Mungkin "bola salju" akan terus menggelinding dan membesar, yang diawali pernyataan Prof Dr. HM. Amien Rais, MA di berbagai media masa yang "menolak Privatisasi Pertamina" (Republika 23 September 2002 halaman 3), setelah sebagai pembicara kunci pada Seminar Sehari UU Migas 22/2001 & Privatisasi Pertamina: Peluang atau Ancaman bagi Negara?", yang diselenggarakan para pekerja Pertamina yang bekerja sama dengan FSPSI Pertamina.
Pagi ini (Jumat, 27 september) di Ruang Kerja Ketua MPR, Gedung Nusantara III LT. 5 MPR/DPR akan terjadi pertemuan antara Prof Dr. HM. Amien Rais, MA (sebagai pembicara) dengan Forum Perjuangan Serikat Pekerja BUMN Indonesia (Pertamina, Indosat, Telkom, Semen Padang, Semen Gresik dsb) yang diliput oleh berbagai media masa. Inti pertemuan yang undangannya ditanda tangani Ir. Edi Zanur MSAE (Koordinator Forum Perjuangan SP - BUMN) adalah pernyataan sikap terhadap rencana privatisasi BUMN oleh Kantor menteri BUMN, yaitu: * Menolak segala upaya penyelesaian krisis ekonomi dengan orientasi jangka pendek melalui penjualan aset-aset negara yang strategis (Pertamina, Telkom dsb). * Menghimbau kepada seluruh bangsa untuk "clash action" terhadap Menteri BUMN atas kerugian yang telah dan akan ditimbulkan dari penjualan aset-aset di atas. * Menuntut lembaga-lembaga Tertinggi & Tinggi Negara, Presiden dan Wakil Presiden untuk mempertimbangkan pembubaran Kantor Menteri BUMN dan diganti dengan Badan Otonomi seperti BI. * Menghimbau seluruh Komponen Serikat pekerja BUMN dan Badan Legislatif (DPR) untuk menyusun dan finalisasi draft RUU BUMN. * Menghimbau kepada seluruh komponen Serikat Pekerja BUMN untuk memberantas praktek-praktek korupsi yang terjadi di lingkungan masing-masing, baik oleh Komisaris, Direksi maupun jajaran karyawan dibawanya. Sudah saatnya kita sebagai "petani" diberbagai "ladang" (perminyakan, pertambangan, energi dsb) adalah petani yang makmur, bukan petani "gurem" atau petani penggarap yang hanya menguntungkan pemilik "ladang" (ASING). Akankah kita biarkan, bangsa kita dengan kwalitas SDM paling bawah hanya mampu sebagai TKI pelengkap penderita di negara lain, sementara anak bangsa yang berkwalitaspun menjadi "jongos" di negeri sendiri, jika aset-aset strategi dikuasai asing?. Sepatutnya kita mencontoh para petani yang bergotong royong mengganyang tikus yang merusak tanaman di sawah/ladang, dengan berbagai cara bahkan sampai dilombakan. Tentu kepala Desa (yang normal dan sehat) tidak akan menyuruh warganya membakar lumbung padi bahkan sawah/ladang jika di desa tersebut banyak dijumpai hama tikus. Apalagi sampai ada pemikiran menjual sawah/ladang, itu sama saja artinya membiarkan tikus hama akan tetap hidup kenyang, sementara petani kelaparan. Padahal kita telah diberi contoh dengan sistem petani di Indonesia, yang telah diadopsi oleh industri perminyakan di seluruh dunia dengan pola bagi hasilnya (Production Sharing Contract). Salam, Merdeka! Asodik --- Outgoing mail is certified Virus Free. Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com). Version: 6.0.386 / Virus Database: 218 - Release Date: 9/09/02 --[YONSATU - ITB]---------------------------------------------------------- Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net> Moderators : <mailto:[EMAIL PROTECTED]> Unsubscribe : <mailto:[EMAIL PROTECTED]> Vacation : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu> 1 Mail/day : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=set%20yonsatu%20digest>