Biaya Flexi Rp 1,3 Triliun Pemerintah Harus Beri Kompensasi Pindah Frekuensi
Jakarta, Kompas - Biaya penggantian terminal dan base transceiver station akibat perubahan frekuensi layanan telepon Flexi mencapai Rp 1,33 triliun. Biaya tersebut harus ditanggung pemerintah sebagai konsekuensi pembenahan frekuensi 1920-1980 MHz untuk layanan telepon seluler generasi ketiga atau 3G. Oleh: Buyung Wijaya Kusuma Biaya pemindahan frekuensi Flexi diutarakan Wakil Direktur Utama PT Telkom Garuda Sugardo, Rabu (27/7) di Jakarta. Biaya tersebut telah disampaikan kepada Menteri Informasi dan Telekomunikasi Sofyan Djalil. Sementara itu, Direktur Utama Indosat Hasnul Suhaimi mengaku belum menghitung biaya yang harus dikeluarkan jika StarOne harus pindah frekuensi. Namun, dia memastikan sudah terbentuk tim yang akan mempersiapkan pemindahan frekuensi. Tidak ke pelanggan Meski biaya yang timbul dari pemindahan frekuensi relatif besar, dipastikan tidak akan dibebankan kepada pelanggan di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Telkom akan meminta kompensasi tersebut dalam bentuk tunai, biaya hak pemakaian, atau lisensi pemakaian frekuensi. Biaya pemindahan frekuensi muncul karena Telkom harus melakukan kegiatan ekstra, seperti rencana frekuensi, sistem jaringan teknis, dan perubahan modul transmisi pada base transceiver station (BTS). Saat ini, Telkom memiliki 641 BTS. Jumlah itu belum termasuk BTS yang baru siap beroperasi dan BTS yang masih dalam tahap pembangunan. Pembangunan BTS terus dilakukan karena merupakan bagian dari komitmen Telkom untuk tetap menambah jumlah kapasitas terpasang sambil menunggu penetapan spektrum frekuensi pengganti yang akan dialokasikan pemerintah. âPembangunan infrastruktur tak berhenti karena masyarakat terus menuntut, misalnya fasilitas penguat jaringan di ruang terbuka hingga di ruang bawah tanah. Meskipun frekuensi itu akan mubazir setelah pindah frekuensi,â ujar Garuda. Sudah habis Ketika ditanya mengenai frekuensi pengganti, Garuda menegaskan belum mendapat pengganti dari pemerintah. Namun, dia menjelaskan, semua frekuensi 800 MHz yang cocok untuk CDMA sudah habis terbagi kepada operator lain. Pada saat ini, frekuensi 825 MHz hingga 835 MHz sudah diberikan kepada Esia sebanyak 10 MHz, Telkom sebanyak 5 MHz, dan Indosat sebanyak 5 MHz. Jika Telkom harus pindah, tak ada cara lain, terpaksa berbagi frekuensi dengan operator Esia. Jika melihat sejarah pemberian izin penggunaan frekuensi 1900 MHz kepada Flexi, memang karena Esia sudah lebih dulu mendapat izin frekuensi 800 MHz khusus untuk wilayah operasi di DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Makanya, untuk layanan Flexi di luar wilayah itu, sudah pada frekuensi 800 MHz. Garuda mengutarakan, jika bisa membersihkan frekuensi yang diperuntukkan bagi 3G, pemerintah tentu bisa mengatur frekuensi 800 MHz. Dia berharap pemerintah bisa membagi secara adil dan merata sesuai komitmen membangun infrastruktur. --- If you need an office in Surabaya you don't have to invest on furnitures, ac etc. Use our 'virtual' office offerings, visit http://www.datacom.co.id/profile/office.htm or email [EMAIL PROTECTED] for enquiry that suit your needs. ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> <font face=arial size=-1><a href="http://us.ard.yahoo.com/SIG=12htkbcof/M=362131.6882499.7825260.1510227/D=groups/S=1705005512:TM/Y=YAHOO/EXP=1122963872/A=2889191/R=0/SIG=10r90krvo/*http://www.thebeehive.org ">Get Bzzzy! (real tools to help you find a job) Welcome to the Sweet Life - brought to you by One Economy</a>.</font> --------------------------------------------------------------------~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/