Re: [wanita-muslimah] Re: Muslim Awam Membungkam Ocehan Intelek Liberal tentang Khilafah

2010-09-04 Terurut Topik siraj_alsoloni
Jika begitu, bagaimana mengerti dan memahami firman Allah Surah Al-Baqarah(2) 
ayat 30 bagian kalimat depan: "Wa idz qaala robbuka lil malikati Inni 
jaa'ilun fii al-ardzhi khaalifatan.."? Para nabi dan rasul menjadi khalifah 
atau bagian khalifah atau bukan dua-duanya? Masalah kemasyarakatan dan 
kemanusiaan serta bentuk-bentuk organisasi bagi manusia dalam membangun 
kehidupan di Bumi dalam sitkon ridzha Allah swt itu tak sesederhana yang 
dianjurkan di gambarkan agitasi-propaganda para 'ulama Timur-Tengah dan India 
Selatan. Pelajari baik-baik setiap fase pergantian dinasti-dinasti yang 
mengatasnamakan diri sebagai khalifah kaum Muslimin semenjak wafatnya 
rasulullah Muhammad saw, nanti akan jelas mana yang tepat: firman-firman Qurani 
yang menganjurkan masyarakat Muslimin yang terbuka seperti di Madinatun 
Munawarah zaaman rasul atau pendapat-pendapat para 'ulama yang mendukung para 
sultan, raja, khalifah dan imam yang pernah ada dalam tarih masyarakat Muslimin.


From: ma_suryawan 
Sent: Saturday, September 04, 2010 10:52 AM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Subject: [wanita-muslimah] Re: Muslim Awam Membungkam Ocehan Intelek Liberal 
tentang Khilafah


  
"Khilafat 'ala minhajjin-nubuwwah" - Inilah term yang sejati, yaitu Khilafat 
yang berdasarkan sistem kenabian, sebagai penerus Nabi.

Jadi, yang disebut "Khilafat" adalah institusi/lembaga yang dipimpin oleh 
seorang Khalifah, dan Khalifah adalah penerus Nabi. Tidak ada namanya Khalifah 
tanpa adanya Nabi, sehingga tidak ada yang
namanya Khilafat tanpa adanya Khalifah.

Itulah makna yang hakiki sesuai ajaran dan sejarah Islam.

HT tidak akan pernah bisa mendirikan Khilafah, karena HT tidak punya Khalifah 
yang berfungsi sebagai IMAM (pemimpin), sebagai penerus Nabi.

Salam,
MAS

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Yudi Yuliyadi"  wrote:
>
> 
> 
> Muslim Awam Membungkam Ocehan Intelek Liberal tentang Khilafah
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> To: islamlibe...@yahoogroups.com
> From: "Ulil Abshar-Abdalla"  
> Date: Mon, 30 May 2005 22:32:07 -0700 (PDT)
> Subject: Re: ~JIL~ Negara Khilafah: Benda museum yang yang tak usah
> dihidup2kan lagi
> 
> 
> 
> 
> Salam,
> Orang yang masih percaya "negara agama universal", apapun namanya: negara
> universal Kristen (seperti terjadi di zaman abad pertengahan) atau negara
> khilafah, sama dengan orang yang masih percaya bahwa bumi itu datar, atau
> bumi itu dikelilingi matahari.
> 
> Sejarah bergerak terus, dan bentuk negara agama (termasuk negara khilafah)
> sudah menjadi bagian dari masa lampau, dan sebaiknya disimpan di museum
> saja: enak ditonton, tapi tak usah dihidup-hidupkan lagi. Dinosaurus memang
> enak ditonton, tetapi kalau dihidupkan lagi pasti akan menakutkan banyak
> orang.
> 
> Jikapun negara khilafah itu didukung oleh argumen agama, maka saya tak
> peduli. Dalil agama bukan dalil yang harus bertahan permanen. Banyak teks
> agama yang harus dibatalkan, karena sudah tak masuk akal.
> 
> Ulil 
> 
> 
> 
> 
> TANGGAPAN ORANG AWAM
> 
> 
> 
> 
> Saya justru tidak habis pikir bila masih ada orang yang menganggap mustahil
> berdirinya kembali khilafah. Keterlaluan dangkal dan piciknya pandangan
> mereka. Apakah visi mereka terkena rabun jauh sehingga hanya mampu
> menjangkau satu abad atau satu generasi atau malah hanya satu dekade ke
> depan? Atau barangkali ada bagusnya kita bersangka baik --atau buruk?--
> bahwa mereka itu sebetulnya hanya berpura-pura menutup dan memicingkan mata;
> sebagai bentuk ghazwul fikri untuk menghapus cita-cita --atau katakanlah
> utopia-- khilafah itu dari benak kaum muslimin. 
> 
> Khilafah bagi kaum muslimin --sekarang ini-- memang merupakan impian indah
> yang tidak mustahil --bahkan pasti-- terwujud kelak, tapi merupakan mimpi
> buruk bagi kaum kuffar, zindiq dan munafiq. Segala daya dan kekuatan mereka
> kerahkan untuk membendung geliat ummat Islam (saya tidak berbicara tentang
> HT dan saya bukan HT) ke arah itu. Saya kira mereka yang sedikit bervisi
> tajam, bisa membaca kegelisahan, kekuatiran bahkan mungkin sudah sampai pada
> tingkat kepanikan mereka menghadapi kemungkinan berulangnya kembali sejarah
> khilafah. 
> 
> Konyolnya, si Ulil mengangkat si Dino sebagai tamsil kemustahilan
> kebangkitan kembali khilafah. Dinosaurus memang sudah musnah dan tinggal
> fosil. Tapi manusia, muslim militan, mujahid dakwah masih eksis hingga
> sekarang. Calon khalifah setiap saat bisa lahir dari rahim kaum hawa
> (ataukah anak-cucu Adam dan Hawa juga telah musnah seperti Dino?). Harap
> dibedakan tingkatan maknanya antara cita-cita, utopia (khayalan) dan
> impossible (mustahil). 
> 
> Cita-cita berarti suatu target yang secara realitas mampu diraih. Seperti
> seorang anak ya

[wanita-muslimah] Re: Muslim Awam Membungkam Ocehan Intelek Liberal tentang Khilafah

2010-09-04 Terurut Topik ma_suryawan
"Khilafat 'ala minhajjin-nubuwwah" - Inilah term yang sejati, yaitu Khilafat 
yang berdasarkan sistem kenabian, sebagai penerus Nabi.

Jadi, yang disebut "Khilafat" adalah institusi/lembaga yang dipimpin oleh 
seorang Khalifah, dan Khalifah adalah penerus Nabi. Tidak ada namanya Khalifah 
tanpa adanya Nabi, sehingga tidak ada yang
namanya Khilafat tanpa adanya Khalifah.

Itulah makna yang hakiki sesuai ajaran dan sejarah Islam.

HT tidak akan pernah bisa mendirikan Khilafah, karena HT tidak punya Khalifah 
yang berfungsi sebagai IMAM (pemimpin), sebagai penerus Nabi.

Salam,
MAS


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Yudi Yuliyadi"  wrote:
>
> 
> 
> Muslim Awam Membungkam Ocehan Intelek Liberal tentang Khilafah
> 
>  
> 
> 
>  
> 
> 
> To: islamlibe...@yahoogroups.com
> From: "Ulil Abshar-Abdalla"  
> Date: Mon, 30 May 2005 22:32:07 -0700 (PDT)
> Subject: Re: ~JIL~ Negara Khilafah: Benda museum yang yang tak usah
> dihidup2kan lagi
> 
> 
> 
> 
> Salam,
> Orang yang masih percaya "negara agama universal", apapun namanya: negara
> universal Kristen (seperti terjadi di zaman abad pertengahan) atau negara
> khilafah, sama dengan orang yang masih percaya bahwa bumi itu datar, atau
> bumi itu dikelilingi matahari.
> 
> Sejarah bergerak terus, dan bentuk negara agama (termasuk negara khilafah)
> sudah menjadi bagian dari masa lampau, dan sebaiknya disimpan di museum
> saja: enak ditonton, tapi tak usah dihidup-hidupkan lagi. Dinosaurus memang
> enak ditonton, tetapi kalau dihidupkan lagi pasti akan menakutkan banyak
> orang.
> 
> Jikapun negara khilafah itu didukung oleh argumen agama, maka saya tak
> peduli. Dalil agama bukan dalil yang harus bertahan permanen. Banyak teks
> agama yang harus dibatalkan, karena sudah tak masuk akal.
> 
> Ulil 
> 
> 
> 
> 
> TANGGAPAN ORANG AWAM
> 
>  
> 
> 
> Saya justru tidak habis pikir bila masih ada orang yang menganggap mustahil
> berdirinya kembali khilafah. Keterlaluan dangkal dan piciknya pandangan
> mereka. Apakah visi mereka terkena rabun jauh sehingga hanya mampu
> menjangkau satu abad atau satu generasi atau malah hanya satu dekade ke
> depan? Atau barangkali ada bagusnya kita bersangka baik --atau buruk?--
> bahwa mereka itu sebetulnya hanya berpura-pura menutup dan memicingkan mata;
> sebagai bentuk ghazwul fikri untuk menghapus cita-cita --atau katakanlah
> utopia-- khilafah itu dari benak kaum muslimin. 
> 
> Khilafah bagi kaum muslimin --sekarang ini-- memang merupakan impian indah
> yang tidak mustahil --bahkan pasti-- terwujud kelak, tapi merupakan mimpi
> buruk bagi kaum kuffar, zindiq dan munafiq. Segala daya dan kekuatan mereka
> kerahkan untuk membendung geliat ummat Islam (saya tidak berbicara tentang
> HT dan saya bukan HT) ke arah itu. Saya kira mereka yang sedikit bervisi
> tajam, bisa membaca kegelisahan, kekuatiran bahkan mungkin sudah sampai pada
> tingkat kepanikan mereka menghadapi kemungkinan berulangnya kembali sejarah
> khilafah. 
> 
> Konyolnya, si Ulil mengangkat si Dino sebagai tamsil kemustahilan
> kebangkitan kembali khilafah. Dinosaurus memang sudah musnah dan tinggal
> fosil. Tapi manusia, muslim militan, mujahid dakwah masih eksis hingga
> sekarang. Calon khalifah setiap saat bisa lahir dari rahim kaum hawa
> (ataukah anak-cucu Adam dan Hawa juga telah musnah seperti Dino?). Harap
> dibedakan tingkatan maknanya antara cita-cita, utopia (khayalan) dan
> impossible (mustahil). 
> 
> Cita-cita berarti suatu target yang secara realitas mampu diraih. Seperti
> seorang anak yang rajin belajar bercita-cita kelak jadi doktor. Utopia
> berarti suatu keinginan yang secara realitas "nyaris" (99%) tidak mungkin
> tercapai. Misalnya Indonesia berencana mencaplok Amerika dalam waktu dekat
> ini. Sedangkan mustahil berarti sesuatu yang memang tidak mungkin terjadi.
> Contohnya Ulil ingin hidup seribu tahun lagi. Bagaimana dengan khilafah?
> Khilafah sudah pernah terjadi jadi jelas bisa dan bukan mustahil.
> Persoalannya tinggallah utopia ataukah cita-cita. 
> 
> Khilafah adalah utopia bila realitas eksternal dan internal ummat Islam
> --secara manusiawi-- belum memungkinkan. Dan dia beralih menjadi sebuah
> cita-cita bila kualitas dan kuantitas keberagamaan dan keduniawian ummat
> Islam telah mencapai taraf tertentu. Nah, berbicara tentang realitas
> (situasi dan kondisi), hanya orang dungu yang menyangka realitas tidak bisa
> berubah secara ekstrim, baik dalam jangka pendek apalagi panjang. Ulil...
> perbaiki visi kacamatamu! 8-D
> 
> Saya jadi teringat dengan ungkapan Albert Einstein ketika --tidak lama
> setelah Nagasaki dan Hiroshima dilumat bom atom dalam Perang Dunia Kedua--
> ditanya: bisakah anda memberi gambaran kira-kira bagaimana kemampuan
> persenjataan bila terjadi PD III? Dengan mata tajam menerawang dia menjawab:
> saya tidak mampu menerangkan bagaimana model senjata PD III; tapi agaknya
> saya bisa membayangkan senjata apa yang dipakai di PD IV. Sedikit heran, si
> penanya tak sabaran: senjata apa itu? Einstein menjawab dengan ketus