http://www.poskota.co.id/redaksi_baca.asp?id=1801&ik=32


Dua Kakek Kerasukan Setan 

Minggu 14 Desember 2008, Jam: 9:28:00 
Sukurin! Dimintai tolong wanita masuk angin, malah dua kakek ini yang kerasukan 
setan. Secara bergantian Mbah Kromo, 70, dan Mbah Wongso, 64, menodai Susanti, 
19. Untung saja gadis SMA itu bisa membalas sakit hatinya, saat dua kakek ini 
terkulai sehabis "entuk-entukan" langsung dibabat sabit hingga luka parah. 

Edan memang dua kakek dadi Desa Wolo Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan 
(Jateng) ini. Dalam usia bukan lagi muda, masih suka daun muda. Melihat paha 
mulus perempuan masih ngiyip (doyan). Di kala usia semakin senja mestinya 
semakin arif dan santun, lalu berlomba-lomba dalam kebajikan. Eh yang terjadi 
malah berlomba dalam ..kebajingan! Ini mungkin yang disebut Mangkunagoro IV 
dalam Serat Wedatama sebagai: senajan tuwa pikun, tak bisa mikani rasa, lir 
sepi asepah samun! (sudah tua tak bisa mengendalikan nafsu, hidupnya percuma 
saja) 

Riwayat buruk dua kakek ini dimulai Sabtu (13/12) dulu, ketika seorang gadis 
pelajar SMA mendadak sakit perut sewaktu lewat naik sepeda depan rumah Mbah 
Kromo. Gadis bernama Susanti ini lalu minta izin empunya rumah untuk numpang ke 
WC yang terletak di belakang rumah. Seusai buang hajat, Susanti mengucapkan 
terima kasih dan hendak berlalu. Tapi ternyata dicegah oleh Mbah Kromo. "Sajake 
kowe masuk angin nduk, nyoh diblonyo minyak angin (rupanya kamu masuh angin, 
nih dioles minyak angin dulu)," kata si kakek penuh kasih sayang. 

Anak gadis itu pun menurut, minyak angin itu pun dioleskan ke perutnya. Nah, di 
sinilah musibah itu mengintip. Melihat perut Susanti yang putih, pendulum si 
duda 3 tahun itu langsung kontak. Dia kini jadi akitif pura-pura membantu 
mengoleskan si minyak angin. Padahal sejatinya mau nyosor menjurus ke daerah 
rahasia si gadis. Susanti mencegah, tapi Mbah Kromo makin brutal, bahkan main 
ancam. Walhasil, pagi itu kegadisan Susanti tanggal dengan paksa. 

Karena marah dan sakit hati, sebelum pergi Susanti sempat membacok Mbah Kromo 
yang baru entuk-entukan pakai sabit. Tiba di luar dia lalu ketemu Mbah Wongso 
kakek yang lain. Susanti bercerita bahwa baru saja diperkosa si jahanam Mbah 
Kromo. Berlagak empati dan perhatian, sigadis nan mulus itu diajak masuk ke 
rumahnya, lalu disuruh membuka roknya untuk menunjukkan bukti perkosaan itu. 
Eh, begitu melihat barang langka, Mbah Wongso ternyata juga ikut kerasukan 
setan. Susanti langsung ditelentangkan, dan untuk kedua kalinya dia jadi 
sasaran keberingasan dua kakek. 

Makin frustrasilah gadis pelajar kelas III SMA di Penawangan ini. Mbah Wongso 
yang masih tergolek lemah sehabis menjalankan "aksi"-nya, kembali diberi hadiah 
bacokan oleh Susanti. Mbah Wongso yang baru saja keenakan itu pun berteriak 
kesakitan, sehingga mengundang perhatian warga. Agar tidak terjadi 
kesalahpahaman, Susanti pun segera menjelaskan apa yang baru saja dialaminya. 
Penduduk pun jadi marah pada kedua tua bangka itu. Dalam keadaaan 
berdarah-darah keduanya diserahkan ke Polres Grobogan. "Ora nulung, malah melu 
mlebu sarung (bukannya menolong, malah ikut masuk sarung)" kata warga 
menyesalkan ulah kedua kakek. 

Asyiknya, dua kakek ini sunatin lagi saja sampai habis! 

Kirim email ke