BISMILLA-HIRRAHMANIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
275. Antara Taqdir Allah Dengan Ikhtiar Manusia

Sebelum perang ada seorang muballigh keturunan Cina, sehingga ia lebih dikenal 
dengan nama kehormatan Guru Baba'. Ia pergi seorang diri bertabligh ke 
pelosok-pelosok, ke daerah-daerah rawan. Caranya berkomunikasi mudah dipahami. 
Di suatu tempat di perbatasan Bone dengan Camba, yang waktu itu masih rawan, ia 
menaklukkan seorang kepala rampok dalam pertarungan fisik. Setelah perampok itu 
mengakui kekalahannya, Guru Baba menjelaskan dengan cara sederhana tentang 
keterbatasan manusia. Ia berkata kepada perampok itu: "Coba angkat kaki 
kirimu", kata Guru Baba'. "Itu hal yang mudah," jawab perampok itu sambil 
dengan segera mengangkat kaki kirinya. "Sekarang," kata Guru Baba', "coba 
angkat kaki kananmu". Perampok itu menurunkan kaki kirinya, kemudian mengangkat 
kaki kanannya. "Angkat kaki kananmu tanpa menurunkan kaki kirimu," perintah 
Guru Baba'.

Taqdir dalam bahasa Indonesia biasanya diterjemahkan dengan nasib. Sesungguhnya 
terjemahan itu tidak kena, terlalu simplistik. Taqdir berasal dari akar kata 
yang dibentuk oleh tiga huruf, Qaf, Dal dan Ra, QaDdaRa, yang berarti membuat 
sesuatu menurut ukuran ataupun kapasitas tertentu. Firman Allah:

Sabbihi Sma Rabbika lA'lay. Alladziy Khalaqa faSawway. Walladziy Qaddara 
faHaday (S. Al A'lay, 1-3). Sucikanlah Nama Maha Pengaturmu. Yaitu Yang 
mencipta, lalu menyempurnakan. Yaitu Yang membuat menurut ukuran, lalu memberi 
petunjuk (87:1-3).

Wa Khalaqa Kulla Syayin faQaddarahu Taqdiyran (S. Al Furqa-n, 2). Dan Dia 
menciptakan lalu menentukan ukuran tiap-tiap sesuatu (25:2).

Allah menciptakan setiap benda langit, lalu menyempurnakan bentuknya. Allah 
menjadikan setiap benda langit dalam ukuran tertentu, lalu menunjukkan jalan 
benda-benda langit melalui medan gravitasi. Allah membuat ukuran dan kapasitas 
tertentu dalam DNA setiap benda hayati. (Untuk mengetahui apa itu DNA, silakan 
baca Seri 267, 6 April 1997, yang berjudul Cloning). DNA adalah blue print yang 
mengandung program Allah secara spesifik untuk setiap benda hayati. Apa akan 
menjadi pohon kurma, atau lebah, atau manusia. Jadi setiap benda hayati telah 
ditaqdirkan Allah sesuai program Allah dalam DNA. Allah telah mentaqdirkan 
lebah dapat terbang (Qaddara), kemudian Allah menunjuki lebah itu dengan naluri 
(faHaday) sehingga dapat membuat sarang yang indah dan mengumpulkan madu 
bunga-bungaan yang sedap rasanya, minuman yang berkhasiat menyembuhkan beberapa 
penyakit. Allah mentaqdirkan manusia tidak dapat terbang seperti lebah, 
sehingga kepala perampok itu tidak dapat mengangkat kaki kanannya sementara 
kaki kirinya tidak berjejak di atas bumi, seperti yang diperagakan Guru Baba 
dalam diri perampok itu.

Setiap pohon kurma, setiap ekor lebah, setiap seorang manusia ditaqdirkan Allah 
dengan program secara spesifik yang di"print" dalam DNA-nya masing-masing. 
Itulah sebabnya tak ada seorang juapun yang sama dan sebangun bentuk fisik 
manusia. Usia setiap manusia telah ditaqdirkan Allah dalam ukuran tertentu. 
Kalau mengambil perumpamaan tabung gas, maka setiap orang telah ditakdirkan 
Allah volume tabung gasnya. Apabila gas dalam tabung telah habis terpakai maka 
sampailah pula pada saat ajalnya.

Faidza- Ja-a Ajaluhum La- Yasta'khiruwna Sa-'atan wa La- Yastaqdimuwna (S. Al 
A'ra-f, 34). Apabila datang ajal mereka itu, tidaklah dapat mundur waktunya 
atau maju (7:34).

Ikhtiar manusia dalam bingkai Taqdir Allah terletak dalam hal penghematan 
pengeluaran gas dari tabung. Orang yang hemat memakai gasnya dalam arti hidup 
teratur, menjaga kesehatan, tidak hura-hura, tidak suka balap, tidak mengobral 
sex, tidak minum XTC, heroin dan sebangsanya, maka rentang waktu hidupnya 
panjang. Sedangkan sebaliknya orang yang tidak berikhtiar menghemat gas 
kehidupannya, hidup tidak teratur, berhura-hura, mengobral sex dan seterusnya, 
gasnya akan lekas habis, rentang waktu hidupnya pendek. Artinya orang yang 
ditaqdirkan Allah kecil tabung gasnya tetapi hemat memakainya, umurnya lebih 
panjang dari orang yang ditaqdirkan besar tabung gasnya tetapi boros 
memakainya. Besar kecilnya volume tabung adalah Taqdir Allah, sedangkan panjang 
pendek rentang waktu hidupnya tergantung pada ikhtiar manusia.

Berbeda dengan binatang dan tumbuh-tumbuhan, Allah memberikan ruh kepada 
manusia, yaitu manusia mempunyai ruh dan jasmani. Hidup di didunia ini ibarat 
pabrik, tempat manusia yang beriman untuk memproduksi kebajikan. Allah 
memberikan kebebasan kepada ruh manusia untuk beriman ataupun ingkar.

Wa Quli lHaqqu min Rabbikum faMan Sya-a falYu'min wa Man Sya-a fa lYakfur (S. 
Al Kahf, 29). Katakanlah kebenaran dari Maha Pengaturmu, siapa yang mau 
berimanlah, siapa yang mau kafirlah (18:29).

Allah mentaqdirkan manusia mempunyai ruh dan jasmani. Ruhnya diberi kebebasan 
memilih untuk beriman atau kafir, sedangkan jasmaninya diprogramkan Allah dalam 
DNA-nya.

Ikhtiar manusia yang dibatasi oleh Taqdir Allah dapat pula diilustrasikan dalam 
Dinamika Teknik, khususnya dalam rancang bangun otomotif. Manusia dapat 
berikhtiar merancang bangun kapasitas mesin otomotif sekehendaknya. Namun 
bagaimanapun besar kapasitas mesin itu, percepatan (dinyatakan dalam simbol a) 
yang dihasilkannya dibatasi oleh Taqdir Allah yang berwujud koefisien gesek 
antara ban dengan permukaan jalan (dinyatakan dalam simbol f) dan percepatan 
gravitasi (dinyatakan dalam simbol g). Supaya lebih jelas dikemukakan di bawah 
ini rumus yang menyatakan hubungan besaran-besaran tersebut:

amaximum = fcg/(b-fh),

c = jarak antara titik berat mobil dengan titik tengah dari kedua ban depan,
b = jarak antara titik tumpu ban belakang pada jalan dengan titik tumpu ban 
depan pada jalan, dan
h = tinggi titik berat mobil di atas jalan.

Bagaimanapun besarnya gaya dorong (F) mesin mobil, percepatan yang dihasilkan 
oleh mesin itu tidak dapat melebihi ungkapan sebelah kanan persamaan dalam 
rumus di atas. Ikhtiar manusia dapat menambah besar maximum dengan membuat 
konstruksi rangka mobil dengan memperbesar h. Akan tetapi ikhtiar manusia dari 
segi konstruksi ini dibatasi Taqdir Allah sebatas mobil itu masih dalam keadaan 
stabil, sebab jika h diperbesar seenaknya maka mobil akan berjungkir balik, 
ibarat orang ber-kop rol. WaLlahu A'lamu bi shShawab.

*** Makassar, 1 Juni 1997
[H.Muh.Nur Abdurrahman]
http://waii-hmna.blogspot.com/1997/06/275-antara-taqdir-allah-dengan-ikhtiar.html



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke