Re: [wanita-muslimah] Re: Tragedi Berdarah Tanjung Priok dari Prospektive lain...apa hikmahnya?

2010-04-25 Terurut Topik H. M. Nur Abdurahman
Fyi, di [...@ntau-net] dullatip pakai nama Taufik Malin(g)
Gayung bersambut, kata berjawab. Mulai sekarang, saya bersikap keras, beginilah 
cara saya menyambut gayung, menjawab kata si pungo findamentalist dullatip 
taufik malin(g) yang antek American Zionism, yang suka menjual nama Allah 
sambil mencerca memaki-maki para ulama.
HMNA


- Original Message - 
From: "abdul" 
To: 
Sent: Monday, April 26, 2010 09:27
Subject: [wanita-muslimah] Re: Tragedi Berdarah Tanjung Priok dari Prospektive 
lain...apa hikmahnya?

Karena pemerintah sudah mengenal siapa Abdul Qadir Djaelani, dia adalah dari 
golongan Islam Fundamentalis yang anti demokrasi-secular dan melaksanakan amar 
makruf nahi mungkar dgn KEKERASAN, 

#
HMNA:
Ou la la, vervelende vent, alle joden, dullatip taufik malin(g) fundamentalist 
JIL antek / budak state terrorist American Zionism, yang doyan jual Nama Allah, 
berdirilah di depan cermin, pandang baik-baik sosok yang waang saksikan, di 
situ terpampang tampang the real koppig fundamenalist yang yang tulisannya 
hasil dorongan SETAN dan tidak pernah kembali kejalan yg lurus, yaitu 
fundamentalist pungo dullatip yang infidel MERUSAK ISLAM DARI DALAM, musang 
berbulu ayam, menentang Allah, menganggap hukum Allah, yaitu sanksi cambukan 
itu primitif dan jahiliyah: Pezina perempuan dan pezina laki-laki setiap orang 
dari keduanya mendapatkan dera seratus cambukan (QS 24:2). dul-dullatip taufik 
malin(g) tukang fitnah, dul-dullatip jabrut lebih keji / kejam dari seorang 
pembunuh, dia fitnah lagi Abdul Qadir Djaelani

dul-dullatip jabrut taufik malin (g) memfitnah lagi, kali ini pada Abdul Qadir 
Djaelani. Bukan dia yang dalangi Tragedi Berdarah Tanjung Priok. Skenario 
militer pada waktu itu yang menyebabkan tercetusnya amarah ummat Islam di 
Tanjung Priok, dan dengan tragedi tsb aparat punnya alasan untuk menagkap Abdul 
Qadir Djaelani
  




--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurahman" 
 wrote:
>
> PERISTIWA TANJUNG PRIOK
> Jun 29, '07 10:51 PM
> for everyone
> Kronologi Peristiwa Tanjung Priok 
> Versi Abdul Qadir Djaelani
> 
> Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang dituduh oleh aparat 
> keamanan sebagai salah seorang dalang peristiwa Tanjung Priok. Karenanya, ia 
> ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara. Sebagai seorang ulama dan tokoh 
> masyarakat Tanjung Priok, sedikit banyak ia mengetahui kronologi peristiwa 
> Tanjung Priok. Berikut adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap 
> peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984, yang tertulis dalam eksepsi 
> pembelaannya berjudul "Musuh-musuh Islam Melakukan Ofensif terhadap Umat 
> Islam Indonesia".
> 
> Sabtu, 8 September 1984
>  
> Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu, memasuki Mushala 
> as-Sa'adah di gang IV Koja, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Mereka menyiram 
> pengumuman yang tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan). 
> Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja Islam (masjid) di 
> Jalan Sindang.
> 
> Ahad, 9 September 1984
> 
> Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-Sa'adah menjadi 
> pembicaran masyarakat tanpa ada usaha dari pihak yang berwajib untuk 
> menawarkan penyelesaan kepada jamaah kaum muslimin.
> 
> Senin, 10 September 1984
>  
> Beberapa anggota jamaah Mushala as-Sa'adah berpapasan dengan salah seorang 
> petugas Koramil yang mengotori mushala mereka. Terjadilah pertengkaran mulut 
> yang akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul Makmur yang 
> kebetulan lewat. Usul mereka supaya semua pihak minta penengahan ketua RW, 
> diterima.
> 
> Sementara usaha penegahan sedang.berlangsung, orang-orang yang tidak 
> bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan permasalahan itu, membakar 
> sepeda motor petugas Koramil itu. Kodim, yang diminta bantuan oleh Koramil, 
> mengirim sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan. Ikut tertangkap 4 
> orang jamaah, di antaranya termasuk Ketua Mushala as-Sa'adah.
> 
> Selasa, 11 September 1984
> 
> Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk meminta pembebasan 
> empat orang jamaah yang ditahan oleh Kodim, yang diyakininya tidak bersalah. 
> Peran Amir Biki ini tidak perlu mengherankan, karena sebagai salah seorang 
> pimpinan Posko 66, dialah orang yang dipercaya semua pihak yang bersangkutan 
> untuk menjadi penengah jika ada masalah antara penguasa (militer) dan 
> masyarakat. Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia.
> 
> Rabu, 12 September 1984
>  
> Dalam suasana tantangan yang demikian, acara pengajian remaja Islam di Jalan 
> Sindang Raya, yang sudah direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala 
> as-Sa'adah, terus berlangsung juga. Penceramahnya tidak termasuk Amir Biki, 
> yang memang bukan mubalig dan memang tidak pernah mau naik mimbar. Akan 
> tetapi, dengan latar belakang 

Re: [wanita-muslimah] Re: Tragedi Berdarah Tanjung Priok dari Prospektive lain...apa hikmahnya?

2010-04-25 Terurut Topik H. M. Nur Abdurahman
Mana bisa dul-dullatip jabrut bisa jeli, dia itu tidak mungkin bisa jeli, 
karena dia itu pungo

HMNA

- Original Message - 
From: "bus anas" 
To: 
Sent: Monday, April 26, 2010 10:06
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Tragedi Berdarah Tanjung Priok dari 
Prospektive lain...apa hikmahnya?

Tapi apakah harus dibantai secara sadis, orang komunis saja tidak bisa di 
perlakukan begitu. apakah gak dilakukan secara proses hukum, kalau memang ini 
negara hukum ?. antum pak abdul jeli lah sedikit melihat permasalahan. apakah 
cuma umat islam yang di tuduh beraliran keras? pemberontak RMS dll kan diadili 
dulu baru di eksekusi sesuai putusan hakim. saya kok jdi ragu dengan anda



From: abdul 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Mon, April 26, 2010 8:27:57 AM
Subject: [wanita-muslimah] Re: Tragedi Berdarah Tanjung Priok dari Prospektive 
lain...apa hikmahnya?

  
Bismioahirrahmanirr ahiim.NUR, Perhatikan ayat2 dibawah ini.

Abdul Qadir Djaelani, sekiranya perjuagan Islam ulama2 Abdul Qadir Dhaelani itu 
Islam yg murni yaitu islam yang berkasih sayang,santun, dan baik2, pasti ALLAH 
akan memberkahi perjuangan diaitu adalh janji ALLAH.

Karena pemerintah sudah mengenal siapa dia, dia adalah dari golongan Islam 
Fundamentalis yang anti demokrasi-secular dan melaksanakan amar makruf nahi 
mungkar dgn KEKERASAN, akibatnya seperti Razieq Shihab, pimpinan Fpi masuk 
Jell...

ALLAH Maha tahu isi hati ==Abdul Qadir Djaelani== itu apa yang di niatkannya, 
makanya ALLAH tdk meberkahi dan menyokokng perjuangan dia sebagaimana 
ALLAHjelaskan;

Demikian itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Sesungguhnya Allah 
sekali-kali tidak menganiaya hamba-Nya, (QS.8:50-51) .

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri 
(syurga)dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu 
sendiri,(Neraka) QS 17:7.

Semoga ayat ALLAH diatas itu dapat menjadi pedoman perjuangan ==Abdul Qadir 
Djaelani,==yang salah kaprah terhadapt pemerintahan yang syah.NKRI.

salam

--- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, "H. M. Nur Abdurahman" 
 wrote:
>
> PERISTIWA TANJUNG PRIOK
> Jun 29, '07 10:51 PM
> for everyone
> Kronologi Peristiwa Tanjung Priok 
> Versi Abdul Qadir Djaelani
> 
> Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang dituduh oleh aparat 
> keamanan sebagai salah seorang dalang peristiwa Tanjung Priok. Karenanya, ia 
> ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara. Sebagai seorang ulama dan tokoh 
> masyarakat Tanjung Priok, sedikit banyak ia mengetahui kronologi peristiwa 
> Tanjung Priok. Berikut adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap 
> peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984, yang tertulis dalam eksepsi 
> pembelaannya berjudul "Musuh-musuh Islam Melakukan Ofensif terhadap Umat 
> Islam Indonesia".
> 
> Sabtu, 8 September 1984
> 
> Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu, memasuki Mushala 
> as-Sa'adah di gang IV Koja, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Mereka menyiram 
> pengumuman yang tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan). 
> Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja Islam (masjid) di 
> Jalan Sindang.
> 
> Ahad, 9 September 1984
> 
> Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-Sa'adah menjadi 
> pembicaran masyarakat tanpa ada usaha dari pihak yang berwajib untuk 
> menawarkan penyelesaan kepada jamaah kaum muslimin.
> 
> Senin, 10 September 1984
> 
> Beberapa anggota jamaah Mushala as-Sa'adah berpapasan dengan salah seorang 
> petugas Koramil yang mengotori mushala mereka. Terjadilah pertengkaran mulut 
> yang akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul Makmur yang 
> kebetulan lewat. Usul mereka supaya semua pihak minta penengahan ketua RW, 
> diterima.
> 
> Sementara usaha penegahan sedang.berlangsung, orang-orang yang tidak 
> bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan permasalahan itu, membakar 
> sepeda motor petugas Koramil itu. Kodim, yang diminta bantuan oleh Koramil, 
> mengirim sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan. Ikut tertangkap 4 
> orang jamaah, di antaranya termasuk Ketua Mushala as-Sa'adah.
> 
> Selasa, 11 September 1984
> 
> Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk meminta pembebasan 
> empat orang jamaah yang ditahan oleh Kodim, yang diyakininya tidak bersalah. 
> Peran Amir Biki ini tidak perlu mengherankan, karena sebagai salah seorang 
> pimpinan Posko 66, dialah orang yang dipercaya semua pihak yang bersangkutan 
> untuk menjadi penengah jika ada masalah antara penguasa (militer) dan 
> masyarakat. Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia.
> 
> Rabu, 12 September 1984
> 
> Dalam suasana tantangan yang demikian, acara pengajian remaja Islam di Jalan 
> Sindang Raya, yang

Re: [wanita-muslimah] Re: Tragedi Berdarah Tanjung Priok dari Prospektive lain...apa hikmahnya?

2010-04-25 Terurut Topik bus anas
Tapi apakah harus dibantai secara sadis, orang komunis saja tidak bisa di 
perlakukan begitu. apakah gak dilakukan secara proses hukum, kalau memang ini 
negara hukum ?. antum pak abdul jeli lah sedikit melihat permasalahan. apakah 
cuma umat islam yang di tuduh beraliran keras? pemberontak RMS dll kan diadili 
dulu baru di eksekusi sesuai putusan hakim. saya kok jdi ragu dengan anda





From: abdul 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Mon, April 26, 2010 8:27:57 AM
Subject: [wanita-muslimah] Re: Tragedi Berdarah Tanjung Priok dari Prospektive 
lain...apa hikmahnya?

  
Bismioahirrahmanirr ahiim.NUR, Perhatikan ayat2 dibawah ini.

Abdul Qadir Djaelani, sekiranya perjuagan Islam ulama2 Abdul Qadir Dhaelani itu 
Islam yg murni yaitu islam yang berkasih sayang,santun, dan baik2, pasti ALLAH 
akan memberkahi perjuangan diaitu adalh janji ALLAH.

Karena pemerintah sudah mengenal siapa dia, dia adalah dari golongan Islam 
Fundamentalis yang anti demokrasi-secular dan melaksanakan amar makruf nahi 
mungkar dgn KEKERASAN, akibatnya seperti Razieq Shihab, pimpinan Fpi masuk 
Jell...

ALLAH Maha tahu isi hati ==Abdul Qadir Djaelani== itu apa yang di niatkannya, 
makanya ALLAH tdk meberkahi dan menyokokng perjuangan dia sebagaimana 
ALLAHjelaskan;

Demikian itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Sesungguhnya Allah 
sekali-kali tidak menganiaya hamba-Nya, (QS.8:50-51) .

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri 
(syurga)dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu 
sendiri,(Neraka) QS 17:7.

Semoga ayat ALLAH diatas itu dapat menjadi pedoman perjuangan ==Abdul Qadir 
Djaelani,==yang salah kaprah terhadapt pemerintahan yang syah.NKRI.

salam

--- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, "H. M. Nur Abdurahman" 
 wrote:
>
> PERISTIWA TANJUNG PRIOK
> Jun 29, '07 10:51 PM
> for everyone
> Kronologi Peristiwa Tanjung Priok 
> Versi Abdul Qadir Djaelani
> 
> Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang dituduh oleh aparat 
> keamanan sebagai salah seorang dalang peristiwa Tanjung Priok. Karenanya, ia 
> ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara. Sebagai seorang ulama dan tokoh 
> masyarakat Tanjung Priok, sedikit banyak ia mengetahui kronologi peristiwa 
> Tanjung Priok. Berikut adalah petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap 
> peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984, yang tertulis dalam eksepsi 
> pembelaannya berjudul "Musuh-musuh Islam Melakukan Ofensif terhadap Umat 
> Islam Indonesia".
> 
> Sabtu, 8 September 1984
> 
> Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu, memasuki Mushala 
> as-Sa'adah di gang IV Koja, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Mereka menyiram 
> pengumuman yang tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan). 
> Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja Islam (masjid) di 
> Jalan Sindang.
> 
> Ahad, 9 September 1984
> 
> Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-Sa'adah menjadi 
> pembicaran masyarakat tanpa ada usaha dari pihak yang berwajib untuk 
> menawarkan penyelesaan kepada jamaah kaum muslimin.
> 
> Senin, 10 September 1984
> 
> Beberapa anggota jamaah Mushala as-Sa'adah berpapasan dengan salah seorang 
> petugas Koramil yang mengotori mushala mereka. Terjadilah pertengkaran mulut 
> yang akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul Makmur yang 
> kebetulan lewat. Usul mereka supaya semua pihak minta penengahan ketua RW, 
> diterima.
> 
> Sementara usaha penegahan sedang.berlangsung, orang-orang yang tidak 
> bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan permasalahan itu, membakar 
> sepeda motor petugas Koramil itu. Kodim, yang diminta bantuan oleh Koramil, 
> mengirim sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan. Ikut tertangkap 4 
> orang jamaah, di antaranya termasuk Ketua Mushala as-Sa'adah.
> 
> Selasa, 11 September 1984
> 
> Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk meminta pembebasan 
> empat orang jamaah yang ditahan oleh Kodim, yang diyakininya tidak bersalah. 
> Peran Amir Biki ini tidak perlu mengherankan, karena sebagai salah seorang 
> pimpinan Posko 66, dialah orang yang dipercaya semua pihak yang bersangkutan 
> untuk menjadi penengah jika ada masalah antara penguasa (militer) dan 
> masyarakat. Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia.
> 
> Rabu, 12 September 1984
> 
> Dalam suasana tantangan yang demikian, acara pengajian remaja Islam di Jalan 
> Sindang Raya, yang sudah direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala 
> as-Sa'adah, terus berlangsung juga. Penceramahnya tidak termasuk Amir Biki, 
> yang memang bukan mubalig dan memang tidak pernah mau naik mimbar. Akan 
> tetapi, dengan latar belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya, 
> jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan memberi petunjuk. Pada 
> kesempatan pidato itu, Amir Biki berkata antara lain, "Mari kita buktikan 
> solidaritas islamiyah. Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim. Mereka 
> tidak