SUARA PEMBARUAN DAILY
Ekonomi Mikro Kunci Thailand Keluar dari Krisis

JAKARTA - Penguatan ekonomi mikro di tingkat masyarakat merupakan kunci
utama Thailand keluar dari krisis ekonomi yang melanda negeri tersebut
pertengahan tahun 1997. Bergeraknya roda perekonomian di level
masyarakat tersebut telah mendorong pertumbuhan ekonomi Thailand sebesar
lima persen di luar ekspor.

Hal ini dikatakan Deputi Perdana Menteri Thailand, Kon Dabbaransi, saat
bertemu Kadin Indonesia di Jakarta, Rabu (19/2).

Kon Dabbaransi mengatakan, Pemerintah Thailand di bawah Perdana Menteri
Taksin merumuskan suatu program pinjaman dana bergulir bagi masyarakat
pedesaan. Caranya, masyarakat desa diberi pinjaman dana tanpa bunga
sebesar satu juta baht per desa.

Penggunaan dana tersebut sepenuhnya diserahkan kepada masyarakat desa
tersebut. ''Entah mereka mau beli televisi, sepeda motor atau apa pun
yang mereka inginkan, pemerintah tidak campur tangan,'' ujarnya.

Ternyata, lanjutnya, dana tersebut dibelanjakan oleh masyarakat baik itu
sepeda motor, alat-alat elektronik, dan sebagainya. Hal ini membuat
produksi meningkat dan dampaknya pemerintah mendapatkan nilai tambah
dari pajak sebesar tujuh persen.

Mereka juga merancang program One Tambon One Product. Program ini
mewajibkan satu tambon (sub district/ terdiri dari 10 desa) memproduksi
satu produk. Pemasaran produk hasil kreasi masyarakat ini dikelola oleh
pemerintah provinsi. Hasilnya, mereka memiliki banyak sekali produk
hasil kreasi masyarakat, yang bukan saja dipasarkan di dalam negeri tapi
juga diekspor.

Selain itu, untuk menggerakkan roda perekonomian di sektor mikro
tersebut, pemerintah juga mendirikan bank UKM (Usaha Kecil Menengah)
dengan dana awal sebesar US$ 50 juta. Bank tersebut berfungsi memberikan
kredit kepada UKM dengan bunga sangat rendah sehingga UKM yang perlu
modal bisa terlayani.

Ternyata, hal ini sangat membantu sehingga UKM di negeri tersebut tumbuh
subur, bahkan sekarang ini tersebar merata di seluruh Thailand. Sejalan
dengan itu, aset bank UKM ini bertambah besar menjadi sekitar US$ 500
juta.

Ia menjelaskan, keberhasilan Thailand mengatasi krisis dan membangun
kembali ekonominya dengan menggerakan perekonomian rakyat bisa menjadi
contoh bagi Indonesia. ''Tidak mustahil program sejenis ini diterapkan
di Indonesia. Saya yakin, ini bisa dilakukan di Indonesia,'' katanya.

Sementara itu, Ketua Umum Kadin Indonesia Aburizal Bakrie mengatakan,
Indonesia ke depan haruslah mengubah pola pembangunan ekonominya dari
makro ke mikro.

Aburizal Bakrie menjelaskan, kestabilan ekonomi makro memang penting,
tetapi jauh lebih penting membangun ekonomi mikro. Sebab, dengan
tumbuhnya ekonomi mikro maka stabilitas makro pun akan terjaga dengan
baik.

Ia melihat keberhasilan Thailand yang bisa mencapai pertumbuhan ekonomi
sebesar lima persen tahun lalu hanya dengan membangun ekonomi mikro dan
memanfaatkan pasar domestik, dapat ditiru. ''Pembangunan ekonomi kita
perlu penekanan pada bisnis-bisnis kecil dari desa yang berkembang bagus
menuju ke nasional,'' tandasnya. (N-3)

Last modified: 20/2/2003

-- 
syafril
-------
Syafril Hermansyah<syafril-at-dutaint.co.id>

--[YONSATU - ITB]----------------------------------------------------------
Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net>
Moderators     : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
Unsubscribe    : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
Vacation       : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>


Kirim email ke