8<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<    
Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater        
Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697     
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>8   
 
  
  
     
      Artikel yang menarik untuk para ibu yang kebetulan 'lupa' akan 
kewajibannya sebagai 'salah satu poros keluarga', dan bagi para wanita 
yang belum pernah mendengar bagaimana peran seorang ibu rumah tangga dari 
sudut pandang seorang ulama.
Tapi, Aa Gym kelihatannya lupa, bagaimana dengan para ibu rumah tangga 
yang telah pontang-panting mengurus suami dan anak2nya disamping harus 
berkarier pula, sementara si suami kerjanya hanya menonton TV, kongkow2 
dengan teman2nya dan maunya hanya dilayani istri saja? 

Jika seorang ibu diharapkan dapat berfungsi sebagai salah satu poros kasih 
sayang, tentunya memang demikianlah yang kita harapkan, dengan catatan 
poros kasih sayang yang satunya lagi, yaitu yang diperankan oleh sang 
bapak terlaksana pula dengan baik, karena tidak mungkin kasih sayang 
suami-istri dan kasih sayang dalam keluarga dapat tercipta hanya melalui 
sebelah tangan.  Dengan demkian, menurut saya sangat tidak tepat  kalau 
terjadinya perselingkuhan suami-istri, anak2 yang hamil di luar nikah, 
dsb., disebabkan oleh seorang ibu yang terlalu sibuk diluar rumah. Menurut 
saya, kebahagiaan hidup berumah tangga dan keberhasilan dalam mendidik 
anak2 sepenuhnya tergantung dari suami-istri itu sendiri secara 
bersama-sama.  Tidak mungkin ada persoalan tanpa sebab.  Tidak mungkin ada 
istri atau suami selingkuh tanpa sebab.  Karenanya tidak melulu harus 
karena si istri gila dengan kariernya atau gila dengan gemerlapan hartalah 
maka perselingkuhan terjadi atau anak2 tidak terdidik dengan baik.  Hanya 
untuk istri yang 'kurang waraslah' maka kesalahan dapat dibebankan 
sepenuhnya kepadanya.

Jika seorang pria dan wanita telah sepakat untuk hidup berumah tangga, 
maka seyogyanyalah mereka mengerti konsekuensi yang akan mereka hadapi, 
misalnya munculnya tanggung jawab untuk membesarkan dan mendidik anak 
secara bersama2, munculnya tanggung jawab untuk memupuk dan merawat 
kebahagiaan rumah tangga dengan penuh kasih sayang secara bersama2 pula, 
berkurangnya waktu untuk kesenangan pribadi bersama teman2 seperti masa 
sebelum menikah, munculnya kewajiban untuk mempertahankan kesetiaan 
masing2 dan saling mendukung dalam suka maupun duka.

Menyalahkan atau mengingatkan kaum wanita saja atas problematik keluarga 
dan sosial yang telah atau mungkin timbul menurut saya adalah suatu sikap 
yang sangat tidak bijaksana, diskriminatif dan tidak manusiawi.

Selamat hari ibu, kepada seluruh wanita Indonesia!.

Salam hangat,
HermanSyah XIV.






<[EMAIL PROTECTED]>
12/22/2003 07:22
Please respond to anggota

 
        To:     [EMAIL PROTECTED]
        cc: 
        Subject:        [anggota] Kado Hari Ibu dari Aa Gym


8<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<< 
Sumbangan partisipasi HANATA bisa dikirimkan ke Rekening HANATA2004 
Bank                             : BCA Cabang Ahmad Yani - Bandung 
Rekening #               : 437-0634-381, a/n Onang Mertoyono 
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>8 
 
 
    AWW.

Berikut tulisan Aa Gym dalam rangka hari Ibu, sumber detik.com.
Mohon maaf bila ada yang sudah baca, delete saja.
Wassalam. DZArifin.

-------------------------

Titik Kemuliaan Ibu Rumah Tangga
Sumber: MQ Media On Line - Telaah Utama


"Rasa kasih sayang dalam rumah tangga memerlukan satu poros
utama, dan ia adalah wanita yang menjadi ibu rumah tangga.
Tanpa kehadiran ibu rumah tangga, maka rumah tangga akan kering
tanpa makna." (Ayatullah Uzma Sayid Ali Khamenei)
SESAAT menjelang bunuh diri, aktris kenamaan Hollywood, Marilyn
Monroe, menulis sepucuk surat untuk kaum wanita seluruh dunia.
Bintang iklan yang juga supermodel paling populer itu
menyampaikan sebuah penyesalannya menjalani kehidupan di dunia
ini. Salah satu kutipan dalam suratnya tersebut sebagai
berikut:
"?Waspadailah popularitas wahai wanita?Waspadailah setiap
kegemerlapan yang menipumu. Saya adalah wanita termalang di
muka bumi ini, sebab saya tidak bisa menjadi seorang ibu.
Sesungguhnya wanita itu seharusnya menjadi penghuni rumah
utama. Kehidupan berumah tangga dan berkeluarga secara mulia di
atas segalanya. Sesungguhnya kebahagiaan wanita yang hakiki
adalah dalam kehidupan rumah tangga yang mulia dan suci, bahkan
kehidupan berumah tangga adalah simbol kebahagiaan wanita dan
manusiawi."
Marilyn Monroe tak sendirian. Kini, banyak kaum perempuan barat
mengikuti penyesalan Marilyn Monroe. Penyesalan ini lahir dari
banyak hal yang telah mereka lakukan di luar fitrah mereka.
Mereka menyesal atas kesibukannya di luar rumah. Karena
kesibukan mereka di luar rumah, keluarga mereka menjadi rentan
dihinggapi berbagai masalah. Penyelewengan, perselingkuhan
suami istri, adalah masalah dominan yang kerap mengunjungi
mereka. Karenanya, kegoncangan kehidupan rumah tangga,
penyelewengan pendidikan anak yang menyebabkan mereka terlantar
dan sengsara menjadi pelengkap penyesalan mereka. Tentu, secara
fitrah, tak ada seorang wanita (ibu) yang tak menangis hatinya
saat melihat anak-anaknya memiliki moral yang rusak, bebas
berzina, hamil di luar nikah, aborsi, dan lain-lain. Tapi,
inilah yang terjadi di barat sana.
Kaum wanita yang hidup dalam liberalisme barat mulai menyadari
bahwa persamaan, kesetaraan, dan kebebasan yang didengungkan
banyak kaumnya di negeri mereka, sebetulnya telah merampas
kebahagiaan dan fitrah mereka sendiri. Mahmud Mahdi Al
Istambuli menyampaikan kabar kesadaran mereka itu sebagai
berikut: "Mereka baru-baru ini mulai mengajukan persamaan
dengan wanita Muslimah, sesudah mereka tahu apa tujuan di balik
semboyan-semboyan dan slogan-slogan bohong itu. Wanita-wanita
barat rindu mendapatkan kehidupan sebagaimana dialami wanita di
negeri Islam. Mereka menuntut persamaan dengan kehidupan para
Muslimah itu."

***
MONROE berharap menjadi seorang ibu yang baik. Bahkan, ia
menyatakan sendiri bahwa kebahagiaan hakiki seorang wanita
adalah ketika ia mampu menjadi ibu, yang berkiprah total dalam
kehidupan rumah tangga dan keluarganya. Berkhidmat dan taat
sepenuhnya kepada suami, melahirkan anak, mendidiknya,
membesarkannya, menjadikan mereka generasi yang taat kepada
orangtua, dan generasi penerus perjuangan yang akan mampu
mewujudkan peradaban mulia.Tentu, Monroe dan banyak kaum wanita yang 
kemudian menyadari
kekeliruannya selama ini, melihat sebuah kemuliaan dalam status
itu. Dan, secara tidak langsung, ia menyanggah bahwa
kebahagiaan hakiki seorang wanita ada dalam gemerlapnya harta,
tingginya kedudukan, pesatnya karier, dan lain-lain.
Sesungguhnya, yang Monroe lihat adalah sebuah kebenaran.
Kebenaran yang selama ini diajarkan Islam. Ajaran yang
menempatkan wanita, terutama ibu, dalam posisi yang sangat
mulia.Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Uzma Sayid Ali
Khamenei mengatakan, "Anda yang beraktivitas di luar rumah,
baik Anda sebagai dokter, dosen di perguruan tinggi, atau
profesi-profesi akademis lainnya yang pada tempatnya tentu
relevan, tetap harus memberikan kiprahnya di dalam rumah.
Masalah keibuan, status sebagai istri, rumah dan rumah tangga,
semuanya merupakan hal amat fundamental dan vital. Anda
bukanlah wanita yang sempurna jika Anda tidak menangani urusan
di dalam rumah. Rasa kasih sayang dalam rumah tangga memerlukan
satu poros utama, dan itu ialah wanita yang menjadi ibu rumah
tangga. Tanpa kehadiran ibu rumah tangga, maka rumah tangga
akan kering tanpa makna."
Dr. Mien Uno, salah seorang tokoh perempuan negeri ini
mengungkapkan hal senada. "Saya menganggap bahwa ibu rumah
tangga adalah karir yang sangat terhormat. Akan tetapi, banyak
masyarakat kita yang berpendapat bahwa status ibu rumah tangga
bukanlah karir karena tidak bergerak dalam lingkup publik. Saya
tidak mengerti yang dimaksudkan dengan lingkup publik.
Bagaimanapun, menurut pendapat saya, justru ibu rumah tangga
adalah posisi yang sangat terhormat karena dia melingkupi
faktor-faktor sosial dengan keluarga, dengan masyarakat. Dia
peletak dasar agama, kemudian sebagai seorang pendidik yang
baik. Karenanya, dia berkarir sebagai ibu rumah tangga."
Sebuah puisi dari Chages, Challenges and Choices: Women in
Develompent in Papua New Guinea, mungkin menjadi daftar
lanjutan layaknya posisi ibu rumah tangga mendapat tempat
terhormat dan mulia. Berikut bait-bait puisi yang dimaksud:
Istriku Yang Tidak Bekerja
Suatu ketika
Siapa yang mengerik sagu?
Siapa merawat ternak itu?
Menjadi tumbuh dan menjual makanannya
Hingga keluarga bertahan
Siapa menimba air di sumur?
Merawat dan menyayang anak-anak itu?
Merawat yang sakit?
Yang pekerjaannya menghabiskan waktu
Yang bagi lelaki untuk minum kopi, merokok, berpolitik dengan
temannya?Siapa hatinya tercurah bagi anak-anak?
Yang perjuangannya
Tak terlihat
Tak terdengar
Tak dihargai
Tak terbantu
Membantu pembangunan?
Siapa peduli untuk bilang
Benarkah Istriku tidak bekerja?

Keterhormatan profesi ibu rumah tangga tentu tidak berhenti di
titik itu. Keterhormatan itu akan semakin lengkap manakala
seorang ibu rumah tangga mampu mewujudkan tiga struktur rumah
tangga, seperti yang diungkapkan Syeikh Muhammad Al-Ghazali,
yaitu sakinah, mawaddah dan rahmah.
Menurut Al Ghazali, yang dimaksud sakinah adalah hendaknya
seorang ibu rumah tangga harus berpuas hati dengan pasangannya,
demikian juga sebaliknya. Mereka harus menanamkan kesetiaan
dalam kehidupannya. Seorang ibu rumah tangga sepatutnya tahu
kesenangan suami. Menyediakan segala keperluan yang disukainya
terlebih dahulu, sebelum meminta sesuatu darinya. Sementara
mawaddah, berarti seorang ibu rumah tangga harus berupaya
menumbuhkan rasa suka dan duka bersama keluarganya. Dan rahmah,
berarti seorang ibu rumah tangga harus senantiasa mendasarkan
setiap perilaku dan aktivitasnya di dalam rumah kepada akhlak
yang mulia, serta tahu bersyukur atas nikmat yang diperoleh.
Namun demikian, menjadi ibu rumah tangga yang mendapat
kehormatan dan kemuliaan memerlukan kelayakan yang cukup.
Wanita yang berhati batu, tidak pandai menaati suami, sering
menuntut hak dan mengada-adakan masalah, tetapi gagal
menunaikan tanggungjawab, tidak layak mendapat tempat terhormat
dan mulia itu. Apalagi ia tidak mampu mewujudkan kehormatan
anak-anaknya yang bakal menyambung kehidupan rumah tangga dan
mewujudkan peradaban mulia. Kini, dengan catatan daftar
kehormatan ibu rumah tangga, masih adakah yang menyebut bahwa
ibu rumah tangga sebagai profesi terhina? Wallahua'lam.
(Syam/MQ)***



___________________________________________________________
indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id



---[Anggota YON-1 ITB]------------------------------------------- 
Undangan resmi, acara, peserta  dan peta lokasi HANATA2004 : 
http://pub.mahawarman.net/hanata2004/undangan-hanata2004.html 
http://pub.mahawarman.net/hanata2004/detail-acara-hanata2004.txt 
http://pub.mahawarman.net/hanata2004/lokasi_acara_hanata2004.html 
http://pub.mahawarman.net/hanata2004/peserta_hanata2004.pdf 
 
Pemesanan kaos/topi              : 
http://pub.mahawarman.net/hanata2004/Pesanan-Kaos-dan-Topi.txt 
http://pub.mahawarman.net/hanata2004/status_pesanan.pdf 
 
 



--[YONSATU - ITB]----------------------------------------------------------   
Arsip           : http://yonsatu.mahawarman.net  
News Groups     : gmane.org.region.indonesia.mahawarman  
News Arsip      : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman  

Kirim email ke