Golkar Jaring Calon Presiden Lewat Survei
Peluang Sultan kembali terbuka.

JAKARTA – Partai Golkar akhirnya memutuskan untuk menentukan calon presiden dan 
wakilnya melalui survei dalam waktu satu atau dua bulan ini. “Jadi April sudah 
ada calonnya,” kata Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono di Jakarta 
kemarin. 
Cara ini berbeda dengan Pemilu 2004 ketika Golkar mencari calon presiden 
melalui konvensi. Bahkan, dalam rapat pimpinan nasional yang digelar Oktober 
lalu, Golkar menyatakan akan memutuskan calon presiden setelah pemilihan 
legislatif. 
Menurut Agung, dalam waktu dekat Dewan Pimpinan Pusat akan mengirim surat ke 
daerah, meminta mereka mengusulkan maksimal tujuh nama calon presiden dan 
wakilnya. 
Nama-nama yang masuk akan disusutkan menjadi beberapa nama, lalu dikirim ke 
lembaga survei untuk dilihat tingkat keterpilihannya. "Pertengahan Maret sudah 
disurvei," katanya. 
Langkah Golkar ini bisa membuka peluang Sultan Hamengku Buwono X, yang 
disebut-sebut menjadi pesaing Kalla untuk merebut kursi calon presiden dari 
Golkar. Tapi Sultan enggan mengomentari peluangnya. "Ada daerah yang menganggap 
saya pantas dan ada yang tidak. Kita lihat hasilnya nanti," katanya di 
Surabaya. 
Menurut dia, penjaringan dari bawah itu seharusnya sudah digelar pada Desember 
atau Januari lalu. "Keputusan rapat pimpinan memang seharusnya ada konvensi," 
ujarnya. 
Tokoh Golkar, Marwah Daud Ibrahim, yang sempat ikut konvensi calon presiden 
versi Dewan Integritas Bangsa, berharap penjaringan itu dilakukan secara 
terbuka. "Harus terperinci dan tertulis," katanya. Ia khawatir ketertutupan 
akan mengakibatkan kompetisi tidak sehat. 
Menurut Agung, pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla adalah kandidat 
terkuat Golkar. Tapi keputusan Partai Demokrat, yang baru menentukan calon 
wakil presiden setelah pemilu legislatif, membuat sejumlah daerah mendorong 
Golkar mencalonkan presiden dari dalam partai. 
Sulawesi Selatan sudah menjatuhkan pilihan pada Kalla sebagai calon presiden. 
"Pasti Sulsel sudah sangat jelas arahnya mau ke mana, kami tetap memberi 
dukungan ke JK karena di Sulsel dia masih menjadi kata kunci," kata Ketua DPD 
Golkar Sulawesi Selatan Ilham Arief Sirajuddin. 
Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Ahmad Noer Supit mengatakan 
sudah saatnya partai beringin ini mengusung calon presiden sendiri. Menurut 
dia, munculnya usulan sederet nama dari daerah untuk dijadikan calon presiden 
menunjukkan keinginan yang kuat agar partai mencalonkan presiden. 
Hanya, kata Supit, ada elite di pusat yang berpikir pragmatis untuk tetap 
mencalonkan Jusuf Kalla sebagai wakil presiden. Menurut dia, hal itu hanya 
menguntungkan individu-individu kader partai tetapi merugikan partai secara 
keseluruhan. YUDONO | EKO ARI | DWI RIYANTO | DINI | IRMAWATI | AQIDA 
 
http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/02/12/headline/krn.20090212..156607.id.html


 
http://media-klaten.blogspot.com/
 
 
 
salam
Abdul Rohim


      

Kirim email ke