Hallo gank, 
Di bawah ini artikel menarik yang mungkin layak kita telaah.........

Salam
Asodik 
==========

Awal November, situs resmi militer Australia (ARMY: The Soldier' Newspaper)
memuat sebuah laporan yang amat menarik. Di situ disebutkan bahwa saat
Tragedi Bali 12 Oktober terjadi sejumlah tentara Australia ada di tempat
kejadian perkara (TKP). Salah seorang di antaranya malah menyaksikan
bagaimana detik-detik malapetaka itu terjadi.

Kapten Rodney Cox, tulis reporter ARMY, Jonathan Garland, berdiri pada jarak
kurang dari 50 meter dari pusat ledakan di Sari Club, Legian, Kuta. Saat itu
dia baru saja meninggalkan teman-temannya yang sedang berpesta pora di
Paddy's Club. Tiba-tiba, pada posisi sekitar 30 meter dari turunan jalan
menuju Sari Club, sebuah ledakan terdengar. Dia berteriak, ''Apa itu?''

Beberapa detik kemudian lampu mati. Semua aliran listrik seketika mati.
Pantai Kuta menjadi gelap gulita. Dalam tempo dua detik, bahkan kurang,
cahaya terang memancar membentuk awan. Dia tiarap sambil melihat semburan
api raksasa muncul hampir bersamaan dengan terdengarnya ledakan dahsyat.
Puing-puing bangunan menghambur sampai 50 meter ke udara.

Dia sadar ledakan kedua berasal dari bom nonkonvensional dan telah memicu
kerusakan luar biasa besar. ''Saya pernah mengikuti kursus demolisi, tetapi
tidak pernah menyaksikan efek ledakan yang begitu hebat.'' Bayangkan 27
bangunan luluh lantak, puluhan kendaraan hangus, sekitar dua ton tanah
beterbangan membentuk awan panas. 

Kesaksian Kapten Cox yang cukup detail itu mengundang analisis lebih jauh
terhadap identitas bom Bali. ''Pernyataan bahwa listrik mati sebelum adanya
kilatan cahaya praledakan telah menjadi petunjuk kuat dan takterbantahkan
bahwa masa kritis dari suatu senjata mikronuklir telah tercapai,'' kata Joe
Vialls, ahli bom dan investigator independen di Australia.

Bom kecil di Paddy's Club yang meledak 10 detik sebelumnya hanya menimbulkan
kerusakan lokal. Seluruh aliran atau jaringan listrik di Kuta saat itu
lumpuh oleh pengaruh gelombang elektromagnetik Source Region Electromagnetic
Pulse (SREMP) yang dipancarkan mikronuklir pada titik kritisnya. Pulsa
elektromagnetik itu merambat melalui semua medium pada kecepatan cahaya.
Karena itulah, Cox menyatakan listrik mati sebelum dia menyaksikan semburan
api dan awan panas di atas permukaan jalan.

Laporan yang disusun oleh Kapten Jonathan Garland, wartawan koran resmi
Angkatan Bersenjata Australia, itu rupanya telah membuat keki pemerintah dan
petinggi militer di Australia. Mereka khawatir kesaksian itu menjadi blunder
bagi Australia di masa depan. Maka, dengan memo seorang menteri, laporan dan
''kesaksian'' penting itu kemudian dihapus dari situs ARMY. 

Tetapi, penghapusan itu rupanya terlambat. Banyak orang telanjur membacanya.
Beberapa pengamat, antara lain Joe Vialls, malah telah menyimpannya sebagai
dokumen arsip. Kasus penghapusan laporan ini pun konon menjadi bahan
perdebatan di Kabinet Howard. Agar tidak menimbulkan kecurigaan lebih jauh,
diputuskan untuk merestorasi laporan.

Atas perintah pejabat amat senior, laporan itu kembali muncul dengan sedikit
perubahan setelah 12 jam menghilang. Dalam laporan terbaru, kalimat yang
menyebut ''ada selang waktu 10 detik antara ledakan di Paddy's Bar dengan
ledakan mikronuklir'' tidak lagi ditampilkan. 

Untuk mengalihkan perhatian publik, intelijen Australia (ASIO) bersama
polisi federal kemudian melakukan aksi penggeledahan dan penggrebekan
terhadap sejumlah warga Indonesia di Canberra, Perth, dan Sydney. Dengan
dalih mencari teroris Alqaidah dan Jemaah Islamiah, kelompok bersenjata
telah melakukan razia terhadap warga Muslim di Australia. 

Caranya mirip dengan upaya penangkapan terhadap Ustaz Abubakar Ba'asyir dari
RSU PKU Muhammadiyah Solo. Suatu pagi sekitar pukul 5:15 waktu setempat,
mereka sempat merusak pintu dan memecahkan jendela-jendela rumah warga
Indonesia di Perth. Beberapa hari kemudian, bahkan terbetik kabar bahwa
sebuah masjid di Sydney sempat dibakar oleh gerombolan bersenjata tidak
dikenal.

Aksi brutal itu, menurut Joe Vialls, dilakukan atas perintah langsung Menhan
Australia, Darryl William, dan restu Donald Rumsfeld, menhan AS. Di belakang
kedua menteri pertahanan itu ada skenario yang dirancang Mossad dan CIA 


> -----Original Message-----
> From: Akhmad Bukhari Saleh [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
> Sent: Thursday, 14 November 2002 12:24 AM
> To:   [EMAIL PROTECTED]
> Subject:      [yonsatu] AR-15  (Re: Aneh, Simpan Senjata Canggih)
> 
> ----- Original Message -----
> From: "Abdul Sodik" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Wednesday, November 13, 2002 2:26 PM
> Subject: [yonsatu] Aneh, Simpan Senjata Canggih
> 
> 
> > Sumber petugas jihandak menyebutkan, AR15-A2
> > tergolong jenis senjata supercanggih.
> 
> AR-15 adalah cikal-bakal M-16.
> 
> Di US Army, kalau sudah resmi jadi senjata standar, baru diberi kode huruf
> "M", seperti M-1 yang Garrand itu.
> 
> Kalau belum standar US Army, masih pakai kode huruf pabrik/perusahaannya.
> AR-15 adalah design dari perusahaan Armalite. Tidak heran kode hurufnya
> memakai "AR".
> Senapan ini pertama kali dimunculkan Armalite di pasaran dengan kode
> AR-10,
> menggunakan peluru kaliber 7.62.
> Kemudian license-nya dibeli Colt, yang menyempurnakannya, tetapi tetap
> mempertahankan pemakaian kode huruf "AR" itu, dan melepasnya ke pasaran
> dengan kode AR-15 di tahun 1959.
> 
> AR-15 pertama kali dipakai di Indonesia oleh Resimen Pelopor (Menpor)
> Brimob
> Polri, ketika mereka mempersiapkan diri untuk didaratkan (melalui seaborne
> insertion) ke Irian Jaya dalam upaya membebaskan propinsi itu dari Belanda
> di tahun 1962.
> Jadi "barang" yang dibilang super canggih itu malahan sudah ada di
> Indonesia
> sejak 1960, ketika Sodik pun mungkin lahir saja belum.
> Ketika itu memang betul-betul senjata super-canggih. Saya
> terbengong-bengong
> ketika itu melihat koq ada bedil terbuat dari plastik... Tapi itu lebih 40
> tahun yang lalu!!
> 
> Kemudian ternyata ditemukan banyak sekali kelemahan AR-15, dan barulah
> setelah banyak dilakukan perbaikan-perbaikan, akhirnya di awal 1970-an
> versi
> yang telah jauh disempurnakan, termasuk ukuran pelurunya sudah berubah
> menjadi kaliber 5.56 standar NATO, diresmikan menjadi US Rifle M-16,
> standar
> US Army sampai sekarang.
> 
> Kalau kita cermati adanya tambahan kode huruf "A2" pada AR-15 yang
> ditemukan
> di Lamongan, itu menunjukkan bahwa senapan itu merupakan versi yang sudah
> lebih diperbaiki dari AR-15 versi awal (versi A1).
> Namun demikian, AR-15 A2 itu hanyalah penyempurnaan yang membuatnya
> identik
> dengan M-16 A1, yaitu versi awal dari seri M-16 (Seri M-16 ini, yang
> diawali
> M-16 A1, telah berevolusi menjadi M-16 A2, M-16 A3, dan terakhir M-4).
> 
> Lalu kalau AR-15 A2 adalah identik dengan M-16 A1, mengapa koq musti ada
> pembedaan kode huruf itu?
> Masalahnya M-16 adalah standar tentara, jadi hanya boleh dipakai tentara,
> sedang AR-15 adalah versi komersial yang dijual untuk segmen pasar para
> pemburu di Amerika!
> Ya begitulah sistem bisnis senjata api yang berlaku di Amerika, walau
> barangnya persis sama, tetapi kalau dipakai militer kodenya beda, dan
> kalau
> dipakai sipil, untuk berburu, kodenya beda lagi (Pembedaan seperti ini
> berlaku juga di berbagai sektor bisnis lainnya, antara lain pesawat
> terbang.
> Pesawat Dakota yang termasyhur itu, kalau dipakai untuk militer kodenya
> C-47, sedangkan kalau dipakai untuk sipil kodenya DC-3).
> 
> Namun karena hanya dipakai untuk berburu, pada AR-15 A2 dilakukan
> perubahan-perubahan yang membatasi kinerjanya dibanding M-16 A1. Antara
> lain
> pada AR-15 tidak dapat dipasang magasen yang berisi 30 peluru seperti pada
> M-16, sehingga pada AR-15 hanya dapat dilakukan single loading.
> 
> Akhirnya, mengapa koq saya bisa menguraikan hal-hal di atas ini, sementara
> koq ada orang bisa termakan omongan bullshit dan mengatakan "AR-15 super
> canggih, bisa melontarkan granat dengan remote control"??
> Jawabnya sederhana. Karena saya ini seorang Ekek, sementara dia hanya
> seorang wartawan koran lokal!!!
> 
> Wasalam.
> 
> 
> 
> --[YONSATU -
> ITB]----------------------------------------------------------
> Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net>
> Moderators     : <mailto:yonsatu-moderators@;mahawarman.net>
> Unsubscribe    : <mailto:yonsatu-unsubscribe@;mahawarman.net>
> Vacation       : <mailto:listar@;mahawarman.net?BODY=vacation%20yonsatu>
> 1 Mail/day     :
> <mailto:listar@;mahawarman.net?BODY=set%20yonsatu%20digest>
> 
> ---
> Incoming mail is certified Virus Free.
> Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
> Version: 6.0.408 / Virus Database: 230 - Release Date: 24/10/02
>  
> 
---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.408 / Virus Database: 230 - Release Date: 24/10/02
 

--[YONSATU - ITB]----------------------------------------------------------
Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net>
Moderators     : <mailto:yonsatu-moderators@;mahawarman.net>
Unsubscribe    : <mailto:yonsatu-unsubscribe@;mahawarman.net>
Vacation       : <mailto:listar@;mahawarman.net?BODY=vacation%20yonsatu>
1 Mail/day     : <mailto:listar@;mahawarman.net?BODY=set%20yonsatu%20digest>

Kirim email ke