http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2008091622523211

      Rabu, 17 September 2008 
     


Di Balik Misteri Kemiskinan! 


       
      "BANYAK orang kaya mengira kemiskinan sebatas tidak punya harta, kalaupun 
punya pekerjaan gajinya rendah, karena itu hidup serba kekurangan!" ujar Umar. 
"Asumsi begitu tidak salah! Namun, kemiskinan bukan sekadar itu! Kemiskinan itu 
sebuah misteri berselimutkan takdir, yang di baliknya aneka ragam masalah dari 
sistem sosial, ekonomi, sampai kekuasaan berkecamuk!"

      "Memang!" sambut Amir. "Kaum kapitalis yang materialistik selalu melihat 
kemiskinan akibat fatalisme, sifat pasrah pada nasib akibat keyakinan tentang 
kebahagiaan dan kemuliaan tidak ditentukan harta! Keyakinan itu lalu mereka 
jadikan kambing hitam! Mereka, kaum kapitalis, lupa bahwa sistem ekonomi rente 
yang mereka kembangkan dengan orientasi kepentingan kapital, berkolaborasi 
dengan kekuasaan politik lokal secara berantai mengisap nilai lebih (dividen) 
dan nilai tambah (gain) ekonomi seluruh unsur di bawah kekuasaan politik 
kolaboratnya!"

      "Dilihat dari sisi itu, kemiskinan itu produk eksploitasi rakyat oleh 
kekuasaan yang berhamba pada kapital sehingga selalu lebih mengutamakan 
kepentingan kapital!" tukas Umar. "Pasti ada pesan khusus jika tempat kejadian 
tewasnya banyak orang miskin saat pembagian zakat harus di Pasuruan, tidak jauh 
dari pintu tol Gempol, jalan bebas hambatan menuju Porong--di mana model 
kekuasaan lebih mengutamakan kepentingan kapital ketimbang rakyat, ditemukan 
contohnya! Artinya, bukan mustahil peristiwa maut itu membawa peringatan buat 
bangsa, mungkin telah salah memilih model pembangunan, hingga kerja keras 
seluruh rakyat cuma berbuah kemiskinan yang makin luas dan dalam karena melalui 
sistem kekuasaan dan kolaboratnya hanya mengisap dividen dan gain ekonomi 
nasional ke kapitalis asing yang ongkang-ongkang menikmatinya!"

      "Dengan penyerahan lebih 90 persen usaha pertambangan gas dan mineral 
kekayaan alam negeri oleh penguasa pada kolaborat asing, sekaligus mengaitkan 
perekonomian nasional ke pendiktean liberalisasi dunia, bukan hanya pengutamaan 
kapitalis cukup menonjol, juga pengikatan ekonomi rakyat dalam sistem rente 
kapitalis dunia makin kokoh!" timpal Amir. "Tidak ayal, itulah misteri di balik 
kemiskinan rakyat negeri kita, yang setiap kali mengambil korban lebih besar 
saat pembagian zakat! Itu ditopang faktor-faktor kekuasaan dan kolaborat 
domestik, yang membuat kemiskinan kian tidak mudah diatasi!"

      "Kecuali ada pemimpin yang betul-betul kuat, berani mencanangkan new 
deal--merintis jalan baru--pembangunan nasional dengan menegakkan Pasal 33 UUD 
1945--kekayaan alam yang mengandung hajat hidup orang banyak dikuasai negara 
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat!" tegas Umar. "Lewat itu, digerakkan 
proses membalikkan sistem ekonomi nasional dari orientasinya pada kapitalis 
menjadi berorientasi pada rakyat! Untuk itu kembali pada rakyat juga, pilihlah 
pemimpin yang tepat, mampu mengubah paradigma dari kapital sebagai tuan menjadi 
sekadar alat!"

      H.Bambang Eka Wijaya
     

<<bening.gif>>

<<buras.jpg>>

Kirim email ke