Pak, ini sekedar info saja, pemimpin gereja Anglikan kalau tidak salah kepala 
negara Inggris/ Britania Raya. Sekarang kepala Britania Raya adalah Ratu 
Elizabeth, seorang perempuan.

Salam,
WALUYA 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, encosid <enco...@...> wrote:
>
> setahu saya ketentuan pemimpin agama adalah lelaki tidak hanya di Islam
> - katolik
> - protestan
> - hindu
> - budha
> - shinto
> 
> 
> 
> 
> ________________________________
> Dari: H. M. Nur Abdurahman <mnur.abdurrah...@...>
> Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Terkirim: Sen, 14 Juni, 2010 10:51:09
> Judul: Re: [wanita-muslimah] Pandangan MUI tentang Perempuan Mengimami Shalat 
> Jumat
> 
>   
> Perkenankan saya menyampaikan beberapa catatan mengenai topik ini:
> 
> 1) Seharusnya yang perlu dipertajam analisisnya adalah persoalan orientasi 
> budaya seperti paternalistis, maternalistis, dan kesetaraan gender. Di Timur 
> Tengah tempat Nabi Muhammad dibesarkan dan menyebarkan risalah Islam tidak 
> dapat disangkal memiliki budaya yang kental banget sifat paternalistis 
> (patriarchat), di mana untuk posisi publik hanya memberikan kesempatan luas 
> untuk kaum pria untuk boleh tampil dan berperan besar di muka umum, sementara 
> wanita tidak mendapat tempat sejajar dengan pria. Untuk di timur tengah dan 
> sekitarnya, umat islam tidak akan mempermasalahkan apabila imam shalat 
> berjamaah dan khatib jum'at adalah seorang laki-laki. Begitu pula umat islam 
> di melayu dan sekitarnya yang juga paternalistis (patriarchat) tidak 
> mempersoalkan imam pria, justru akan mempermasalah imam (shalat berjamaah) 
> berjenis kelamin perempuan. Bagaimana dengan umat islam yang hidup di tradisi 
> eropa dan america yang tidak bercorak paternalistis atau tidak
>  patriarchat ?? mereka menjunjung kesetaraan gender, jadi amat merasa aneh di 
> kalangan mereka ketika islam dipahami menolak kepemimpinan perempuan di 
> segala bidang hanya karena alasan jenis kelamin. 
> #################################################################################################################
> HMNA:
> Contoh kasus di atas itu tidak valid untuk dibuat rampatan (generalisasi). 
> Mengapa? Karena:
> 
> = pertama, dalam masyarakat Minang yang matriarkhat tidak pernah ada dalam 
> sejarah merasa aneh Imam shalat itu laki-laki, tidak pernah ada tuntutan agar 
> perempuanpun bisa jadi imam shalat. 
> 
> = kedua, juga tidak boleh mengambil rampatan (generalisasi) masyarakat Eropa. 
> Itu ummat Katholik di Italia (Italia itu Erops lho) tidak ada pastor 
> perempuan. 
> 
> = ketiga, itu Aminah Wadud yang mempelopori Imam dan Khatib perempuan bukan 
> dari sononya anggota masyarakat Amerika, dia itu emigran. Jadi tidak boleh 
> lantas buat kesimpulan ummat Islam Amerika yang merasa aneh, mereka sekitar 
> 90 orang yang berhasil "dikompori" si emigran Aminah Wadud.
> 
> = keempat, tidak benar kesetaraan gender itu merupakan tradisi dalam karangan 
> masyarakat Eropa dan Amerika. Itu belum pernah dibuktikan dengan penelitian, 
> itu cuma asumsi doang. Secara matematis asumsi tidak boleh dijadikan postulat.
> #################################################################################################################
> 
> Nah pertanyaan mendasar adalah ketika Rasulullah Muhammad SAW tidak 
> mencontohkan imam shalat/khatib jum'at perempuan, apakah lantas umat islam di 
> eropa dan amerika diminta menanggalkan tradisi kesetaraan gender berpindah 
> kepada tradisi patriarchart atau paternalistis ala timteng saja ?? Lantas apa 
> makna islam "sholeh ala kulli zaman wa makaan" baik dan cocok dengan segala 
> era dan tempat ?? Apa makna bahwa qur'an itu tidak hampa budaya ?? atau 
> bagaimana dengan pendapat bahwa implementasi ajaran islam oleh Nabi Muhammad 
> dibatasi oleh waktu dan tempat ??
> 
> 2) betul, memang faktanya bahwa fiqh mainstream yang dikembangkan dan 
> diajarkan sejak kecil selalu disebutkan kaidah bahwa untuk urusan duniawiah 
> boleh berkreasi sepanjang tidak ada larangan, sementara untuk perkara ibadah 
> mahdhah berlaku kaidah kerjakan sesuai yang diperintahkan dan dicontohkan, 
> tidak boleh berkreasi atau berinovasi.
> 
> Untuk persoalan kontemporer menjadi debatable karena tidak semua kejadian di 
> masa sekarang ini dapat terakomodasi oleh praktek yang dicontohkan nabi 
> Muhammad SAW saja yang situasi zamannya jauh berbeda dengan era sekarang, 
> seperti zakat organisasi, zakat profesi, donor (darah = ingat Buya Hamka itu 
> pernah bertekad lebih memilih mati daripada ditransfusi dara orang lain, 
> jantung, ginjal, sperma, bayi tabung dsb), shalat di kutub utara atau selatan 
> yang limitasi waktunya amat ekstrim, puasa di di kutub utara yang kadangkala 
> siang amat panjang lebih dari 15 jam sementara malam amat pendek atau 
> sebaliknya, termasuk persoalan implemetasi riba di zaman modern sekarang dan 
> transaksi jual beli modern dsb dsb.
> 
> 3) tidak seharusnya membahas fenomena itu dengan penuh curiga dan penuh 
> kebencian (seperti stempel musang berbulu domba, tidak perlu diajak diskusi, 
> karena sudah jelas sesat dan menyesatkan), penuh sikap sombong (meremehkan 
> orang seperti aminah wadud dan Rahel Reza sebagai orang atau intelektual 
> asal-asalan alias bodoh, tidak mengerti agama islam dengan baik dsb) hanya 
> karena sikap keislaman yang ditampilkan oleh si pelaku berbeda dengan 
> pemahaman islam mainstream. Ini jadi kontra produktif. Walaupun sepertinya 
> tidak ada titik temu, apa lantas dialog ditutup rapat2, atau apakah kemudian 
> orang yang berbeda itu dibinasakan saja ?? apa makna seruan qur'an innaka 
> anta muzakkir, fa lasta alaihim bi mushaythir = sesungguhnya engkau hanya 
> seorang pemberi peringatan, engkau bukanlah tukang paksa ??
> 
> wassalam
> Abdul Mu'iz
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurahman" 
> <mnur.abdurrahman@> wrote:
> >
> > ----- Original Message ----- 
> > From: "Dwi Soegardi" <soegardi@>
> > To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> > Sent: Monday, June 14, 2010 06:20
> > Subject: Re: [wanita-muslimah] Pandangan MUI tentang Perempuan Mengimami 
> > Shalat Jumat
> > 
> > 
> > HMNA:
> > 
> > > Aminah Wadud ini termasuk di antara sosok orang-orang yang merusak Islam 
> > > dari dalam, musang berbulu ayam. Dan sosok-sosok seperti ini tentunya 
> > > menjadi sasaran empuk yang dimanfaatkan oleh mereka yang tidak suka pada 
> > > islam. Kerjasama antara musang dari luar dengan musang berbulu ayam dari 
> > > dalam ini akan terjalin hingga Allah menurunkan keputusanNya, baik 
> > > melalui tangan makhlukNya atau atas kehendakNya sendiri. Maka ummat Islam 
> > > berhati-hatilah terhadap aktivitas musang berbulu ayam ini yang 
> > > berkecimpung menyelam di kawasan bersifat ukhrawi untuk tujuan duniawi, 
> > > terkhusus dalam egalite (persamaan) gender yang kebablasan. WaLlahu 
> > > a'lamu bisshawab.
> > > --
> > 
> > 
> > Saya tidak mengerti, apakah karena usia Anda, pengalaman dan ilmu
> > didapat bertahun-tahun,
> > memberikan hak kepada Anda untuk melabeli dengan julukan2 musang,
> > ######################################################################################
> > HMNA:
> > Musang brbulu ayam itu adalah pepatah Melayu lama. Itu menggambarkan sosok 
> > yang sangat berbahaya. Musang menyamar sebagai ayam dapat dengan leluasa 
> > memangsa ayam, karena para ayam tidak sadar bahwa yang dihadapinya itu 
> > musang.
> > ######################################################################################
> > 
> > 
> >  dan
> > julukan2 buruk lainnya.
> > Saya sama sekali tidak paham apa mudaratnya seorang Aminah Wadud.
> > #############################################################################
> > HMNA:
> > Aminah Wadud dilambangkan sebagai musang yang berbulu ayam dan muslimin / 
> > muslimat Amerika dilambangkan sebagi ayam. Di situlah bahayanya Aminah 
> > Wadud  di tengah-tengah masyarakat Islam di Amerika, di mana tentu masih 
> > tidak sedikit jumlahnya yang pengetahuan Islamnya masih minim
> > ############################################################################3
> > 
> > Dia muslimah aktivis, pengajar, dan juga berjilbab.
> > Kalau toh tidak sependapat dengan posisinya (dan orang-orang lain yang
> > sepaham dengannya)
> > kenapa tidak didiskusikan dengan semestinya?
> > ######################################################################3
> > HMNA:
> > Tidak ada manfaatnya ayam berdiskusi dengan musang berbulu ayam
> > #######################################################################
> > 
> > Terus terang saya belum pernah ikutan imam perempuan,
> > (belum ada kesempatan dan belum memutuskan posisi)
> > walaupun kalau kriteria imam adalah fasih bacaan al-Quran dan 
> > pengetahuannya,
> > ##########################################################################
> > HMNA:
> > Bukan itu saja yang menjadi kriteria. Dalam hal ibadah mahdhah (ritual) 
> > berlaku qaidah: semua tidak boleh kecuali yang dicontohkan Nash (Al-Quran 
> > dan Sunnah Nabi). Dalam hal yang ritual juga tidak boleh pakai ilmu hitung. 
> > Empat lebih banyak dari dua jadi pahalanya yang empat lebih banyak, jadi 
> > baiklah kita shalat subuh 4 rakaat supaya pahalanya lebih banyak. Itu tidak 
> > boleh karena yang dicontohkan shalat subuh cuma dua rakaat, semua angka 
> > tidak boleh kecuali 2 untuk shalat subuh.
> > 
> > Itu dullatip dalam postingannya bilang tidak ada dalam Al-Quran larangan 
> > peempuan untuk jadi imam, itu salah besar. Kalau mengenai ibadah ritual 
> > harus mencari/melihat contoh. Kalau dalam hal yang non-ritual (mualamah) 
> > interaksi antar manusia baru memperhatikan larangan, sebab dalam hal ini 
> > berlaku qaidah, semua boleh kecuali yang dilarang Nash (Al-Quran dan 
> > Hadits). Contoh bolehkah kita naik kapal terbang? Itu tidak boleh melihat 
> > kepada yang dicontohkan, Nabi naik unta, lalu dengan ceroboh bilang, tidak 
> > boleh naik kapal terbang karena tidak dicontohkan. Naik kapal terbang 
> > adalah kegiatan non ritual, jadi yang diperiksa ialah larangan. Apa ada 
> > larangan dari Al-Quran atau Sunnah Nabi? Tidak ada. Jadi dibolehkan naik 
> > kapal terbang.
> > ################################################################################
> > maka ibu saya dan istri saya adalah yang bakal pertama-tama saya makmumi.
> > 
> > abdul latif:
> > > Semoga WM mengetahui. Kami di Amerika dan Eropah, imam wanita
> > > boleh2 saja asal mempunyai ilmu..
> > 
> > Di mana? Masjid mana? WM ingin tahu!
> > Selama ini salat dengan imam perempuan itu semacam perhelatan "show-biz."
> > Di New York tahun 2005, apakah itu berlangsung mingguan. Tentu tidak.
> > Di Oxford kali ini, ya sekali ini ....
> > Di Toronto, sekali dua kali.
> > Sebagai gebrakan tentu saja ada gaungnya,
> > tetapi kalau hanya itu ya akan berlalu dengan sendirinya
> > (herannya tanggapan HMNA dan lain-lain reaktif sekali?)
> > 
> > Pendapat pribadi saya yang "asal-asalan" (bukan asal punya ilmu)
> > selama khazanah keilmuan Islam (ushul fiqh, mazhahib, dll) masih
> > dibangun di atas
> > fondasi paternalistik, masih sulit soal imam perempuan ini diterima.
> > Masak "haram" karena
> > - makmum laki-laki ngga konsen kalo imamnya perempuan
> > (apesnya makmumnya pada "ngeres")
> > 
> > Makanya tidak hanya sisi "show-biz"nya,
> > aktivis-aktivis seperti Aminah Wadud, Raheel Raza, Kecia Ali,
> > dan jangan lupa Musdah Mulia,
> > juga aktif menulis.
> > Kita tunggu munculnya mazhab pro-perempuan.
> > Mudah-mudahan HMNA masih sehat wal afiat untuk menyambutnya
> > (sparring partner senantiasa diperlukan).
> > 
> > salam,
> > 
> > 
> > 2010/6/13 H. M. Nur Abdurahman <mnur.abdurrahman@>
> > >
> > >
> > >
> > > Lebih 5 tahun yang lalu, pada hari Jum'at, 18 Maret 2005 sekelompok yang 
> > > mengaku Muslim dan Muslimah Amerika sekitar 90 orang melakukan ibadah 
> > > Jum'at, yang menjadi khatib merangkap imam adalah perempuan. Boleh jadi 
> > > dul-dul jabrut ikut juga menjadi makmum?
> > >
> > > HMNA
> > >
> > > http://waii-hmna.blogspot.com/2005/03/669-ukhrawi-untuk-duniawi.html
> > >
> > > Dalam ibadah yang ritual berlaku qaidah: Semua tidak boleh kecuali yang 
> > > diperintahkan dan dicontohkan oleh Nash. Pada waktu Rasulullah SAW sakit 
> > > tidak menyerahkan pimpinan shalat itu misalnya kepada Fatimah RA, atau 
> > > Aisyah. Bahkan RasuluLlah SAW waktu sakit itu terlambat masuk masjid ikut 
> > > shalat dan membiarkan Abubakar RA mengimami beliau. Perintah Nabi SAW 
> > > kepada Ummu Waraqah, itu dirampatkan (generalized) oleh Aminah Wadud 
> > > meluas keluar rumah dan shalat wajib biasa dirampatkan meningkat ke 
> > > shalat Jum'at. Budak laki-laki yang dikebiri(*) sebagai mu'adzinnya 
> > > dirampatkan melebar kepada laki-laki yang potensial. Siapakah yang 
> > > menjadi pengganti Nabi SAW yang menunjuk doktor filosofi ini menjadi 
> > > imam? Kemudian imam itu dirampatkan pula melebar ke khatib! Inilah dia 
> > > doktor yang berilmu asal-asalan. Firman Allah:
> > > -- TSM J'ALNK 'ALY SYRY'AT MN ALAMR FATB'AHA WLA TTB'A AHWA^ ALDZYN LA 
> > > Y'ALMWN (S. ALJATSYT, 18), dibaca: tsumma ja'alna-ka 'ala- syari-'atim 
> > > minal amri fattabi'ha- wala- tattabi' ahwa-al ladzi-na la- ya'lamu-n (s. 
> > > alja-tsiyah), artinya:
> > > -- kemudian Kami jadikan engkau (hai Muhammad) atas syari'at di antara 
> > > urusan, maka ikutilah syari'at itu dan janganlah engkau turut hawa-nafsu 
> > > orang-orang yang tidak berilmu (45:18).
> > >
> > > Aminah Wadud ini termasuk di antara sosok orang-orang yang merusak Islam 
> > > dari dalam, musang berbulu ayam. Dan sosok-sosok seperti ini tentunya 
> > > menjadi sasaran empuk yang dimanfaatkan oleh mereka yang tidak suka pada 
> > > islam. Kerjasama antara musang dari luar dengan musang berbulu ayam dari 
> > > dalam ini akan terjalin hingga Allah menurunkan keputusanNya, baik 
> > > melalui tangan makhlukNya atau atas kehendakNya sendiri. Maka ummat Islam 
> > > berhati-hatilah terhadap aktivitas musang berbulu ayam ini yang 
> > > berkecimpung menyelam di kawasan bersifat ukhrawi untuk tujuan duniawi, 
> > > terkhusus dalam egalite (persamaan) gender yang kebablasan. WaLlahu 
> > > a'lamu bisshawab.
> > > -----------------------------
> > > (*)
> > > Budak laki-laki yang dikebiri ini adalah syaikh 'ajûz (lelaki tua 
> > > renta), tidak berarti lelaki itu juga menjadi makmum Ummu Waraqah.
> > > o Pertama, harus dipahami bahwa justru karena ada hadits yang melarang 
> > > perempuan menjadi mu'adzin, maka syaikh 'ajûz tadilah yang kemudian 
> > > menjadi mu'adzin.
> > > o Kedua, tidak adanya riwayat yang mendukung bahwa lelaki tadi juga 
> > > menjadi makmum Ummu Waraqah, sebaliknya hadits Nabi justru menyatakan: wa 
> > > adzina lahâ an taumma nisâ'a ahli dârihâ, bahwa izin imamah shalat 
> > > bagi Ummu Waraqah tersebut hanya diberikan untuk mengimami kaum 
> > > perempuannya, sementara terhadap kaum prianya tidak.
> > >
> > > ----- Original Message -----
> > > From: "sunny" <ambon@>
> > > To: <Undisclosed-Recipient:;>
> > > Sent: Sunday, June 13, 2010 15:29
> > > Subject: [wanita-muslimah] Pandangan MUI tentang Perempuan Mengimami 
> > > Shalat Jumat
> > >
> > > http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/fatwa/10/06/13/119644-pandangan-mui-tentang-perempuan-mengimami-shalat-jumat
> > >
> > > Pandangan MUI tentang Perempuan Mengimami Shalat Jumat
> > >
> > > Ahad, 13 Juni 2010, 12:42 WIB
> > > REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Majelis Ulama Indonesia (MUI) 
> > > mengatakan perempuan tidak diperbolehkan menjadi Imam shalat Jumat. 
> > > Menurut MUI, ijma' yang dilakukan para ulama di dunia memutuskan 
> > > perempuan tidak boleh menjadi imam shalat Jumat. "Itu sudah jelas, tidak 
> > > boleh perempuan menjadi imam," ujar Ketua Fatwa MUI, Ma'ruf Amin kepada 
> > > Republika, akhir pekan lalu.
> > >
> > > Ma'ruf menilai dengan kondisi apapun termasuk tiadanya laki-laki yang 
> > > bisa menjadi Imam shalat Jum'at, perempuan tidak boleh menggantikan 
> > > laki-laki menjadi Imam. Ia menegaskan kembali bahwa hukumnya sudah jelas, 
> > > meski dalam Alquran tidak terdapat aturan khusus soal perempuan menjadi 
> > > Imam Shalat Jumat.
> > >
> > > "Dalam hadis, Nabi mengajarkan perempuan tidak diperbolehkan memimpin 
> > > shalat Jumat," tegasnya. Ia menyebut, perempuan yang memimpin shalat 
> > > Jumat akan menimbulkan fitnah. Fitnah ini yang dinilainya berbahaya bagi 
> > > kemaslahatan umat. Karena itu, ia meminta umat Islam untuk berhati-hati 
> > > menyikapi hal ini. Kata dia, seandainya sebagian masyarakat ada yang 
> > > merasa ragu atau bertanya-tanya soal itu bisa mendiskusikan itu dengan 
> > > ulama. "Sekali pun perempuan memiliki pengetahuan agama yang cukup bukan 
> > > berarti bisa menggantikan laki-laki sebagai imam kecuali memimpin shalat 
> > > yang makmumnya juga wanita," tegasnya.
> > >
> > > Seperti diberitakan sebelumnya, penulis buku asal Kanada, Raheel Reza 
> > > mengimami Shalat Jumat di Oxfor, Inggris. Tak hanya sebatas mengimami, 
> > > Reza juga menyampaikan khutbah Jumat dan memimpin pembacaan syhadat 
> > > kepada mualaf. Reza datang ke Oxford atas undangan Dr Taj Hargey, tokoh 
> > > pendukung Islam liberal yang mendukung diizinkannya perempuan untuk 
> > > menjadi imam.
> > >
> > > Berita terkait
> > > a.. Mengenang Kembali Kontroversi Imam Perempuan (2-habis)
> > > b.. Mereka yang Kesandung Skandal Porno (1)
> > > c.. Rahasia di Balik Matematika Shalat
> > > d.. Perempuan Jadi Imam Termasuk Bid'ah Munkarah
> > > e.. Perempuan Boleh Jadi Imam, Tapi dengan Syarat
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 
>  
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke