Telekom Malaysia Ingin Mayoritas Saham XL

Jakarta, Kompas - Telekom Malaysia berminat meningkatkan kepemilikan
hingga menjadi pemegang saham mayoritas PT Excelcomindo Pratama. Telekom
Malaysia telah menandatangani perjanjian pembelian 27,3 persen saham
operator seluler peringkat tiga di Indonesia itu dengan harga 314 juta
dollar AS pada 9 Desember 2004. Saham itu dibeli Telekom Malaysia dari
pemilik lama, Nynex Indocel Holding Sdn (Verizon), sebesar 23,1 persen dan
Mitsui & Co Ltd sebesar 4,2 persen.

Pembayaran penjualan saham itu (closing) diharapkan selesai dalam waktu
lebih kurang satu bulan setelah penandatanganan SPA. Demikian dikemukakan
Direktur Excelcomindo Pratama Rudi Antara di sela-sela peluncuran Single
Access 14000 Call Mandiri di Jakarta, Rabu (12/1).

"Ingat, Telekom Malaysia masuk sebagai investor strategis, bukan investor
keuangan yang hanya membeli saham untuk dijual kembali saat harga
meningkat. Selain menginginkan supaya Excelcomindo lebih agresif, mereka
juga berminat untuk menjadi pemegang saham mayoritas," kata Rudy.

Namun, belum diketahui bagaimana cara Telekom Malaysia menjadi pemegang
saham mayoritas, apakah dengan membeli saham milik pemegang saham
mayoritas saat ini, kelompok Rajawali, atau dengan membeli saham saat
penawaran perdana saham (IPO) yang diharapkan terlaksana semester pertama
tahun ini.

"Soal IPO, sampai kini kami belum punya tanggal pasti karena masih harus
berbicara dengan pemegang saham baru. Secara prinsip, Telekom Malaysia
setuju dengan rencana IPO yang sudah disiapkan manajemen. Tetapi, untuk
detailnya masih harus menunggu pertemuan kami dengan pemegang saham, nanti
setelah transaksi pembelian 27,3 persen saham Excelcomindo oleh Telekom
Malaysia tersebut ditutup," katanya.

Dana hasil IPO, menurut Rudy, terutama akan dimanfaatkan untuk investasi.
"Struktur penggunaan dana yang pasti, saya belum tahu. Tetapi, kalau dari
pernyataan pemegang saham baru bahwa mereka ingin kami lebih agresif, saya
kira artinya investasi," kata Rudy.

IPO terbatas

Sementara itu, Presiden Direktur Mobile 8 Hidayat Tjandradjaja dalam
kesempatan yang sama mengatakan, perusahaan seluler itu akan mencatatkan
sahamnya di Bursa Efek Jakarta pada kuartal kedua tahun 2005. Saham yang
akan ditawarkan sebesar 13 persen. Saham ini tak ditawarkan secara luas ke
publik melainkan hanya kepada para pemegang saham Bimantara saja. Mobile 8
merupakan anak perusahaan Bimantara.

"Kami harus memenuhi proses penawaran perdana saham. Jumlah sahamnya 74
juta saham, 13 persen seperti yang disetujui dalam Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) Bimantara," ujar Hidayat.

Sebelumnya, RUPS Bimantara memutuskan untuk membagikan dividen berupa
saham Mobile 8 yang dimiliki oleh Bimantara. Namun, Badan Pengawas Pasar
Modal meminta Bimantara untuk memberikan pilihan kepada para investor
untuk menerima dividen tunai atau saham.

Hidayat menambahkan, dalam proses IPO ini, Mobile 8 tidak perlu menunjuk
penjamin emisi. Yang diperlukan adalah penunjukan pembeli siaga (standby
buyer). Pembeli siaga ini diperlukan untuk menampung pemegang saham
Bimantara yang memilih mendapatkan dividen dalam bentuk tunai dibandingkan
dengan saham Mobile 8.

Hidayat juga menjelaskan, untuk tahun 2004 kinerja perusahaan masih akan
mencatat rugi. Tahun 2003 rugi bersih Mobile-8 tercatat sebesar Rp 178,902
miliar dan tahun 2002 rugi bersih Rp 4,434 miliar. Untuk tahun 2005 ini,
perusahaan diperkirakan masih akan membukukan kerugian, tetapi arus kas
positif. Tahun ini Mobile 8 menargetkan jumlah pelanggan 1,5 juta orang,
naik dari 500.000 pada tahun 2004. (anv/joe)



Visit our website at http://www.warnet2000.net 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke