > Mengerti kan tidak sama dengan setuju. > > Laâallakum taâlamuun itu memang benar mas. Kita diperintahkan untuk > meneliti dan mencari ilmu. Tapi kan terkadang akal kita belum ânyandakâ > sehingga kita tidak/belum tahu apa hikmah dari suatu perintah atau larangan > dari Allah SWT. Tentu saja sambil jalan âhipotesaâ (kalau boleh saya > sebut begitu) tentang adanya maslahat dalam semua perintah Allah itu kita > buktikan satu persatu, begitu mas. > > Satu contoh yang sederhana, mengenai aturan berwudlu saat akan sholat. Apa > manfaat berwudlu sebelum sholat ? OK-lah, untuk mensucikan tubuh yang akan > sholat. Terus kemudian kita âbuang anginâ, kenapa kok perlu berwudlu lagi > ? Kenapa yang dibasuh bukan tempat keluarnya angin tersebut ? Saya tidak tahu > jawabannya selain karena memang kita melakukannya karena samiâna wa > athoâna. > > Sekali lagi, saya menghargai upaya pencarian hikmah-hikmah di balik semua > aturan Allah. Namun demikian, potensi/resiko yang saya jelaskan di email saya > sebelumnya â" menurut saya â" harus diconsider saat meneliti atau membaca > hikmah2 tersebut. Ya contoh dari orang yang mengcounter hikmah yang dishare > oleh mas Yudi di email pertama itu ya tulisan di bawah ini, kan ? ^_^ > > Oya, menanggapi tulisan di bawah itu, bagaimana menurut mas Muiz ? > > Wassalaam, > > -Ning > > From: wanita-muslimah@yahoogroups.com > <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> > [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com > <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> ] On Behalf Of Abdul Muiz > Sent: Wednesday, September 01, 2010 9:46 AM > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> > Subject: RE: [wanita-muslimah] Hikmah Pengharaman Babi > > Mbak Ning, menjalankan agama dengan sami'na wa atho'na dan semangat taqwa > memang dianjurkan qur'an, namun qur'an juga menganjurkan "la'allakum > ta'lamuun". Berikut ini saya share sebuah artikel "Mengapa Babi itu haram ? > suatu tinjauan Kritis Historis", semoga tidak membuat kita bingung, marah > atau gusar tetapi mari mengkritisi dengan penuh arif, setuju atau tidak > setuju adalah hak merdeka bagi setiap pembaca atau pendapat orang lain. > Selamat membaca dan merenung. > > Wassalam > Abdul Mu'iz > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] >