berita hoax apa asli nih ?
2010/4/29 cak lis <cak...@yahoo.com> > > > dari milis sebelah :) > > --- On Wed, 4/28/10, Satrio Arismunandar > <satrioarismunan...@yahoo.com<satrioarismunandar%40yahoo.com>> > wrote: > > From: Satrio Arismunandar > <satrioarismunan...@yahoo.com<satrioarismunandar%40yahoo.com> > > > Subject: [syiar-islam] Istana larang Jilbab Untuk Reporter AntaraTV > To: "news Trans TV" > <news-tran...@yahoogroups.com<news-transtv%40yahoogroups.com>>, > "Syiar Islam" <syiar-is...@yahoogroups.com <syiar-islam%40yahoogroups.com>>, > "HMI Kahmi Pro Network" > <kahmi_pro_netw...@yahoogroups.com<kahmi_pro_network%40yahoogroups.com>>, > "naratama naratama" > <naratam...@yahoogroups.com<naratamatv%40yahoogroups.com>>, > "kampus tiga" <kampus-t...@yahoogroups.com <kampus-tiga%40yahoogroups.com>>, > "pantau" <pantau-komuni...@yahoogroups.com<pantau-komunitas%40yahoogroups.com> > > > Date: Wednesday, April 28, 2010, 11:32 PM > > > > Istana larang Jilbab Untuk Reporter AntaraTV > > Posted by: "RACHMAD BACAKORAN" rbacako...@yahoo. com > > Wed Apr 28, 2010 8:50 am (PDT) > > (Dikutip dr milis jurnalisme) > > Jakarta 28 April 2010 > > Istana larang Jilbab Untuk Reporter AntaraTV > > Istana kepresidenan bertingkah lagi, kali ini mereka mengharuskan wartawan > wanita salah seorang reporter AntaraTV untuk melepaskan jilbabnya saat > wawancara dengan Ibu Presiden Ani Yudhoyono. Jilbab merupakan salah satu > penutup kepala untuk seorang wanita muslim, aneh kalangan protokoler berbuat > begitu, kita perhatikan biasanya kalangan wanita yang bertugas di Istana > mereka mengenakan jilbab mereka, apakah karena ini wawancara dengan Ibu Ani > jadi harus dibuka jilbabnya? > > > > Ini terjadi pekan-pekan kemarin, dari salah satu sahabat yang menyaksikan > siaran AntaraTV tersebut mengatakan, "Dengan bu Ani jilbab harus dibuka toh? > hehehe ¦selamat dg pengalaman pertamax, pada hari Rabu, 21 April jam 14:57, > Reporter AntaraTV yang menjadi "Korban" tersebut yaitu Zulek > Zulaikha mengaku stess dengan aturan protokoler tersebut, "Jelek ya, aku > sadar kok ngga banget dah stress dengan aturan protokoler, pada hari Rabu, > 21 April jam 16:00, > > Bagaimana bisa ini terjadi di negara Indonesia yang penduduk muslimnya > terbesar di dunia? Sedangkan dinegara Eropa yang masyarakat muslimnya > minoritas mati-matian mempertahankan jilbabnya, tetapi di indonesia malah > disuruh buka. Apalagi aksi-aksi pelajar yang baru lulus dari sekolah, > mereka juga seenaknya melepaskan jilbab karena sudah lulus dari sekolah. > Aksi Buka Jilbab Warnai Konvoi Kelulusan Siswa, Aksi membuka jilbab > mewarnai konvoi kelulusan siswa/siwi SMA/MA dan SMK di Pamekasan, Madura, > Jawa Timur, pekan yang lalu. Siswi yang biasanya diharuskan menggunakan > jilbab, saat konvoi tidak lagi menggunakan jilbab. Bahkan jilbab para siswi > ini dijadikan bendera sambil berboncengan dengan teman laki-laki mereka.Para > siswi ini juga merayakan kelulusan dengan menggunting rok. > > > > Pakaian ini sudah tidak akan saya pakai lagi, karena sudah lulus, kata > salah seorang siswi SMA di Jalan Pintu Gerbang, dengan wajah ceria. Aksi > lepas jilbab dan gunting > > rok para siswa SMA di Pamekasan ini merupakan salah satu aksi yang > dilakukan para siswa dalam merayakan kelulusan ujian nasional (UN) di > Kabupaten Pamekasan. > > > > Selanjutn ya para siswa ini bergabung dengan rombongan konvoi lain yang > terpusat di jalan Kabupaten depan kantor rumah Dinas Bupati Pamekasan. Dari > lokasi ini, para peserta konvoi kemudia bergarak menuju Jalan Trunojo > Pamekasan. Kami akan merayakan kelulusan di pantai Camplong Sampang, kata > salah seorang peserta konvoi Ainur. > > > > Remaja dengan rambut dicat warna merah mengaku, di pantai Camplong para > siswa akan melakukan balapan bersama para siswa dari Kabupaten Sampang. > Sementara para siswi yang sudah melakukan aksi lepas jilbab dan gunting rok > juga terlihat bersama rombongan peserta konvoi. Bahkan ada yang berboncengan > dengan cara berdiri.Kita perlu baca pemikiran-pemikiran segar agar mampu > menjelaskan fenomena aksi buka jilbab ini. Dunia Indonesia di masa depan > adalah milik mereka. Jika > > mereka melakukannya sekarang bapak-bapak dan ibu guru serta senior memang > jelas akan membuat mereka tidak berkutik. Mereka memang tidak berkutik, > tetapi pasti masih akan hidup dan menjadi besar seperti bapak-bapak dan > ibu-ibu.  Namun ketika  kemudian mereka sudah saatnya menjalankan era > kepemerintahan mereka, maka mereka akan muncul dengan dunia baru yang mereka > kehendaki. Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu > dan istri-istri orang mukmin: ˜Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke > seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk > dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi > Maha Penyayang. (QS. Al-Ahzab: 59). > > > > Akhir-akhir ini terdapat fenomena islamophobia di negara-negara Eropa > marak, mulai dari kartun pelecehan Nabi saw. di Denmark hingga larangan > membangun menara masjid di Swiss.  Termasuk di antara ekspresi Islamophobia > adalah adanya larangan jilbab seperti > > yang terjadi di Perancis dan pembunuhan seorang wanita muslimah Mesir di > tengah persidangan pengadilan di Jerman lantaran membela kehormatan dirinya > sebagai wanita berjilbab.Dari Eropa dilaporkan bahwa Presiden Prancis > Nicolas Sarkozy akan mengajukan Rancangan Undang-Undang mengenai larangan > memakai burqa ke parlemen Mei mendatang. Juru bicara Luc Chatel, Rabu 21 > April 2010, mengatakan,â€� Sarkozy akhirnya memutuskan terus maju untuk > mengesahkan larangan pemakaian jilbab dan semacamnya di tempat umum.â€�Ini > merupakan langkah politis pertama yang diambil Sarkozy mengenai larangan > tersebut meski berulang kali dia menegaskan bahwa pakaian seperti burka dan > niqab mengekang perempuan dan tidak bisa diterima di Prancis, negara dengan > pemerintahan sekuler. Sarkozy menekankan bahwa segala sesuatu harus > dilakukan tanpa membuat seseorang merasa terstigma. Menurut Sarkozy, pakaian > tertutup perempuan muslim tidak menimbulkan persoalan agama, tetapi > > mengancam > > martabat perempuan.Prancis merupakan kediaman populasi muslim terbesar di > Eropa barat. Hanya sedikit sekali perempuan Prancis muslim yang mengenakan > kerudung yang menutupi seluruh wajah, tetapi isu pencekalan ini > diperdebatkan karena terkait dengan identitas nasional, hak umat beragama di > masyarakat sekuler Prancis, dan integrasi penduduk imigran Prancis. >  â€�Denmark adalah masyarakat demokratis dan terbuka di mana kita melihat > muka orang yang berbicara dengan kita, entah itu di ruang kelas atau di > tempat kerja,â€� lanjutnya. “Itulah kenapa kami tidak ingin melihat garmen > itu dalam masyarakat Denmark,â€� ujarnya.Rasmussen > mengatakan,â€�Pemerintahannya yang berhaluan tengah-kanan sedang mencari > cara untuk membatasi pemakaian burka dan niqab tanpa melanggar konstitusi > negara Skandinavia tersebut.â€� Pernyataan Rasmussen dikeluarkan satu hari > setelah sebuah laporan dari University of Copenhagen mengenai jumlah pemakai > burka > > di Denmark dipublikasikan. > > Jumlah perempuan pemakai burka disebutkan sangat jarang. Sedangkan > perempuan muslim pemakai niqab ada sekitar 100 hingga 200 orang.Sekitar > 100.000 perempuan muslim tinggal di Denmark. Jumlah itu mewakili sekitar 1,9 > persen populasi keseluruhan Denmark yang berjumlah 5,5 juta jiwa. Sekitar > 0,15 persen perempuan muslim mengenakan niqab. Denmark pernah memiliki > hubungan buruk dengan negara-negara muslim akibat diterbitkannya kartun yang > menggambarkan Nabi Muhammad pada 2005. Sejumlah negara di Eropa seakan > berlomba. Secara simultan, mereka mengusung pelarangan cadar dan jilbab. > Belgia, misalnya, telah mengusung larangan pemakaian cadar dan pakaian Islam > lainnya yang sepenuhnya membalut tubuh perempuan Muslim.Sebelumnya, Prancis > juga mendorong larangan yang sama. Demikian pula, dengan Belanda. > â€�Sebagian besar partai mendukung larangan ini,â€� kata Leen Dierick, > seorang anggota parlemen Belgia dari kubu konservatif. Ia mengatakan, usulan > > pelarangan cadar > > telah mendapatkan dukungan mayoritas anggota parlemen. Diharapkan , kata > Dierick, pada Juli mendatang usulan rancangan itu akan menjadi > undang-undang. Jika telah berlaku efektif, pelarangan bagi perempuan Muslim > mengenakan pakaian yang sepenuhnya menutup tubuh dan wajahnya berlaku di > tempat-tempat publik, termasuk di jalan.Selama ini sejumlah pemerintah kota > di Belgia memberlakukan larangan pada pakaian semacam itu. Namun pemerintah > lokal belum sepenuhnya menerapkan kebijakan tersebut. â€�Intinya adalah > keamanan publik, bukan karena pertimbangan kebebasan agama,â€� kata > Dierick. Namun, ada beragam alasan dalam upaya pelarangan itu. Munculnya > simbol-simbol Islam, seperti jilbab termasuk cadar, dikhawatirkan menggerus > identitas sebuah negara. Alasan ini berbaur dengan keluhan bahwa imigran, > yang sebagian besar Muslim, telah mengurangi kesempatan kerja warga asli > negara Eropa.Anggota parlemen Belgia, Filip Dewinter mengatakan > > ,â€�kebanyakan politisi > > mendukung pelarangan cadar dan pakaian semacamnya karena khawatir > kehilangan dukungan.â€� Bahkan kubunya merupakan pihak yang pertama kali > mengajukan usulan itu. Persoalan dukungan politik juga menjadi alasan > Freedom Party yang dipimpin oleh Geert Wilders melakukan sikap anti-Islam, > termasuk mendorong pelarangan pemakaian jilbab. Partai tersebut berharap > akan mendulang semakin banyak dukungan, terutama untuk mendapatkan kursi di > parlemen.Wilders dan para pendukungnya menyatakan, Muslim mengancam > nilai-nilai Eropa dengan mengenakan jilbab dan cadar. Di sisi lain, Wakil > Presiden Belgian Muslim Executive, Isabelle Praile, mengatakan, larangan > cadar sebenarnya tak perlu. Sebab, hanya sedikit perempuan Muslim yang > mengenakan cadar. Langkah ini justru hanya menunjukkan adanya rasa > Islamofobia. â€�Bagi Muslim di Eropa, sebenarnya persoalan ekonomi, biaya > hidup, dan perumahan yang layak menjadi isu yang lebih penting daripada > mengkhawatirkan > > larangan > > cadar, kata Praile.Umar Mirza, seorang editor sebuah situs Muslim Belanda, >  We’re Staying Here , mengatakan, Masih terjadinya perdebatan mengenai > jilbab menunjukkan komunitas Muslim belum sepenuhnya diterima. Padahal di > Inggris, mereka membuat seragam khusus bagi perempuan berjilbab. Menurut > dia, ini menunjukkan kemauan baik dari pemerintah dan meningkatkan > partisipasi Muslim di dalam masyarakat. > > > > Solidari tas pun datang dari para perempuan Afghanistan. Seorang aktivis > perempuan, Shinkai Karokhail, mengatakan, ada standar ganda yang dilakukan > negara-negara Eropa dalam pelarangan jilbab dan cadar. Mereka mengaku negara > demokratis, tetapi menetapkan batasan pada perempuan Muslim. > > > > Negara-negara demokratis mestinya tak melakukan kediktatoran, dan perempuan > Muslim seharusnya juga tak dihalangi untuk berkesempatan mengenakan pakaian > yang diyakininya. Semua sepatutnya didasarkan pada keputusan para perempuan > itu sendiri, kata Karokhail. Gejala > > Islamophobia ini tidak hanya terjadi di negara-negara Eropa dimana umat > Islam minoritas di sana, namun juga terjadi di Indonesia, negara berpenduduk > muslim terbesar di dunia. > > > > Gejala pelarang jilbab ini sudah marak pada tahun 1980an, dan kini mulai > muncul kembali. Terutama hal ini terjadi di berbagai perusahan swasta yang > dimiliki oleh orang-orang non muslim. Sebut saja kasus di Probolinggo, kasus > Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi serta Rumah Sakit Mitra Internasional > (RSMI) Jatinegara Jakarta. > > > > Dahulu RSMI melarang sama sekali pegawainya mengenakan kerudung dan jilbab. >  Namun berkat perjuangan dari para karyawati berjilbab, pihak manajemen > RSMI akhirnya membuat seragam yang mengakomodasi jilbab, bahkan pihak RSMI > meminta sertifikat syariah kepada MUI untuk jilbab yang mereka disain untuk > pakaian seragam muslimah karyawati mereka. > > > > Hanya saja dalam SOP pakaian seragam karyawati mulimah tersebut ditetapkan > bahwa para karyawati muslimah berjilbab > > wajib memasukkan kerudung (dalam bahasa Arab kata kerudung disebut khimar, > bentuk jamaknya khumur) mereka ke dalam baju mereka. Inilah yang menjadi > pangkal persoalan dari tindakan skorsing dan akan dilanjutkan dengan > pemecatan oleh RSMI kepada tiga orang karyawati mereka yang menolak > memasukkan kerudung mereka ke dalam baju mereka. > > > > Masalah pemecatan ketiga karyawati RSMI yang telah dikenakan skorsing > akibat menolak memasukkan kerudung ke dalam baju mereka telah menjadi > sengketa ketenaga kerjaan dan DIsnaker Jakarta Timur menyatakan bahwa > tindakan pemecatan ketiga karyawati tersebut dengan alas an tersebut > dianggap melanggar UU Ketenagakerjaan karena masalah memasukkan kerudung > dalam baju yang terdapat dalam SOP belum dimasukkan dalam Perjanjian Kerja > Bersama (PKB) sehingga Disnaker menganjurkan agar tidak terjadi pemecatan > > > > Dan ketika masalah ini telah mendapatkan liputan media massa serta telah > mendapatkan reaksi keras masyarakat, khususnya para > > aktivis ormas-ormas Islam yang tergabung dalam Forum Umat Islam (FUI), > pihak RSMI menyampaikan bahwa mereka akan memenuhi ajuran Disnaker Jakarta > Timur, yakni akan mempekerjakan kembali ketiga karyawatinya dengan memenuhi > PKB baru antara RSMI dengan serikat pekerja RSMI. > > > > Tentu sikap yang kelihatan melunak dari RSMI perlu diwaspadai mengingat > dalam PKB yang baru tentunya SOP yang mewajibkan karyawati muslimah > berjilbab memasukkan kerudungnya ke dalam baju seragam mereka. Artinya, > ketiga karyawati yang kena masalah tersebut toh akhirnya akan dipecat dan > pihak RSMI dinyatakan tidak melanggar UU Ketenagakerjaan. > > > > Semoga aturan protokoler Istana yang salah harus diubah, tidak bisa mereka > bertindak sewenang-wenang begitu saja melarang wartawan wanita AntaraTV, > Zulek Zulaikha untuk membuka jilbabnya. > > wassalam > > RACHMAD YULIADI NASIRINDEPENDENT > > PEMERHATI PUBLIC & MEDIA > > rbacakoran at yahoo dot com > > http://www.kompasia na.com/rachmadba cakoran > > http://www.kompasia nanews.blogspot. com > > [Non-text portions of this message have been removed] > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > -- salam, Ari [Non-text portions of this message have been removed]