Gerakan Intelijen Rusak Partai Politik? 
Muhammad Nur Hayid - detikPemilu

Jakarta - Menjelang pemilu 2009, sejumlah parpol yang selama ini cukup solid, 
malah mengalami keretakan. Sebut saja PKB, PDIP, Golkar, PPP, PKS, dan partai 
lainnya. Partai Demokrat yang masih aman dan utuh. Sementara Partai Gerindra 
terus menanjak. Benarkah semua ini ulah oknum intelijen?

PKB yang memang terbiasa konflik sejak kelahirannya, makin tidak karuan dan 
berantakan. Sampai detik ini perseteruan antara Muhaimin Iskandar dan kubu Gus
Dur masih terus berlanjut.

Sampai-sampai Anak Gus Dur, Yenny Wahid membuat manuver tidak masuk akal dengan
menyuruh pendukungnya tidak mencoblos PKB dan mengalihkan ke PDIP.

Golkar yang dahulu menjadi partai terkuat di zaman Orba dan pemenang pemilu 2004
juga tak luput dari politik pecah belah. Tak tanggung-tanggung, partai pecahan
Golkar diprediksi akan mampu mendapatkan suara besar dalam pemilu 2009, yakni
Partai Hanura dan Gerindra.

PDIP yang terkenal partai tradisional fanatik karena hanya mengandalkan
ketokohan Megawati yang merupakan anak Soekarno juga bisa dibelah. PDP yang
merupakan partai pecahan PDIP, dipimpin mantan orang dekatnya Mega danTaufiq
Kiemas, seperti Roy BB Janis dan Laksamana Sukardi. Sejumlah kader PDIP juga
pindah ke Partai Gerindra, seperti Permadi dan Haryanto Taslam.

PPP juga demikian nasibnya. Meski tidak sevulgar PKB, api dalam sekam sedang
membara di tubuh partai berlambang Ka'bah ini. Berbagai faksi sedang menunggu
momen yang tepat untuk saling 'menikam' merebut kue kekuasaan. Menjelang pemilu
2004, PPP dipecah oleh Zainuddin MZ dengan PBR-nya.

PKS yang terkenal sebagai partai baru namun berpotensi menjadi kuda hitam juga

 
tak lepas dari perbedaan yang rawan mengarah perpecahan. Meski tidak ada partai
pecahan, perseteruan antara kelompok gerakan yang eksklusif dan kader muda PKS
potensial yang cenderung inklusif dan terbuka menjadi ancaman serius di tubuh
partai ini.

PAN yang didirikan tokoh reformasi Amien Rais juga merasakan pahitnya
pengembosan. Tak tanggung-tanggung, pengembosan itu berasal dari kekuatan ormas
yang menjadi basis dukungan PAN, Muhammadiyah setelah PAN dipimpin Sutrisno
Bachir (SB).

Pengembosan itu diperlihatkan dengan hubungan tidak harmonis antara SB dan Ketua
Umum PP Muhammadiyah Dien Syamsuddin yang dikemudian hari menjadi salah satu
sesepuh dan pembaurekso (pelindung) gerakan kaum muda Muhammadiyah yang 
mendirikan Partai Matahari Bangsa (PMB).

Benarkah perpecahan parpol itu karena disusupi intelijen? Memang cukup sulit
untuk mengiyakan isu ini. Namun, biasanya operasi intelijen memang sering tidak
terlihat kasat mata. Jika ini terjadi, maka modus operasi yang dilakukan Ali
Moertopo di zaman Orde Baru terulang lagi. Saat itu, banyak kalangan meyakini
bahwa Ali Moertopo menyusupkan agen-agen ke ormas dan partai politik Islam.
( yid / asy ) 
 
http://pemilu.detiknews.com/read/2009/02/11/095414/1082956/700/gerakan-intelijen-rusak-partai-politik

 
http://media-klaten.blogspot.com/
 
 
 
salam
Abdul Rohim


      

Kirim email ke