Artikel yang menarik.. Thanks :D On Jul 14, 2010, at 8:13 AM, kangbud wrote:
> Demi Masa Depan, Penuhi 7 Kebutuhan Emosional Anak > Tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan emosional seorang anak, dapat > menghalangi masa depannya. Anak yang tangki emosionalnya selalu terpenuhi, > biasanya, lebih ulet dan cenderung tidak banyak bergantung kepada teman > sebayanya. Selain itu, dia juga akan lebih percaya diri dan menjadi orang > dewasa yang bertanggungjawab. Apa sajakah kebutuhan emosional anak? > Sebagaimana dinyatakan Wes Fleming, seorang pakar parenting, di dalam bukunya > Raising Children on Purpose seperti dilansir situs www.parentguidenews.com, > anak setidaknya memiliki tujuh kebutuhan emosional. Ketujuh kebutuhan > tersebut > terangkum dalam kata PARENTS (dalam Bahasa Inggris berarti orangtua), yaitu > Protection (perlindungan), Acceptance (penerimaan/dukungan), Recognition > (pengakuan/penghargaan), Enforced limits (terlaksananya batasan-batasan > aturan), > Nearness (kedekatan), Time (waktu), dan Support (sokongan). > Protection(perlindungan) > Anak-anak sangat membutuhkan perasaan aman dan nyaman. Mereka membutuhkan > rumah yang apabila terjadi konflik di dalamnya bisa dengan segera > terselesaikan, rumah yang mana penghuninya saling menghormati, dan rumah di > mana tingkah laku orangtua bisa diprediksi dan terpercaya. Di dalam rumah > tersebut, sifat saling percaya tumbuh subur, di mana anak-anak tahu bahwa > mereka bisa mendatangi ibu, ayah, atau orang-orang yang merawat mereka untuk > mendapatkan kasih sayang dan dukungan, kapan saja. > Anak-anak sangat membutuhkan perasaan aman dan nyaman. Mereka membutuhkan > rumah yang apabila terjadi konflik di dalamnya bisa dengan segera > terselesaikan > Tanpa atmosfer saling percaya, kedekatan dan interdependensi keluarga akan > mendapatkan hambatan yang berarti untuk didapatkan, jika tidak ingin > dikatakan > mustahil. Dan ketika orangtua berjuang merawat anak-anak mengikuti irama mood > yang fluktuatif, kemarahan meledak-ledak, atau kegelisahan kronis, maka > anak-anak akan merasa diabaikan, tidak dicintai, dan penuh ketakutan. > Anak-anak juga tidak mampu untuk mengerti secara sepenuhnya, dan tidak bisa > menerima alasan-alasan baik orangtua yang disibukkan persoalan tagihan atau > kemarahan terhadap pasangannya. > Pada kenyataannya Islam juga mengajarkan konsep perlindungan anak. Dalam > artikelnya, Perlindungan Anak dalam Konsep Islam, Taufik Hidayat SH, menulis, > afirmasi perlindungan anak dalam Islam dapat ditelusuri secara jelas dari > hadits Cukup berdosa seorang yang mengabaikan orang yang menjadi > tanggungannya. (HR. Abu Dawud, An-Nasai, dan Al-Hakim) > Hadits tersebut turun (asbab al-wurud) disebabkan adanya penelantaran > terhadap > anak. Dengan demikian, Islam melarang terjadinya penelantaran terhadap anak, > karena mengabaikan perlindungan kepadanya yang merupakan salah satu bentuk > kekerasan terhadapnya. > Isyarat perlindungan anak yang dikehendaki Allah SWT tertuang dalam > firman-Nya, Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang > yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. > Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu > untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada > takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa > yang kamu perbuat. (Al-Maidah 8) > Ayat di atas turun berawal dari peristiwa yang menimpa An-Numan bin Basyir. > Suatu ketika, An-Numan bin Basyir mendapatkan sesuatu pemberian dari > ayahnya, > kemudian Ummi Umrata binti Rawahah berkata Aku tidak akan ridha sampai > peristiwa ini disaksikan oleh Rasulullah. Persoalan itu kemudian dibawa ke > hadapan Rasulullah SAW untuk disaksikan. Rasul kemudian berkata Apakah semua > anakmu mendapat pemberian yang sama? Ayah An-Numan menjawab, Tidak. > Beliau > berkata lagi, Takutlah engkau kepada Allah dan berbuat adillah engkau kepada > anak-anakmu. > Sebagian perawi menyebutkan bahwa beliau bersabda, Sesungguhnya aku tidak > mau > menjadi saksi dalam kecurangan. Mendengar jawaban itu lantas ayah An-Numan > pergi dan membatalkan pemberian kepada An-Numan. (HR. Bukhari dan Muslim). > Anak yang tidak mendapatkan perlindungan, tidak kepercayaan, dan perhatian > orang dewasa, maka dia akan bereaksi dengan penuh perasaan terluka dan dendam > Esensi ayat tadi adalah semangat menegakkan keadilan dan perlindungan > terhadap > anak. Anak yang tidak mendapatkan perlindungan, tidak kepercayaan, dan > perhatian orang dewasa, maka dia akan bereaksi dengan penuh perasaan terluka > dan dendam. > Acceptance(dukungan) > Anak-anak sangat membutuhkan dukungan dan penerimaan yang baik. Mereka > membutuhkan dua hal tersebut dari teman-teman, para guru, pengasuh, pelatih, > dan pendidik mereka. Dan terlebih lagi, mereka membutuhkan dukungan dari > orangtua mereka. Anak-anak sangat menginginkannya, meski mereka memiliki > keterbatasan-keterbatasan alamiah, ketidaksempurnaan fisik, dan > perbedaan-perbedaan prestasi dan prestise. Bagaimanapun kondisi setiap anak, > mereka tetap layak mendapatkan cinta. > Segenap respons kita atas kebutuhan anak-anak kita akan dukungan menjadi > sumber utama pemahaman diri mereka. Kita merupakan cermin pertama yang > dipandangi anak-anak kita. Mereka memandangi wajah-wajah kita dan melihat > sebuah refleksi betapa mereka sangat berharga dan bernilai, sehingga mereka > merasa akan diberi dukungan atau mungkin sebaliknya. > Apabila respons dan dukungan kita kepada anak disertai kesabaran dan > penghormatan, maka paradigma terhadap dirinya pun positif. Namun apabila kita > seringkali mengkritik anak dan bersikap kasar kepadanya, maka pemahaman > terhadap dirinya pun akan negatif; mengakibatkan rendahnya kepercayaan diri, > dan berkorespondensi dengan lingkungan secara destruktif. > Islam telah lama mengatur hal ini. Perhatian dan dukungan orangtua kepada > anak-anak semasa kecil menjadi sebuah kewajiban dalam ajaran Islam. Allah > berfirman, Dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak > cucuku. Sungguh, aku bertobat kepada-Mu dan sungguh, aku termasuk orang > muslim. (Al-Ahqaf: 15). > orangtua yang baik senantiasa memohon kepada Allah agar bisa mencurahkan > kebaikan kepada anak cucu, demi mendukung perkembangan dan pertumbuhan mereka > Ayat tersebut mengindikasikan bahwa orangtua yang baik senantiasa memohon > kepada Allah agar bisa mencurahkan kebaikan kepada anak cucu, demi mendukung > perkembangan dan pertumbuhan mereka. Anak adalah amanah dari Allah yang > dititipkan kepada orang tua supaya mereka dididik dengan baik, diberi nama > dengan baik, diberi pendidikan dengan secukupnya, diajarkan dasar-dasar > pendidikan Islam dan halal-haram, baik dan buruk serta akhlak yang mulia. > Jelas, semua ini adalah sebuah perhatian dan dukungan paripurna untuk anak, > seperti diinstruksikan Islam. > Dalam Al-Quran Allah berfirman yang artinya, Hai orang-orang beriman, > peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah > manusia dan batu. (At-Tahrim: 6) > Recognition(pengakuan/penghargaan) > Anak akan merasa sangat kecewa dan hancur jika dia dianggap gagal di mata > orangtuanya. Meskipun hasrat mereka tersembunyi, anak-anak Anda memendam > kerinduan mendalam untuk menyenangkan dan mendapat penghargaan Anda. Mereka > sangat ingin mendengar orangtua mereka berkata, Saya sangat bangga kepadamu. > Pekerjaan yang bagus. Saya sangat menghargai kamu. Artinya, mereka sangat > ingin merasakan restu dan apresiasi Anda. > Oleh karena itu, Rasulullah SAW selalu membuat anak-anak bergembira dan > merasa > berharga, antara lain dengan menyambut anak dengan baik, mencium dan bercanda > dengan mereka, mengusap kepala mereka, menggendong dan memangku mereka, > menghidangkan makanan yang baik, makan bersama mereka, membangun kompetisi > sehat dan memberi imbalan kepada pemenangnya. > Rasulullah SAW selalu membuat anak-anak bergembira dan merasa berharga, > antara lain dengan menyambut anak dengan baik, mencium dan bercanda dengan > mereka, mengusap kepala mereka, dsb > Umumnya manusia, apalagi anak-anak, suka berlomba. Rasulullah pun suka > membuat > anak-anak berlomba, misalnya ketika beliau membariskan Abdullah, Ubaidillah, > dan anak-anak Abbas lainnya, lalu bersabda, Siapa yang mampu membalap saya, > dia bakal dapat ini dan itu Maka mereka pun berlomba membalap Rasulullah > SAW sehingga berjatuhan di atas dada dan punggung beliau. Setelah itu mereka > diciumi dan dipegangi oleh beliau. > Karena biasanya, jika rasa menghargai dan apresiasi itu lenyap dari rumah, > maka anak-anak akan kehilangan harapan dalam menerima penghargaan apa pun > dari > orang lain. Hasilnya, beberapa anak biasanya suka cemberut dan bertabiat suka > mengejek orang lain. Anak-anak yang memiliki harapan tinggi dan jarang > mendapatkan afirmasi, biasanya tumbuh menjadi anak-anak yang rewel dan suka > mengomel. Logika emosional mereka berkata bahwa jika mereka tidak mampu > merebut restu dan penghargaan orangtua mereka, maka mereka memiliki > kekurangan > dalam diri. Mereka berkesimpulan bahwa mereka tidak cukup baik atau bagus. > Kemudian ketika beranjak dewasa, mereka kerap mendorong orang untuk > menyenangkan orang lain, agar meraih apa yang tidak didapatkan mereka ketika > kecil. Atau mereka akan menunjukkan kebiasaan bekerja berlebihan, berusaha > dengan penuh dendam untuk membuktikan kepada orang lain bahwa mereka baik dan > bagus. > Secara paradoks, ketiadaan pengakuan pada masa kanak-kanak bisa menyebabkan > anak-anak ketika dewasa menjadi menjalani kehidupan tidak produktif dan > tidak berprestasi. Perasaan kekurangan dalam diri mampu menimbulkan sikap > menunda-nunda pekerjaan yang kronis, tidak mampu mengemban tanggung jawab, > dan > memiliki sifat mudah menyerah. > Enforced limits (terlaksananya batasan-batasan aturan) > Anak-anak membutuhkan peraturan dan batasan-batasan yang mengatur kehidupan > mereka secara wajar, sebagai mereka membutuhkan berbagai peraturan ketika > bermain sepakbola. Tanpa adanya aturan, anak bisa putus asa, hidup tanpa arah > yang jelas, dan penuh ketakutan. Tanpa adanya disiplin yang penuh kasih > sayang, anak-anak akan merasakan ketiadaan proteksi dan perawatan dari > orangtua mereka. > Anak-anak membutuhkan peraturan dan batasan-batasan yang mengatur kehidupan > mereka secara wajar > Anak-anak terbiasa ber-acting dalam tingkah laku mereka. Hal itu merupakan > cara mereka untuk mengekspresikan kebutuhan akan struktur dan keselamatan > dalam kondisi-kondisi yang mereka rasakan penuh kekacauan, tidak terduga, dan > lingkungan yang mengancam. Makanya, dalam beberapa hal, anak benar-benar > memohon adanya disiplin. > Arahan dan peraturan yang tegas merefleksikan kemauan kita untuk menolong > anak-anak menemukan kontrol yang mereka cari. Menerapkan peraturan dan > membiasakan disiplin kepada anak-anak dapat membantunya untuk kelak taat > kepada peraturan-peraturan yang ditetapkan Allah dan Rasul-Nya. Karena Islam > sangat meniscayakan ketaatan dan disiplin para pemeluknya terhadap Al-Quran > dan Sunnah Rasul. > Dalam ajaran Islam banyak ayat Al-Quran dan Hadits yang memerintahkan > disiplin dalam arti ketaatan pada peraturan yang telah ditetapkan. Allah > berfirman, Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul > (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat > tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul > (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. > yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (An-Nisa > 59) > Atau perintah agar disiplin dan memerhatikan waktu. Allah kerap kali > menyatakan dengan berbagai penyebutan waktu di dalam Al-Quran, misalnya: > Wal-Fajri (demi waktu shubuh), Wadh-Dhuha (demi waktu pagi), Wan-Nahar (demi > waktu siang), Wal-Ashr (demi waktu sore), Wal-Lail (demi waktu malam). > Dari catatan perjalanan sejarah Islam, kita juga dapat memperoleh pelajaran > penting tentang kedisiplinan. Ketika Rasulullah dan para sahabat beliau > menghadapi musuh pada Perang Uhud, ada sebagian pasukan yang ditugaskan untuk > menempati posisi penting dalam strategi perang rancangan Rasulullah > mengabaikan perintah dan tugas yang telah diberikan. Akibat tindakan > indisipliner, pasukan Islam pada perang tersebut mengalami kekalahan besar > menghadapi tentara kafir Quraisy Makkah. > Disiplin adalah kunci sukses, sebab dalam disiplin akan tumbuh sifat yang > teguh dalam memegang prinsip, tekun dalam usaha, pantang mundur dalam > kebenaran, dan rela berkorban untuk kepentingan Islam > Itu hanya sebagian contoh dari kasus ketidakdisiplinan dalam perang, tentu > kita bisa memastikan akibat yang sama dalam aspek-aspek lain. Disiplin adalah > kunci sukses, sebab dalam disiplin akan tumbuh sifat yang teguh dalam > memegang > prinsip, tekun dalam usaha, pantang mundur dalam kebenaran, dan rela > berkorban > untuk kepentingan Islam. > Nearness (kedekatan) > Memeluk, memegang, dan bahkan permainan gulat penuh kasih sayang dengan anak > Anda dapat mendepositokan sensasi-sensai kenangan akan kenyamanan dan > keamanan > dalam kehidupan. Kemungkinan besar, cara paling mujarab untuk memberi jaminan > kepada anak-anak bahwa mereka dicintai dan merasa aman adalah menggendong dan > memeluk mereka. Jari dan tangan Anda memberi anak perasaan terlindungi, > kenyamanan, dan penghargaan. > Kedekatan orangtua juga memberi anak-anak pengetahuan bahwa mereka sangat > bernilai, sehingga mereka harus digendong dan dipeluk. Kasih sayang itu > mengatakan, Nak, engkau begitu kusayangi, sehingga aku selalu ingin > menggendongmu, dan membuatmu nyaman. > Pun demikian dengan Rasulullah yang begitu pengasih dan penyayang kepada > anak-anak. Ketika Nabi Muhammad SAW melewati rumah putrinya, yaitu Fatimah, > beliau mendengar Al-Husain sedang menangis, maka beliau berkata kepada > Fatimah, Apakah engkau belum mengerti bahwa menangisnya anak itu > menggangguku? Lalu beliau memangku Al-Husain di atas lehernya dan berdoa, > Ya > Allah, sesungguhnya aku cinta kepadanya, maka cintailah dia. Lalu ketika > Rasulullah sedang berada di atas mimbar, Al-Hasan tergelincir. Lantas beliau > pun turun dari mimbar dan merangkul anak tersebut. > Rasulullah pun tak jarang memanggil anak-anak dengan nama panggilan penuh > kasih sayang, untuk membangun kedekatan dengan mereka > Rasulullah pun tak jarang memanggil anak-anak dengan nama panggilan penuh > kasih sayang, untuk membangun kedekatan dengan mereka. Bermacam-macam cara > beliau memanggil anak, tujuannya untuk menarik perhatian dan membuat anak > siap > mendengar apa yang hendak dipesankan. Panggilan semisal nughair (si burung > pipit), ghulam (anak, berarti: wahai anakku), Zuwainib (Zainab kecil), dan > lain sebagainya. > Time (waktu) > Anak-anak sangat membutuhkan waktu, baik dari segi kualitas dan kuantitas. > Relasi orangtua-anak yang baik membutuhkan perhatian terfokus (kualitas) dan > banyaknya waktu yang dihabiskan bersama (kuantitas). Bersenang-senang dengan > anak-anak kita sangat sederhana, hanya dengan bermain-main bersama mereka, > kemudian kirimlah pesan kepada mereka, Kamu sungguh menarik, menyenangkan, > dan berharga. > Tidak cukup bagi anak-anak Anda untuk mengetahui bahwa Anda ada di sekitar > mereka; tapi mereka juga harus tahu bahwa kita begitu menikmati ada bersama > mereka. Ketika Anda mengejar anak-anak dalam sebuah permainan, tertawa > bersama, menggelitiki, dan menggoda mereka, maka kehadiran Anda sangat > dirasakan oleh mereka. > Kesibukan Anda dalam bekerja atau mengurusi tugas-tugas domestik, tidak > menjadi penghalang untuk bercengkerama dengan anak-anak. Karena persoalan > tidak terletak pada minimnya waktu yang Anda miliki, tapi lebih kepada > bagaimana Anda menghabiskan waktu tersebut. Sah-sah saja Anda bekerja, atau > merapikan rumah, memasak, mencuci, menyetrika, dan lain-lain, tapi harus > diingat bahwa anak-anak pun membutuhkan Anda. > Support (dukungan) > Sebagaimana anak-anak membutuhkan dukungan dan bantuan secara fisik ketika > mereka belajar berjalan pertama kali, mereka juga membutuhkan dukungan > emosional ketika misalnya berjalan menapaki masa depan, seiring dengan > bertambahnya usia mereka. Berlawanan dengan keyakinan kebanyakan orang, yang > menyatakan bahwa remaja tidak membutuhkan bantuan dan ingin independen, > sejatinya mereka menginginkan dukungan. > Berilah anak Anda kebebasan untuk tumbuh, selama tidak menyelisihi > aturan-aturan yang diterapkan, berdasarkan prinsip-prinsip Islam > Berilah anak Anda kebebasan untuk tumbuh, selama tidak menyelisihi > aturan-aturan yang diterapkan, berdasarkan prinsip-prinsip Islam. Dan biarkan > mereka tahu bahwa Anda siap mengulurkan bantuan dan dukungan kepada mereka. > Demikianlah, memenuhi tujuh kebutuhan emosional anak-anak sejatinya > meletakkan > dasar bagi masa depan mereka. Cinta dan kasih sayang mampu mengembangkan > kapasitas kepercayaan, yang pada gilirannya membekali anak-anak dengan > berbagai piranti yang mereka butuhkan untuk menanggulangi permasalahan di > masa > mendatang. Jika tangki emosional anak-anak terpenuhi, maka mereka siap > untuk > meniti jalan sukses di masa depan. Semoga! [ganna pryadha/voa-islam.com] > > http://voa-islam.com/muslimah/pendidikan/2010/07/13/8080/demi-masa-depanpenuhi-7-kebutuhan-emosional-anak/ > > [Non-text portions of this message have been removed] > > [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------------------ ======================= Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: wanita-muslimah-dig...@yahoogroups.com wanita-muslimah-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/