---------- Forwarded message ---------- From: angel michael <[EMAIL PROTECTED]> Date: 2008/9/11 Subject: Re: [parapemikir] Humanis Lebih Penting To: [EMAIL PROTECTED]
Kemanusiaan=humanism humanism adalah atheism (^_^) http://en.wikipedia.org/wiki/Humanism http://groups.yahoo.com/group/Humanism-Atheism/ =========================================================== Tadi malam, tanggal 10 September 2008, ada acara debat di TV ONE, antara PDS > yang bersemangat kristiani dan PKS yang bersemangat islami. Biasalah kalo > debat pasti ada perbedaan, walau ada pula titik temu. Yang paling > mengesankan saya bukan debatnya namun justru akhir dari debat, yakni saat > semua peserta debat dan juru bicaranya saling berpelukan akrab satu dengan > yang lain: PKS memeluk PDS, PDS memeluk PKS. > Panggung debat memang bukan pengalaman harian, yang harian adalah ketika > kita turun dari panggung dan bersua satu dengan yang lain sebagai manusia > yang memiliki ragam beda. Kita berpelukan dengan siapa saja, tanpa melihat > apa agamanya. Pengalaman yang dialami sehari-hari adalah saya seorang > Katolik berinteraksi dengan kaum Buddhis, kaum Muslim, kaum Hindhu, dan > seterusnya. Saya berjumpa dengan mereka dalam situasi saling mengakui. > Dalam pengalaman harian, tak ada sekat saya sebagai orang Katolik dengan > orang lain yang berbeda agama. Perjumpaan dengan pihak lain tidak dibatasi > oleh agama. Saya bebas bertemu dan bergaul dengan siapa saja, apapun > agamanya. Dalam tataran harian seperti itu, yang hidup adalah penghargaan > terhadap kemanusiaan universal. Nah, dalam konteks ini, diskusi tentang > humanism/bersikap humanis jauh lebih urgent dari pada diskusi tentang > keselamatan yang sahih datang dari agama mana. > Kalau masing-masing agama menonjolkan keselamatannya maka TAK ADA YANG JADI > PEMENANG karena semua agama memiliki filsafatnya, kitab sucinya, tradisinya, > spiritualitasnya dst. Kepongahan individu dan sifat merasa hebat berbanding > terbalik dengan keluwesan agama yang dianutnya. Dalam agama manapun > keluwesan itu menggambarkan kelengkapan. Jangan disangka apa yang kita > pikirkan tak ada di pihak lain pada hal kenyataannya ada. Jangan menyangka > apa yang dibanggakan sebagai satu-satunya di agama kita padahal di agama > lain justru ada pula. Jangan-jangan kita katakan mereka begitu sedangkan > kita begini, padahal kenyataanya kita dan mereka sama-sama begini. Lebih > dari itu, diskusi tentang keselamatan yang sahih datang dari agama mana > menjadi tidak penting karena justru itu yang membuat sekat. Kenapa sekat? > Yah, karena masing-masing mau menunjukkan sekat: "ini lho, kami punya lebih > mantap. kecap nomor satu." Lalu apa gunanya sekat dalam masyarakat plural? > Tak ada gunanya. Dalam konteks ini, bicara humanis jauh lebih penting. > Menjadi humanis tak perlu khawatir digerogoti oleh nilai yang mengganggu > keberimanan. Menjadi humanis malah mendapat landasan dalam semua agama. > Seorang humanis harus tetap menjadi muslim yang baik, kristen yang baik, > buddhis yang baik, hinduis yang baik, bahkan atheis yang mantap dst. Itulah > nilai plusnya. Dan tak ada kontradiksi di dalamnya. > > Salam dan Hormat, > Johnson > > >