“Sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!"

(Yun 3:1-10; Luk 11:29-32) 

 

“Ketika orang banyak mengerumuni-Nya,
berkatalah Yesus: "Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka
menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain
tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe,
demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini. Pada waktu
penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini
dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk
mendengarkan hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada
Salomo! Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama
angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu
bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada
di sini lebih dari pada Yunus!"(Luk
11:29-32), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.  



Berrefleksi
atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai
berikut:

·   Penjahat pada umum peka terhadap lingkungan hidup
dimana ia hendak berbuat jahat, namun kiranya mereka buta terhadap aneka macam
sentuhan, bisikan atau sapaan untuk berbuat baik atau hal-hal yang bersifat 
spiritual
atau berbudi pekerti luhur. “Orang-orang
Ninive bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya
yang ada di sini lebih besar dari pada Yunus”, demikian sabda Yesus. Dalam
tatanan atau aturan moral ada tiga tingkatan: sopan santun -> hukum -> moral , 
sedangkan dalam
psiko-religius juga ada tiga tingkatan atau taraf: psiko-phisik -> psiko-sosial 
-> psiko spiritual rational. Orientasi
hidup dan cara bertindak kebanyakan orang kiranya berada dalam tatanan hukum
dan taraf psiko-sosial; dalam tingkat atau taraf hidup ini orang dapat
berkembang naik ke tingkat atau taraf moral atau psiko-spiritual rational ,
tetapi juga dapat turun ke tingkat atau taraf sopan santun atau psiko-phisik  
Sebagai orang beriman kita diharapkan tumbuh
berkembang dalam hal hidup dan bertindak ke taraf moral atau psiko-spiritual
rational, peka terhadap kehendak Tuhan atau bisikan Roh Kudus yang antara lain
menggejala dalam mereka yang berkehendak baik serta berbudi pekerti luhur,
antara lain dalam bentuk keutamaan-keutamaan seperti “kasih, sukacita, damai 
sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan,
kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (gal 5:22-23) .Maka marilah
kita membuka hati, jiwa, akal budi dan tubuh kita terhadap aneka penghayatan
keutamaan dalam diri saudara-saudari kita, dan kemudian meneladan atau
mengikutinya agar kita tidak menjadi ‘angkatan yang jahat’. Hemat saya
keutmaan-keutamaan tersebut dihayati oleh saudara-saudari kita semua, tanpa
pandang bulu atau SARA, usia, jabatan atau kedudukan.  

·   “Ketika Allah
melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah
lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah
dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Ia pun tidak jadi melakukannya.” (Yun 
3:10). Kutipan ini kiranya baik menjadi
permenungan atau refleksi bagi siapapun yang masih berbuat jahat dalam bentuk
apapun. Aneka malapetaka atau bencana seperti banjir, tanah longsor dst..yang
sering terjadi pada masa kini kiranya antara lain disebabkan oleh cara hidup 
atau
cara bertindak para penjahat atau orang-orang serakah yang cara hidup dan cara
bertindaknya berorientasi pada hal-hal phisik atau harta benda atau uang alias
materialistis. Para pengusaha dengan mengandalkan dana atau uang serta
backing dari pejabat tertentu melakukan pembabatan hutan, pengeringan lahan
sawah menjadi perumbahan,  situs-situs
penampungan air menjadi gedung berbeton, pengambilan air tanah tanpa aturan
atau tanpa batas dst..hemat saya merupakan bentuk kejahatan structural. Kolusi
pada para pejabat di badan publik dengan para pengusuha atau bisnis juga
merupakan bentuk kejahatan structural. 
Kejahatan struktural rasanya lebih sulit untuk didobrak atau ditobatkan
daripada kejahatan pribadi  Mereka yang sering
dseibut penjahat seperti pencopet, pendong, pencuri dst.. hemat saya bertindak
demikian karena kejahatan struktural yang terjadi; mereka pada dasarnya adalah
orang-orang baik dan harus berbuat jahat karena 
terpaksa harus mempertahankan hidup yang dianugerahkan oleh Tuhan dan
tiada yang memberi kesempatan dan kemungkinan untuk bekerja sebagaimana
mestinya. Mereka adalah korban-korban keserakahan sementara orang. Sekali lagi
kami berharap semoga para penjahat bertobat dan rasanya harus disponsori dan
dimulai oleh para penjahat struktural serta menghindarkan atau memberantas
aneka macam bentuk keserakahan atau mencari keuntungan diri sendiri maupun
kelompok atau golongannya. 

 

“Kasihanilah
aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut
rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan
tahirkanlah aku dari dosaku Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan
perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh! Janganlah membuang aku dari
hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku “ (Mzm 
51:3-4.12-13)

 

Jakarta, 4 Maret 2009

     




      Bersenang-senang di Yahoo! Messenger dengan semua teman. Tambahkan mereka 
dari email atau jaringan sosial Anda sekarang! 
http://id.messenger.yahoo.com/invite/

Kirim email ke