“Ya Allah kasihanilah aku orang berdosa ini.”

(Hos 6:1-6; Luk 18:19-14)

 

“Dan kepada beberapa orang yang
menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus
mengatakan perumpamaan ini: "Ada dua orang
pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain
pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya
Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang
lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti
pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh
dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan
ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya
Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: Orang ini
pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu
tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa
merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”
(Luk 18:9-14), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

 

Berrefleksi
atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai
berikut:

·   “Tong kosong
berbunyi nyaring, orang sombong kiranya sinthing”. Kata-kata ini kiranya baik 
dikenakan kepada mereka
yang sombong seperti orang Farisi yang berdoa: “ Ya Allah, aku mengucap syukur 
kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti
semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan
juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan
sepersepuluh dari segala penghasilanku”. Mereka nampak begitu bagus,
menawan, memikat dan mempesona penampilannya, padahal apa yang ada di dalam
hatinya adalah apa yang busuk dan jahat. Jika kita jujur mawas diri bukankah
masing-masing dari kita bertambah usia berarti juga bertambah dosa-dosanya,
maka marilah kita senantiasa berdoa dan menghayati diri: “Ya Allah, kasihanilah 
aku orang berdosa ini”. Kesadaran dan
penghayatan diri sebagai yang berdosa identik sebagai yang beriman, sebagaimana
dinyatakan oleh para gembala kita, sebagai yang terpilih, senantiasa menyatakan
diri sebagai ‘yang hina dina’. “Yesuit
adalah orang yang mengakui dirinya pendosa, tetapi tahu bahwa dipanggil menjadi
sahabat Yesus”, demikian penyataan Konggeregasi Jendral SJ ke 32. Kita
semua yang beriman kepada Yesus Kristus dipanggil untuk menjadi sahabat Yesus,
yang senantiasa rendah hati. “Hendaklah
kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga
dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap
kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan
telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan
menjadi sama dengan manusia.Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah
merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib”
(Fil 2:5-8)     

·   “Aku menyukai
kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah,
lebih dari pada korban-korban bakaran” (Hos 6:6). Kasih setia dan
pengenalan akan Allah itulah yang harus kita usahakan bersama-sama di masa
Prapaskah ini. “Manusia diciptakan untuk
memuji, menghormati serta mengabdi Allah Tuhan kita, dan dengan itu
menyelamatkan jiwanya” (St. Ignatius Loyola, LR no 23). Allah hadir dan berkarya
dalam semua ciptaanNya di dunia/bumi ini, dan tentu saja pertama-tama dan
terutama hadir dan berkarya di dalam setiap manusia yang diciptakan sesuai
dengan gambar atau citraNya. Maka usaha untuk mengenal Allah kiranya antara
lain dapat kita wujudkan dengan melihat dan mengimani kehadiran dan karya Allah
di dalam setiap manusia, dalam diri kita sendiri maupun sesama dan
saudara-saudari kita. Marilah kita lihat dan kenali apa yang baik, luhur dan
mulia di dalam diri kita dan saudara-saudari kita, dan saya percaya bahwa di
dalam diri kita masing-masing ada lebih banyak apa yang baik, luhur dan mulia
daripada yang tidak baik, remeh dan jorok. Jika kita dapat melihat dan
mengenalinya secara memadai maka akan terjadi kehidupan bersama yang ditandai
oleh saling mengasihi dan setia satu sama lain sebagai wujud kehadiran dan
karya Allah dalam kebersamaan hidup kita. Kesetiaan antar suami-isteri yang
saling mengasihi baik dalam untung dan malang, sehat maupun sakit merupakan 
bentuk keteladanan hidup
beriman yang utama dan tak tergantikan. Kami percaya bahwa dari suami dan
isteri yang saling mengasihi dan setia akan lahir dan tumbuh berkembang
manusia-manusia yang menyukai kasih setia dan pengenalan akan Allah. Maka
dengan rendah hati kami mengharapkan para suam-isteri atau bapak-ibu untuk
sungguh menjadi saksi atau teladan dalam kash setia dan pengenalan akan Allah,
di zaman yang memang ditandai oleh aneka macam bentuk penyembahan berhala
maupun kesombongan,. 

 

“Kasihanilah aku, ya Allah, menurut
kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!
Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku” 
(Mzm 51:3-4)

 

Jakarta, 21 Maret 2009




      
___________________________________________________________________________
Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru.
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

Kirim email ke