Re: [wanita-muslimah] Yang Terbaik Untuk Kita

2010-07-29 Terurut Topik x1123
Mas Agus,

Sebagai bukan Mufasir, aku tidak bermaksud berbeda pendapat, karena bila 
seseorang (Apalagi sekelas HMNA), menyodorkan tafsir-tafsir dari 
ulama-ulama terkemuka, pasti penafsiranku langsung jatuh secara 'akademis'.

Pernah dalam suatu masa, aku merasa tidak sekolah membuat diri ini 
merasa sangat rendah, lulus sma langsung bekerja dimana saat kawan-kawan 
menikmati indahnya dunia kampus, aku bergelimang debu, oli, panasnya api 
las. Aku menunggu dua tahun menabung untuk akhirnya bisa kuliah di sore 
hari di universitas yang statusnya terdengar samar-samar.

Dalam menjalani kuliah terjadi perbedaan mencolok, cara menyikapi sebuah 
situasi, kawan-kawan menjadi agak tekstual (dan penuh optimistis), 
sementara aku agak skeptis dan sedikit putus asa karena banyak metode 
yang diajarkan di bangku kuliah sudah usang, buku-buku panduan juga 
terasa ketertinggalannya. Hal paling BURUK sering berantem dengan 
dosen karena berbeda pendapat (keyakinan) akan suatu kasus.

Meminjam terminologi ustadz Chodjim, aku termasuk golongan yang berpikir 
diluar Pakem. Terbawa sampai hari ini. Dalam bekerja ternyata juga 
mengalami friksi, sehingga aku akhirnya memutuskan tidak mau lagi 
bekerja di Perusahaan Besar yang penuh dengan prosedur, dimana kadang 
kinerja harus dikorbankan demi system.

Surah dibawah ini, bila ditafsikan secara 'harfiah' bisa jadi bahwa 
segala sesuatu sudah FIXED. Aku sedikit tidak setuju dengan pemikiran 
seperti itu, Mas Agus, mengarang cerita agar cocok dengan surah dibawah 
ini dan banyak fakta cocok dengan surah dibawah ini, namun juga banyak 
kisah/fakta tidak cocok dengan surah ini.

Contoh, banyak orang tidak suka menjadi miskin, kemudian bekerja dan 
berusaha keras agar tidak miskin. Apakah artinya miskin baik buat si 
fulan ini dan kemudian menjadi kaya tidak baik buat si fulan (?) Aku 
sangat sering 'merasa' tidak menyukai sesuatu yang terjadi pada diriku; 
Justru aku berpikir, Tuhan dalam diriku (Hati Nurani) mengingatkan bahwa 
itu memang tidak baik dan harus di-ubah.

Kemudian tentang nasib, keyakinanku Tuhan tidak menulis 'detil' nasib 
setiap manusia, bukan tidak mampu, tapi memang begitulah keinginan 
Tuhan. Contoh nyata ; Tuhan menanamkan 'kemampuan berbahasa' dalam diri 
setiap manusia, ada kromosom yang bertanggung jawab terhadap kemampuan 
berbahasa ini. Ketika seorang bayi dengan ibu asal Pekalongan dan Bapak 
asal Brastagi, lahir dan tumbuh di Palembang, si bayi akan mampu 
berbahasa palembang, ketika umur si bayi menjadi 5 tahun dan dibawa ke 
norwegia, kujamin dia akan bisa berbahasa norwegia ketika dia 
melanjutkan tumbuh di norwegia. Apakah ketetapan Tuhan tentang anak ini (?)

setelah aku sedikit belajar tentang software, ada sebuah 'source code' 
yang hanya bisa dibaca oleh mesin (code digital), Nah code ini ketika 
dikompilasi akan mampu menghasilkan (Pada saat ini July 2010) 449 HRC 
(Human Readable Character), artinya dari satu kode bisa 'diubah' menjadi 
bahasa yang kini dikenal manusia sebanyak 449 jenis bahasa dan karakter, 
termasuk didalamnya karakter kanji jepang, tulisan korea, china, hindi, 
bahasa rusia, karakter arab dsb.

Meski kehendak bebas manusia masih berupa ilusi, namun aku percaya Tuhan 
menyerahkan sebagian 'nasib' dan perjalanan hidup manusia pada 
pilihan-pilihan sadar. Kebebasan ini tidak diberikan pada hewan lain, 
Celeng tidak diberi modal oleh Tuhan agar bisa berbahasa arab dan 
membaca al-Qur'an, kadal juga tidak diberi modal untuk bisa memilih 
menjadi pemain sepakbola atau anggota orkestra terkemuka. Tapi manusia 
memiliki semua modal tsb.

Model penciptaan Tuhan terhadap manusia, berbeda dengan model Benini 
menciptakan Patung anggun yang tidak berubah selama ratusan Tahun. Bila 
Nasib adalah FTXED, berarti ada kesamaan antara Tuhan dan Benini.

Pemahamanku atas surah dibawah ini, karena manusia tidak tahu, dan Tuhan 
Maha Tahu, maka carilah kebenaran dan pengetahuan Tuhan agar manusia 
menjadi tahu (bukan Menjadi Maha Tahu). Tuhan Maha Pencipta, manusia 
adalah Pencipta, Tuhan Maha Bijaksana, manusia bijaksana. Itulah alasan 
paling logis mengapa Tuhan memilih manusia sebagai wakil-NYA di dunia, 
karena manusia memiliki sifat-sifat Tuhan dalam 'kadar' yang berbeda.

wassalam
./STS


email :*x1...@gmx.com* http://opotumon.blogspot.com/

On 07/29/2010 10:08 AM, muhamad agus syafii wrote:
 --
 Boleh jadi engkau membenci sesuatu padahal itu baik bagimu. Dan boleh
 jadi engkau menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu.
 Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, sedangkan engkau tidak mengetahui
 apa-apa. (QS. al-Baqarah : 216).


Re: [wanita-muslimah] Yang Terbaik Untuk Kita

2010-07-29 Terurut Topik aldiy
Wah, nggak sangka dari semedi bugil ternyata bisa keluar hikmah ajar seperti 
ini.  Masih terdeteksi splash of narcism but one can't help it, and its 
proven healthy... Terimakasih Ki Sabri..:-)

Btw, sebagian orang dikaruniai narcism yang sedemikian rupa inheren dalam 
dirinya sendiri, sehingga jadi magnit besar, manfaat dan kebaikannya 
ter-ekspose, membinar menjangkau luas (kita bicara manfaat saja loh). Di WM ini 
contohnya Ki Sabri dan mba Fero. Di luar sana misalnya Oprah, dan seorang teman 
yang kukagumi kiprahnya  bu Tri Mumpuni.

Salam
Mia
-Original Message-
From: x1123 x1...@gmx.com
Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Thu, 29 Jul 2010 18:54:44 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Reply-To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Yang Terbaik Untuk Kita

Mas Agus,

Sebagai bukan Mufasir, aku tidak bermaksud berbeda pendapat, karena bila 
seseorang (Apalagi sekelas HMNA), menyodorkan tafsir-tafsir dari 
ulama-ulama terkemuka, pasti penafsiranku langsung jatuh secara 'akademis'.

Pernah dalam suatu masa, aku merasa tidak sekolah membuat diri ini 
merasa sangat rendah, lulus sma langsung bekerja dimana saat kawan-kawan 
menikmati indahnya dunia kampus, aku bergelimang debu, oli, panasnya api 
las. Aku menunggu dua tahun menabung untuk akhirnya bisa kuliah di sore 
hari di universitas yang statusnya terdengar samar-samar.

Dalam menjalani kuliah terjadi perbedaan mencolok, cara menyikapi sebuah 
situasi, kawan-kawan menjadi agak tekstual (dan penuh optimistis), 
sementara aku agak skeptis dan sedikit putus asa karena banyak metode 
yang diajarkan di bangku kuliah sudah usang, buku-buku panduan juga 
terasa ketertinggalannya. Hal paling BURUK sering berantem dengan 
dosen karena berbeda pendapat (keyakinan) akan suatu kasus.

Meminjam terminologi ustadz Chodjim, aku termasuk golongan yang berpikir 
diluar Pakem. Terbawa sampai hari ini. Dalam bekerja ternyata juga 
mengalami friksi, sehingga aku akhirnya memutuskan tidak mau lagi 
bekerja di Perusahaan Besar yang penuh dengan prosedur, dimana kadang 
kinerja harus dikorbankan demi system.

Surah dibawah ini, bila ditafsikan secara 'harfiah' bisa jadi bahwa 
segala sesuatu sudah FIXED. Aku sedikit tidak setuju dengan pemikiran 
seperti itu, Mas Agus, mengarang cerita agar cocok dengan surah dibawah 
ini dan banyak fakta cocok dengan surah dibawah ini, namun juga banyak 
kisah/fakta tidak cocok dengan surah ini.

Contoh, banyak orang tidak suka menjadi miskin, kemudian bekerja dan 
berusaha keras agar tidak miskin. Apakah artinya miskin baik buat si 
fulan ini dan kemudian menjadi kaya tidak baik buat si fulan (?) Aku 
sangat sering 'merasa' tidak menyukai sesuatu yang terjadi pada diriku; 
Justru aku berpikir, Tuhan dalam diriku (Hati Nurani) mengingatkan bahwa 
itu memang tidak baik dan harus di-ubah.

Kemudian tentang nasib, keyakinanku Tuhan tidak menulis 'detil' nasib 
setiap manusia, bukan tidak mampu, tapi memang begitulah keinginan 
Tuhan. Contoh nyata ; Tuhan menanamkan 'kemampuan berbahasa' dalam diri 
setiap manusia, ada kromosom yang bertanggung jawab terhadap kemampuan 
berbahasa ini. Ketika seorang bayi dengan ibu asal Pekalongan dan Bapak 
asal Brastagi, lahir dan tumbuh di Palembang, si bayi akan mampu 
berbahasa palembang, ketika umur si bayi menjadi 5 tahun dan dibawa ke 
norwegia, kujamin dia akan bisa berbahasa norwegia ketika dia 
melanjutkan tumbuh di norwegia. Apakah ketetapan Tuhan tentang anak ini (?)

setelah aku sedikit belajar tentang software, ada sebuah 'source code' 
yang hanya bisa dibaca oleh mesin (code digital), Nah code ini ketika 
dikompilasi akan mampu menghasilkan (Pada saat ini July 2010) 449 HRC 
(Human Readable Character), artinya dari satu kode bisa 'diubah' menjadi 
bahasa yang kini dikenal manusia sebanyak 449 jenis bahasa dan karakter, 
termasuk didalamnya karakter kanji jepang, tulisan korea, china, hindi, 
bahasa rusia, karakter arab dsb.

Meski kehendak bebas manusia masih berupa ilusi, namun aku percaya Tuhan 
menyerahkan sebagian 'nasib' dan perjalanan hidup manusia pada 
pilihan-pilihan sadar. Kebebasan ini tidak diberikan pada hewan lain, 
Celeng tidak diberi modal oleh Tuhan agar bisa berbahasa arab dan 
membaca al-Qur'an, kadal juga tidak diberi modal untuk bisa memilih 
menjadi pemain sepakbola atau anggota orkestra terkemuka. Tapi manusia 
memiliki semua modal tsb.

Model penciptaan Tuhan terhadap manusia, berbeda dengan model Benini 
menciptakan Patung anggun yang tidak berubah selama ratusan Tahun. Bila 
Nasib adalah FTXED, berarti ada kesamaan antara Tuhan dan Benini.

Pemahamanku atas surah dibawah ini, karena manusia tidak tahu, dan Tuhan 
Maha Tahu, maka carilah kebenaran dan pengetahuan Tuhan agar manusia 
menjadi tahu (bukan Menjadi Maha Tahu). Tuhan Maha Pencipta, manusia 
adalah Pencipta, Tuhan Maha Bijaksana, manusia bijaksana. Itulah alasan 
paling logis mengapa Tuhan memilih manusia sebagai wakil-NYA di dunia, 
karena manusia memiliki sifat