Salam...

Sebenarnya tadi saya mau melanjutkan menulis takdir seri 5, tapi karena 
tergelitik dengan beberapa orang yang suka teriak-teriak minta bukti keberadaan 
Tuhan di milist parapemi...@yahoogroups.com maka saya "terpancing" juga untuk 
memberikan pendapat tentang itu.

Mengingat kemarin-kemarin ada yang rada sentiment di milist 
parapemi...@yahoogroups.com  ketika sumber yang saya jadikan referensi dari 
tokoh-tokoh Islam, maka untuk mempermudah pemahaman secara merata kali ini akan 
kita lihat bagaimana pendapat beberapa tokoh penganut agama (islam dan non 
islam), dan bukan itu saja, sebagai penyeimbang saya juga akan menunjukkan 
kritik-kritik terhadap beberapa pendapat tersebut :)

Dengan kata lain saya ingin menunjukkan bahwa apa yang sering 
diteriak-teriakkan oleh sebagian member milist tersebut, dalam kaidah akademis 
sebenarnya sama sekali bukanlah barang baru dan karena bukan barang baru maka 
sesungguhnya patut dipertanyakan, kenapa sebagian dari yang tukang teriak2 
tersebut malah terkesan "bangga" jika tidak bertuhan :)  

Sebenarnya,  pembuktian tentang keberadaan Tuhan bisa dijelaskan dengan 
berbagai argumen, empat argumen yang paling terkenal antara lain ;

. Argumentasi Ontologis
. Argumentasi Kosmologis
. Argumentasi Teleologis atau argumentasi from design
. Argumentasi Moral

Dalam ruangan yang sempit ini, kita akan ambil salah satu argumen dengan 
beberapa tokoh pemikirnya, kita mulai saja dari argumentasi kosmologis. 
Bagaimana argumentasi kosmologis menjelaskan tentang bukti keberadaan Tuhan?

Menurut Ibnu Sina keberadaaan alam ini adalah sesuatu yang mungkin ada 
(possible beings), yang keberadaannya memiliki keterkaitan sebab-akibat dengan 
keberadaan ada-ada yang lainnya. Keterkaitan ini tidak mungkin menjadi suatu 
rangkaian tak terbatas, sebab pasti ada sesuatu yang adanya tidak disebabkan 
lagi oleh sesuatu diluar dirinya sebagai "Penyebab Utama" atau a first cause.  
Ada yang satu secara esensial ini menghasilkan suatu akibat langsung, yaitu 
"intelejen". 

Menurut Ibnu Sina berpikir adalah mencipta dan hal ini hanya dapat dilakukan 
oleh "pemikir yang niscaya" yaitu Tuhan karena hanya Tuhanlah yang Ada Mutlak.

Menurut Thomas Aquinas yang nampaknya sangat terpengaruh dengan Aristoteles, 
bahwa keberadaan Tuhan bisa dibuktikan dengan "lima jalan". 

Pertama dengan berdasarkan teori "gerak". Berdasarkan teori ini, hal-hal yang 
ada bergerak dimana nampak perubahan dari potensial ke aktual, yang tidak bisa 
menjadi "regresi tak terhingga", karenanya haruslah ada gerak pertama yang mana 
dirinya sendiri tidak digerakkan, yaitu Tuhan.

Kedua, sebab efisien. Ada sebab efisien didalam dunia (sebab penghasil). Tidak 
ada yang menjadi sebab efisien dari dirinya sendiri, dan tidak mungkin ada 
suatu regresi tak terhingga darinya sebab jika tidak ada sebab pertama, maka 
tidak mungkin ada rangkatan sebab akibat. Karena itu, harus ada "sebab efisien 
pertama" yang tidak disebabkan oleh yang lain. Dan Dia adalah Tuhan.

Ketiga, didasari pada posibilitas dan necesitas. Ada yang muncul berada dan 
berakhir untuk ada. Tetapi tidak semua ada dapat menjadi ada yang mungkin 
(posible), karena apa yang menjadi ada hanya mungkin terjadi lewat apa yang 
telah ada (tidak ada sesuatu yang tidak disebabkan). Karenanya pasti ada "ada" 
yang keberadaannya niscaya (tidak pernah menjadi dan tidak pernah berakhir 
untuk ada). Ada seperti ini adalah Tuhan.

Keempat, didasari pada tingkat-tingkat (gradiation) pada benda-benda. Ada 
tingkat-tingkat berbeda di antara yang ada (yang satu lebih sempurna daripada 
yang lain). Ada hal-hal yang menjadi tidak kurang dan tidak lebih sempurna 
apabila tidak ada yang sempurna total. Karena itu pasti ada "ada yang sempurna" 
atau perpect being, yaitu Tuhan.

Kelima, didasari pada adanya tujuan dunia (governace of the world). 
Benda-benda, seperti halnya benda-benda angkasa, bergerak ke suatu tujuan, 
tentu saja untuk mencapai hasil yang terbaik. Hal ini tidak mungkin apabila 
tidak ada "ada yang berintelejen", sebagaimana ada sebuah panah yang meluncur 
yang dilepaskan pemanah. Maka pastilah "ada intelejen" untuk segala ada di 
dunia ini, yaitu Tuhan.

Argumentasi kosmologi ini mendapat kritik tajam dari filsuf Inggris, David Hume 
(1711-1776). Filsuf yang dikenal sebagai penganjur aliran skeptisme ini 
berpendapat bahwa apa yang direkomendasikan oleh argumentasi kosmologis 
memiliki kelemahan besar dari penalarannya.

Argumentasi tersebut mengacaukan konsep sebab dan akibat. Menurut Hume, 
kesimpulan yang ditarik dari akibat yang terbatas, menghasilkan sebab yang 
terbatas pula. Tidak mungkin lebih jauh dari itu. Maka konsep Tuhan dalam 
argumentasi kosmologis adalah terbatas. Tidak ada cara untuk menentukan prinsip 
kausalitas, sebab sesungguhnya penalaran ini hanya berdasar pada suatu 
kebiasaan saja (habit). Kita hanya dapat mengetahui bahwa Z terjadi setelah Y, 
tapi apakah benar bahwa Z itu disebabkan oleh Y, kita tidak ketahui. Alam 
semesta ini secara keseluruhan tidak membutuhkan suatu sebab, kecuali 
bagian-bagian daripadanya saja.

Kant yang sebagaimana disebut dipengaruhi oleh filsafat Hume, juga mengkritik 
argumentasi kosmologis. Baginya, dunia noumena (esensi) tidak bisa disimpulkan 
dari dunia fenomena (gejala). Dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan 
eksistensil sebagai hal yang niscaya adalah tidak mungkin, sebab hal itu hanya 
mungkin dalam pernyataan logika. Argumentasi kosmologis ini memiliki 
kontradiksi-kontradiksi metafisik.

Kritik Hume dan Kant bukanlah akhir dari problem argumentasi kosmologis. 
Pemikir-pemikir seperti Richard Taylor, Stuart C. Hackett, dan James Ross dapat 
disebut pembela argumentasi ini, dengan pertimbangan bahwa keberadaan Tuhan 
memang bukanlah hasil dari argumentasi, tapi paling tidak dengan argumentasi 
kosmologis diperlihatkan bagaimana dasar-dasar logis dalam kaitan antara suatu 
keberadaan yang terbatas dengan ada yang tidak terbatas.

hmm...

Nampaknya cerita saya ini akan menjadi tidak menarik kalau saya tulis lebih 
panjang lagi, jadi untuk sementara tulisan ini saya rasa cukup untuk menjawab 
teriakan beberapa orang yang kemarin suka teriak2 menolak keberadaan Tuhan. 

"Hayuh buktikan kalau Tuhan itu tidak ada" hihihi...


Salam, 



Iman K.
www.parapemikir.com/indo


Kirim email ke