BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
809 Betulkan Hajar Gundik Nabi Ibrahim AS ?
 
Melalui jalur pribadi (Japri) saya menerima email, yang isinya pendek saja 
seperti berikut: Ustadz, apakah benar tulisan seorang bernama Ahmad Badrudduja 
pada sebuah milis yang menyatakan bahwa: "Isamel adalah anak dari gundik 
Ibrahim" ? 

Firman Allah:
-- YAYHA ALDZYN AMNWA AN JAaKM FASQ BNBA FTBYNWA (S. ALHJRAT, 49:6), dibaca: 
-- ya-ayyuhal ladzi-na a-manu- in ja-kum fa-siqum binabain fatabayyanu-, 
artinya:
-- Hai orang-orang beriman, jika datang kepadamu orang-orang fasiq dengan 
annaba', maka lakukanlah tabayyun.

Kita asumsikan bahwa Ahmad Badrudduja itu orang fasik, maka annaba' (informasi) 
yang diberitakannya kita lakukana tabayyun (klarifikasi) pada referens 
Al-Quran, Hadits, dan kalau perlu Bible juga. Kalau annaba' yang beritakan 
Ahmad Badrudduja itu cocok dengan referens, maka dia bukanlah orang fasik, 
namun apabila ditolak oleh referens, maka asumsi kita benar, dia itu orang 
fasik: 

Dalam Al-Quran dan Hadits tidak ada disebutkan bahwa Hajar atau Hagar Ibunda 
Ismail itu adalah gundik Nabi Ibrahim AS. Bagaimana dengan Bible ?

[KJVR-Genesis 16:3] And Sarai Abram's wife took Hagar her maid the Egyptian, 
after Abram had dwelt ten years in the land of Canaan, and gave her to her 
husband Abram to be his wife (terjemahan LAI:  Jadi Sarai, isteri Abram itu, 
mengambil Hagar, hambanya, orang Mesir itu, --yakni ketika Abram telah sepuluh 
tahun tinggal di tanah Kanaan--,lalu memberikannya kepada Abram, suaminya, 
untuk menjadi isterinya). 

Kitab Genesis sendiri menyatakan bahwa Hagar bukanlah gundik Ibrahim, jadi 
pembawa annaba' yaitu Ahmad Badrudduja adalah orang fasik.

Bagaimana dengan kedudukan Hajar sebagai maid atau hamba ? Terlepas dari Hajar 
sebagai hamba atau bukan, marilah kita tilik kedua belas suku Bani Israil, 
yaitu yang berasal dari ke-12 anak laki-laki Israil (nama lain dari Nabi Ya'qub 
AS). Mereka itu adalah:
 
Anak-anak dari Lea: Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar, Zebulon:  6 orang
Anak-anak dari Rahel: Yusuf, Benyamin                                           
      2
Anak-anak dari Zilpa (budak Lea): Gad, Asyer                                    
   2
Anak-anak dari Bilha:(budak Rahel,): Dan, Naftali                               
  2   
                                                                                
                       ------------
                                                                                
                Jumlah   12 orang
Tidak ada dalam Bible yang membeda-bedakan ke-12 suku Bani Israil itu. Jadi 
tidak ada alasan untuk membedakan kedudukan Ismail dengan Ishaq meniliK kepada 
ibu keduanya, Hajar dan Sarah, itu andaikata asumsi bahwa Hajar itu adalah 
budak.

Benarkah Hajar itu seorang budak ?  Marilah kita menilik pada Targum. Dapat 
dibaca dalam Targum oleh seorang Rabbi (pendeta Yahudi) yang termasyhur, 
Salomon bin Ishak (1040-1105) dari Troye (= Ilion = Pergame; sekarang 
Hissarlick di Turki): Hagar adalah puteri dari Firaun yang ketika melihat aneka 
mu'jizat dari pihak Sarah, berkata: lebih baik untuk anak perempuan saya ini 
menjadi pembantu dalam rumah (Ibrahim)," sehingga diangkatnya Ibrahim menjadi 
menantunya. Targum (Tafsir Taurat) berisi kitab-kitab sejarah dan kitab Para 
Nabi. Kebiasaan membacakan Kitab Suci kepada jemaat di synagoge dengan diikuti 
uraian secara lisan dalam bahasa Aram (bahasa pribumi) mulai berkembang pada 
abad-abad akhir Sebelum Masehi. Bahasa Ibrani makin kurang dikenal khalayak 
ramai sebagai bahasa lisan, maka mereka perlu dilengkapi dengan tafsiran teks 
Kitab Suci dalam bahasa yang sungguh-sungguh mereka fahami, jika mereka 
diharapkan untuk mengerti apa yang dibacakan kepada mereka. Rabbi yang bertugas 
untuk memberikan uraian lisan ini disebut methurgeman (penerjemah atau 
penafsir) dan uraiannya itu disebut Targum. Rabbi Salomon bin Ishak menyatakan: 
Hagar adalah puteri dari "Firaun", berhubung pada waktu itu belum ada yang tahu 
bahwa pernah Dinasti Fir'aun dipotong selama 150 tahun oleh Dinasti Raja-Raja 
Hyksos. Dalam Al-Quran disebutkan Nabi Yusuf AS berhadapan dengan Malik, bukan 
Fir'aun:

-- WQAL ALMLK ANY ARY SB'A BRRT SMAN YAKLHN SB'A 'AJAF (S. YWSF, 12:43), dibaca:
-- waqa-lal maliku inni- ara- sab'a baqara-tin sima-nin ya'kuluhunna sab'un 
'ija-fun, artinya:
-- Raja berkata "Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang 
gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus."

Bandingkan dengan Bible yang tidak mengenal Penguasa Mesir Kuno selain dari 
Dinasti Fir'aun:
[Kejadian 41:4] Lembu-lembu yang buruk bangunnya dan kurus badannya itu  
memakan ketujuh ekor lembu yang indah bangunnya dan gemuk itu. Lalu terjagalah 
Firaun. 

Bagi ummat Islam tentu tidak perlu bukti pendukung tentang Dinasti Fir'aun, 
Penguasa Mesir Kuno, pernah dipotong oleh Dinasti Raja-Raja Hyksos selama 150 
tahun. Tetapi bagi yang non-Muslim tentu saja membutuhkan rujukan arkeologis. 
Hieroglyph, yaitu tulisan kuno Mesir berhasil diungkapkan cara membacanya oleh 
Jean Francois Cahampollion (1790 - 1832). Maka dengan dapatnya dibaca 
hieroglyph itu, terkuaklah sejarah Mesir Kuno dengan sejelas-jelasnya, antara 
lain orang Hyksos (Al-Malik = Raja Gembala) dari Kan'an menaklukkan Mesir dan 
menumbangkan Dinasti Fir'aun. Dinasti Hyksos ini menguasai Mesir selama kurang 
lebih 150 tahun (1700 - 1550) sebelum Miladiyah. Dinasti Raja-Raja Hyksos, 
sebagai dinasti XV dan XVI mendapatkan legitimasi dalam Dokumen Hieroglyph yang 
tertera dalam Daftar Penguasa Mesir di Turin.
 
Nabi Ibrahim AS diterima dengan baik oleh Slitis, Raja pertama dari Dinasti 
Hyksos, berhubung bangsa Hyksos berasal dari qaum 'Ad yang bernabikan Nabi Hud 
AS. Bangsa Hyksos ini merubuhkan semua kuil untuk menyembah dewa-dewa Mesir 
Kuno. Ini diberitakan oleh Josephus yang mengutip Manetho(*): "By main force 
they easily overpowered the rulers of the land, and they razed to the ground 
the temples of gods." WaLlahu a'lamu bisshawab.

***

Makassar, 6 Januari 2008
[H.Muh.Nur Abdurrahman]
http://waii-hmna.blogspot.com/2008/01/809-betulkan-hajar-gundik-nabi-ibrahim.html

-------------------------------------
(*)
Manetho (ca. 250 B.C.) also known as Manethon of Sebennytos, was an Egyptian 
historian and priest from Sebennytos (ancient Egyptian: Tjebnutjer) who lived 
during the SECOND PERSIAN PERIOD [343-332 B.C.] (Manetho, juga dikenal sebagai 
Manethon dari Sebennytos, adalah seorang sejarawan Mesir dan tokoh agama dari 
Sebennytos (Mesir purba: Tjebnutjer) yang hidup pada zaman Periode Parsi Kedua)


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke