"Yudi Yuliyadi"--------------Bismilahirrahmaniurrahiim.

ALLAH memeperingatkan dlm al quran; berlomba lombalah kamu
berbuat keabjikan kpd masarakat..

Kalau kamu menyelahkan umat yahudi dan nasrani, maka mereka
juga akan membalas yg sama...

Oleh karena ==do not judge others faith, he will judge you to.

salam

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Yudi Yuliyadi" <y...@...> wrote:
>
>  (sumber : Ad Damghah Al Qawwiyah li Nasfi Aqidah Ad Dimuqrathiyah; Syekh
> Ali Belhaj/pemimin FIS Aljazair)
> 
> Faktor-faktor (yang diterangkan Sayyid Quthub) itulah yang membedakan satu
> kaum dengan kaum lainnya, satu pola pikir dengan pola pikir lainnya, satu
> hati nurani dengan hati nurani lainnya, satu akhlak dengan akhlak lainnya,
> dan satu pandangan hidup dengan pandangan hidup lainnya.
> 
> 
> Kemudian Sayyid Quthub mengungkapkan banyak hadits dalam hal menyalahi orang
> Yahudi dan Nashrani. Sayyid Quthub mengatakan :
> "Rasulullah melarang kaum muslimin bertasyabbuh dalam pakaian dan
> penampilan, gerak dan tingkah laku, perkataan dan adab, karena di balik
> semua itu terdapat perasaan batin yang membedakan konsep, manhaj dan watak
> jamaah Islam dengan konsep, manhaj dan watak jamaah lainnya. Rasulullah juga
> melarang kaum muslimin untuk menerima (hukum/aturan/ideologi) selain dari
> Allah SWT. Padahal manhaj yang Allah berikan kepada umat ini adalah untuk
> diwujudkan di muka bumi.
> 
> 
> Rasulullah juga melarang kita untuk mempunyai perasaan-kalah  terhadap kaum
> lain di muka bumi, sebab perasaan-kalah terhadap suatu masyarakat akan
> menimbulkan kelemahan dalam jiwa yang membuat kita bertaqlid kepada
> masyarakat tertentu itu. Padahal seharusnyalah kaum Muslim tegak menjadi
> pemimpin manusia serta mengarahkan sikap taqlidnya seperti mereka mengambil
> akidahnya dari sumber yang mereka pilih yang memang layak untuk memimpin.
> Bukankah kaum Muslim umat yang paling tinggi, umat pilihan, dan sebaik-baik
> umat yang dilahirkan di tengah tengah manusia ? Lantas dari mana kaum Muslim
> mengambil konsep dan manhaj mereka ? Bukanlah kaum Muslim mengambilnya dari
> Allah sedang  mereka (selain kaum Muslim) mengambil konsep dan manhaj mereka
> dari sesuatu yang rendah yang lalu mereka angkat tinggi-tinggi !
> Jamaah kaum muslimin yang menghadap kiblat ketika sholat wajib menemukan
> makna dari penghadapan ini. Sesungguhnya kiblat bukanlah sekedar arah atau
> tempat ketika kaum Muslim sholat. Lebih dari itu, tempat atau arah tersebut
> tiada lain adalah simbol, yaitu simbol untuk  mengkhususkan dan membedakan
> jati diri, kepribadian, tujuan, kepentingan dan institusi kaum Muslim dengan
> kaum yang lainnya.
> Sabda Rasulullah SAW:
> "Aku diutus menjelang Hari Kiamat dengan pedang  sampai Allah disembah dan
> tidak ada sekutu baginya. Dia menjadikan rizkiku ada di bawah bayangan
> tombakku.  Dia menjadikan kehinaan dan kekerdilan bagi siapa saja yang
> menentangku. Dan barangsiapa menyerupai suatu kaum maka dia adalah bagian
> dari kaum tersebut".(HR.Ahmad, dengan sanad hasan)
> 
> Syaikhul Islam (Ibnu Taymiyah) mengatakan dalam syarahnya mengenai hadits
> ini :
> "Hadits tersebut paling sedikit mengandung tuntutan keharaman tasyabbuh
> kepada orang kafir. Walaupun zahir dari hadits tersebut menetapkan kufurnya
> bertasyabbuh dengan mereka, sebagaimana firman Allah :
> 
> 
> "Barang siapa diantara kamu menjadikan mereka sebagai pemimpin, maka
> sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka." (QS. Al-Maa`ida [5] : 51).
> 
> Imam Ash-Shan'ani dalam kitabnya Subulus Salam berkata :
> "Barang siapa bertasyabbuh dengan orang-orang fasik maka dia adalah bagian
> dari orang-orang fasik atau orang kafir atau ahli bid'ah, pada sesuatu yang
> menjadi ciri khas bagi mereka dalam pakaian, kendaraan, dan tingkah laku."
> 
> (Para ulama) berkata, jika bertasyabbuh dengan orang kafir dalam pakaian dan
> dia beri'tiqad bahwa dengan itu dia telah menjadi serupa dengan orang kafir,
> maka orang itu dikafirkan. Akan tetapi jika tidak terdapat
> meng'itiqadkannya, maka dalam hal ini terjadi ikhtilaf di kalangan fuqaha.
> Yang mengambil zahirnya hadits menyatakan kafir, sementara ulama yang
> lainnya mengatakan tidak sampai jatuh kafir, tetapi mendapatkan hukuman".
> Karena itulah, kita menolak demokrasi, karena demokrasi merupakan aqidah
> Barat yang kafir, yang kita telah diperintahkan untuk menyalahi mereka
> sebagaimana sudah dijelaskan di atas. Pada masa sekarang, masalah ini memang
> membutuhkan penjelasan, karena lalainya manusia terhadap kaidah besar ini.
> Sebab pemraktekan demokrasi di negeri-negeri kaum Muslim sebenarnya adalah
> suatu perilaku mengemis-ngemis yang sangat hina lagi tercela.
> 
>  
> 
> Syeikh Muhammad Al-Ghazaly mengatakan dalam kitabnya Khatbu Asy-Syeikh
> Muhammad Al-Ghazaly :
> "Telah sepakat orang-orang yang berakal sehat, bahwa manusia yang
> mengemis-ngemis sementara di rumahnya ada harta yang mencukupinya, maka dia
> adalah orang yang ganjil dan aneh tingkah lakunya. Jika dia memilih
> berprofesi sebagai pengemis sementara secara pasti terdapat harta yang cukup
> buat dirinya,  maka dia adalah orang yang sakit jiwa yang patut dihukum !"
> 
>  
> 
> Kaidah ini sama saja berlakunya, baik untuk umat-umat dan
> masyarakat-masyarakat maupun untuk individu-individu dan orang-orang. Umat
> yang memiliki kekayaan pemikiran yang besar dan peradaban yang subur, akan
> dianggap umat yang aneh jika melupakan aset yang dimilikinya baik berupa
> sumber-sumber kekayaan materiil maupun moril, kemudian menggabungkan diri
> dengan Blok Timur maupun Blok Barat. Umat itu juga dianggap aneh kalau
> diwarnai oleh warna-warna tersebut yang terkadang bernama kanan terkadang
> pula bernama kiri. Padahal Allah telah memuliakannya dengan celupan
> (shibgah) yang satu. Firman Allah SWT :
> "Shibghah (celupan) Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari
> pada Allah? Dan hanya kepada-Nya-lah kami menyembah."  (QS. Al-Baqarah [2] :
> 138
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke