WASPADA,MATADOR!  Wednesday, 25 June 2008

[image: Image]

*WINA*(SINDO) – Kesuksesan Spanyol mengalahkan Rusia 4-1 dijamin tak akan
mudah terulang saat keduanya kembali bertemu pada semifinal Euro 2008 di
Stadion Ernst Happel dini hari nanti.

La Seleccion –julukan Spanyol– membuka petualangan mereka di Austria-Swiss
dengan kemenangan meyakinkan atas Beruang Merah–julukan Rusia–, Selasa
(10/6). Pada laga Grup D di Stadion Tivoli-Neu tersebut, hat-trick David
Villa ditambah kontribusi Francesc Fabregas meluluhlantakkan Rusia yang
hanya bisa memperkecil kedudukan lewat Roman Pavlyuchenko.

Setelah 16 hari berselang dari partai itu, keduanya bersua lagi.Namun, hasil
atau jalannya pertandingan nanti dipastikan tidak akan identik seperti
perang pertama.Faktor pembedanya adalah kehadiran Andrei Arshavin.Berkat
keberadaan punggawa Zenit St Petersburg ini, penampilan Rusia terus meroket,
yang berujung performa gemilang untuk menghancurkan Belanda 3-1 di perempat
final. "Jika kami berpikir dapat menaklukkan Rusia layaknya pertemuan
pertama,kami salah besar.Kami harus berhati-hati,"ungkap Fabregas.

Spanyol memang mesti waspada. Ibarat matador, La Seleccion sukses mengelabui
banteng dalam duel pertama. Namun, sang banteng tentu tak sudi kembali
menyerah. Rusia, sang banteng,pasti bakal mengamuk. Dengan umpan cepat serta
pergerakan pemain tanpa henti, Beruang Merah siap membalas luka. Ambisi
balas dendam kekalahan Tivoli-Neu dilupakan.

Yang diinginkan Rusia hanyalah kemenangan untuk membawa mereka masuk final
Euro pertama sepanjang sejarah, sekaligus mengembalikan masa emas Uni Soviet
pada kancah sepak bola Eropa. "Jika bermain seperti partai pertama,
sebaiknya kami tidak bertanding saja. Lebih baik langsung menyerah," kata
Arsitek Rusia Guus Hiddink. "Kami telah berkembang dalam waktu relatif
sempit." Berbekal semangat tinggi, Rusia pun berusaha mempersiapkan diri
sebaik mungkin.

Sayang,niat tersebut terganggu hukuman akumulasi kartu bek Denis Kolodin dan
gelandang Dmitry Torbinsky. Belum lagi cedera ringan Ivan Saenko dan Yuri
Zhirkov,walau keduanya dipercaya akan sembuh tepat waktu. Kondisi merugikan
Rusia ini berbeda dengan Spanyol yang dapat menurunkan kekuatan penuh. Kedua
tim sebenarnya sangat seimbang, baik dari sisi mental maupun
fisik.Kepercayaan diri La Selecciondan Beruang Merah tengah bangkit berkat
kemenangan atas lawan masingmasing di perempat final.

Sementara kebugaran pemain setara mengingat keduanya melakoni perpanjangan
waktu. Kalau sudah begini, hasil pertandingan bisa saja ditentukan
keberpihakan dewi fortuna,satu faktor yang sering berperan pada laga besar.
(*)

*ABDUL HARIS
*Redaktur Sport SINDO

+++++++++++++++++++++++
WINA] Pertemuan Rusia dan Spanyol pada babak semifinal Piala Eropa 2008 di
Stadion Ernst Happel, Wina, Austria, Kamis (26/6) malam atau Jumat (27/6)
dini hari WIB menjadi kesempatan Rusia untuk membalas kekalahan 1-4 pada
pertandingan penyisihan grup.

Bagi pelatih Rusia, Guus Hiddink, mengalahkan Spanyol bukanlah hal baru.
Ketika masih menangani Korea Selatan pada Piala Dunia 2002, pelatih asal
Belanda ini membawa timnya mengalahkan Spanyol melalui adu penalti di babak
perempat final. Dengan pengalaman tersebut, dia berkesempatan mengulang
sukses meski dengan tim berbeda.

Soal kekalahan Rusia 1-4 itu, banyak pengamat mengatakan kalau itu bagian
dari adaptasi Rusia yang baru sekali merasakan atmosfer Piala Eropa. Kalau
benar pendapat demikian, maka para pemain "kelas dua" itu berkemampuan
beradaptasi dan belajar sangat cepat. Usai kekalahan itu, Rusia tidak merasa
minder dan bangkit dengan menuai kemenangan atas Yunani (1-0), Swedia (2-0),
dan Belanda (3-1).

Meski dianggap tim gurem, sebetulnya Rusia punya kelebihan yang tidak bisa
diperhitungkan di atas kertas. Dengan terpenuhinya target lolos penyisihan
grup, Rusia bisa tampil lebih tenang. Kekuatan mental, fisik, dan stamina
menjadi modal mengeksplorasi kemampuan individu di bawah tekanan lawan yang
tingkatannya berada di atas mereka.

Sebagai kuda hitam, karakter permainan Rusia belum dipahami lawan-lawannya
sehingga menyulitkan seteru untuk membaca pergerakan dan alur bola mereka.

Namun, Spanyol bukannya anak kemarin sore dalam turnamen empat tahunan itu.
Dengan status juara Eropa 1964, Spanyol merasa di atas angin.
[BBC/AP/ATW/W-11]

Sumber:Suarapembaruan

++++++++++++++++++++++++

[ Kamis, 26 Juni 2008 ]
 Rekor Matador Hadang Hiddink
 *LAPORAN*

Taufik Lamade

Candra Wahyudi

Agus Wahyudi

Sidiq Prasetyo

Dari Swiss dan Austria

*WINA *- Semua anggota tim Rusia bergembira ketika mengetahui lawan mereka
di semifinal Euro 2008 adalah Spanyol. Dalam benak mereka, inilah kesempatan
membalas kekalahan 1-4 saat bertemu pada awal turnamen (10/6). Misi
*revans*itulah yang diusung Rusia menghadapi Spanyol dalam laga di
Stadion Ernst
Happel, Wina, Austria, dini hari nanti WIB.

Dibandingkan dengan pertemuan pertama, kekuatan Rusia kini jauh lebih baik.
Mereka sudah diperkuat bintang andalannya, Andrei Arshavin. Tim *Beruang
Merah* -sebutan Rusia- kembali menunjukkan gaya permainan menyerang nan
impresif sebagaimana karakter khas mereka. Aksi itu sudah
dipertontonkan *Beruang
Merah* saat menghajar Belanda 3-1 di perempat final pada 21 Juni lalu.

''Dibandingkan dengan pemain Spanyol, kami kalah populer. Tapi, dari segi
ambisi, kami di puncak,'' ujar Arshavin sebagaimana dikutip
*Reuters*kemarin (25/6). Guus Hiddink, pelatih Rusia, menambahkan
bahwa motivasi
timnya berlipat ganda usai menapak empat besar. Pelatih 61 tahun asal
Belanda itu juga tidak khawatir timnya mengalami antiklimaks.

''Tim kami sangat kondusif. Pemain terlihat *enjoy* sekalipun baru pertama
merasakan semifinal," terang pelatih yang menguasai empat bahasa (Belanda,
Inggris, Jerman, dan Spanyol) itu.

Masalahnya, cukupkah modal Rusia itu? Spanyol tentu sudah mewaspadai sepak
terjang lawannya. Apalagi, *Tim Matador* -sebutan Spanyol- punya rekor
mentereng. Yakni, 20 laga terakhir tidak terkalahkan (17 kali menang dan
tiga kali seri).

Berbekal kemenangan adu penalti atas juara dunia Italia di perempat final,
mental Iker Casillas dkk makin terasah. ''Kami sudah telanjur lolos ke
semifinal. Kami ingin melanjutkan dengan juara,'' koar Fernando Torres,
penyerang utama Spanyol, kepada *Marca*.

Sementara itu, apa pun hasil yang dipetik Rusia di Euro 2008, Hiddink bakal
pulang ke Rusia dengan status pahlawan. Bahkan, sebagaimana dikutip kantor
berita Rusia *RIA Novosti*, beberapa media di Rusia kemarin menulis, jika
saat ini digelar pemilihan presiden, Hiddink bakal terpilih. ''Saya kira,
warga negara kami lebih mengenal Guus Hiddink dibandingkan dengan para
pemain Rusia,'' kata Igor Semshov, pemain tengah Rusia. (*dns*)
Sumber: jawapos
++++++++++++++++
*EURO 2008
Pertarungan Beraroma Balas Dendam*

Kamis, 26 Juni 2008
WINA (Suara Karya): Telanjur basah melaju hingga babak semifinal, Rusia
menolak bermain aman dengan bertahan hanya untuk tidak tersingkir.
Menghadapi Spanyol, mereka akan tetap berlaga seperti biasa: menampilkan
sepak bola menyerang.

Setidaknya itulah yang "dibocorkan" oleh playmaker "Tim Beruang Merah",
Andrei Arshavin. Ia menjanjikan Rusia akan tetap menampilkan permainan
atraktif nan menghibur dan membuang jauh-jauh sepak bola berkarakter
defensif. "Rusia akan tetap bermain seperti biasa. Kami tidak pernah bermain
sepak bola bertahan, kami lebih suka untuk menyerang," ujarnya di situs
resmi Euro 2008. "Mungkin hal tersebut akan menyulitkan kami karena membuat
kami lebih terbuka dan lawan kami (Spanyol) sangat bagus dalam serangan
balik. Mereka memiliki pemain-pemain yang sangat cepat. Namun, kami lebih
memilih untuk tetap memainkan gaya kami ketimbang beradaptasi dengan
permainan lawan kami," katanya menambahkan. Arshavin juga mengemukakan,
kekalahan 1-4 di fase grup kini tak berarti lagi. Menurut dia, segala
kemungkinan bisa saja terjadi, termasuk membalas kekalahan tersebut. "Bagi
saya pribadi, hasil di pertemuan pertama kini tak berarti lagi. Ini
merupakan babak semifinal dan satu kesalahan kecil bisa saja menentukan
hasil akhir," katanya menandaskan. Menghadapi Spanyol di semifinal,
ketajaman Pavlyuchenko kembali diinginkan oleh skuad Rusia. Penyerang yang
sudah memperkuat timnas Rusia sejak U-19 ini diharapkan akan menjadi
pahlawan lagi saat menghadapi Spanyol. "Saya pikir sejauh ini Roman
(Pavlyuchenko) adalah pemain besar yang memberikan inspirasi di skuad
Rusia," ujar kapten timnas Rusia Sergei Semak seperti dilansir Goal, Rabu
(25/6). "Dia akan selalu bermain baik untuk timnas Rusia dan akan menjadi
top skor dalam dua pertandingan. Tapi saya pikir dia mengharapkan akan
bermain untuk memenangkan turnamen Euro," kata Sergei Semak
menambahkan. Sementara
itu, Timnas Rusia dihantui berbagai masalah. Salah satunya, keraguan
mengenai kondisi tiga pilar "Beruang Merah", Diniyar Bilyaletdinov, Ivan
Saenko, serta Alexander Anyukov. Dalam pernyataannya, pelatih Rusia Guus
Hiddink mengaku jika kondisi ketiga punggawanya ini mengalami sedikit
masalah. Hiddink juga belum bisa memastikan apakah ketiganya dapat tampil
lawan Spanyol atau tidak. "Kondisi mereka (Bilyaletdinov, Saenko, dan
Anyukov-Red) memang sedikit bermasalah. Dan saya tidak bisa memastikan
apakah mereka dapat tampil menghadapi Spanyol nanti," kata Hiddink. Pada
pertemuan pertama di babak penyisihan grup, Spanyol dengan perkasa
menaklukkan Rusia 4-1. Namun pascakekalahan tersebut, Rusia berhasil bangkit
dan tampil trengginas dengan menaklukkan Swedia, Yunani, serta tim kuat
Belanda dalam perjalanannya menuju semifinal. Menanggapi kekalahan
dipertemuan pertama tersebut, kapten tim Rusia Sergei Semak mengakui timnya
gagal menampilkan permainan kolektivitas tim dan bermain individual. Namun
kini, Semak menyatakan, timnya siap meladeni lawan di semifinal. Spanyol
sendiri telah melupakan kemenangan 4-1 atas Rusia di pertandingan penyisihan
grup dan menyiapkan diri untuk mendapat perlawanan lebih keras dari tim
asuhan Guus Hiddink itu pada pertandingan semifinal itu. "Kekalahan 4-1 di
pertandingan pembukaan itu merupakan pukulan besar bagi mereka, tetapi
permainan mereka semakin membaik di tiga pertandingan berikutnya," kata
gelandang Spanyol Xavi Hernandes. "Keyakinan mereka meningkat demikian tajam
sehingga mereka kini praktis menjadi favorit untuk memenangi kompetisi
tersebut," katanya. Pemain Barcelona tersebut, yang merupakan pemain
gelandang penting Spanyol, mengakui bahwa angka kemenangan atas Rusia itu
menyesatkan. "Dalam penyisihan grup melawan mereka, kami sedikit beruntung
sehingga menang 4-1 dan itulah yang memungkinkan kami bermain dengan taktik
serangan balik," kata Xavi. "Kami belum terlalu percaya diri. Kami
memperoleh keberuntungan saat adu penalti dengan Italia, tetapi dalam
pertandingan ini kami harus mencari keberuntungan sendiri," katanya. Meskipun
pemain pengatur serangan Rusia, Andrei Arshavin, banyak menerima pujian atas
penampilannya yang menonjol sejak ia turun kembali ke lapangan setelah
mendapat hukuman larangan di dua pertandingan, Xavi mengatakan Spanyol harus
mewaspadai tim itu secara keseluruhan. "Arshavin banyak dibicarakan, tetapi
saya kira Rusia merupakan tim yang sangat tangguh secara umum. Mereka
mempunyai banyak pemain yang belum diketahui secara baik di Eropa, tetapi
sangat baik seperti (pemain penyerang Roman) Pavlyuchenko dan (Yuri) Zhirkov
di sisi kiri lapangan tengah. "Kami menyaksikan saat mereka bertanding lawan
Belanda dan saya kira mereka menang telak karena mereka demikian kuat dan
tetap bugar di pertandingan tambahan," ujar Xavi. Pemain gelandang itu
mengatakan, seluruh anggota tim merasa lega telah menggugurkan kutukan
perempatfinal melalui kemenangan atas Italia, mengakhiri penantian 24 tahun
untuk tampil di semifinal pada turnamen besar, tetapi ia menekankan bahwa
mereka tidak akan berhenti hanya di empat besar. (Ant/AP/Syamsudin W)
Sumber: Suarakarya online

-- 
**********************************
Memberitakan Informasi terupdate untuk Rekan Milist dari sumber terpercaya
http://reportermilist.multiply.com/
************************************

Kirim email ke