PERCAKAPAN 1: LEONTIN HATI BERWARNA MERAH




T = Mas Leo,



Ada satu mimpi yg ingin sekali saya tanyakan artinya. Saya pernah
bertanya ke orang tapi dia ngambang menerangkannya. Saya orang yg
jarang sekali mendapatkan mimpi tapi mimpi yg satu ini sama sekali
tidak bisa saya lupakan dan saya sangat penasaran sekali akan maknanya.



Saya bermimpi ini kira-kira enam bulan sebelum ibu saya meninggal dunia
(ibu saya meninggal pada 27 April 2004), dalam mimpi saya waktu itu
adalah saya melihat ibu saya meninggal terbujur di ruang tengah
ditutupi kain panjang batik tapi mama memberikan leontin hati berwarna
merah jernih pada saya. Yg saya agak konfius adalah waktu memberikan
itu saya merasa ibu saya bahagia sekali, demikian juga saya padahal
latar belakangnya adalah kematian ibu saya. Rasa bahagia damai itu
susah untuk saya describe. Terus saya terbangun dan sampai saat ini
saya masih ingat tentang mimpi itu.



J = Tentu saja semua orang akan bahagia kalau mau meninggalkan dunia
fisik ini, kenapa harus sedih ? Kesadaran kita tidak pernah dilahirkan,
dan tidak akan pernah mati. Kesadaran kita cuma berkunjung saja ke
dunia fisik yg kita alami ketika kita melek. Tetapi kita tetap
bersambung dengan alam non fisik di mana kesadaran kita memang selalu
ada dan tetap akan ada. Yg namanya mati secara fisik adalah pemutusan
hubungan antara kesadaran kita yg abadi dan tubuh fisik. The tubuh
fisik akan menjadi dead, decomposed, busuk, dan terurai kembali menjadi
komponen-komponen aslinya, unsur-unsur alam, molekul, atom.



Tetapi kesadaran kita yg asli justru senang karena tidak harus terpaksa
berkiprah di alam fisik ini, yg mungkin merupakan salah satu dimensi
terkasar yg bisa dirasakan oleh kesadaran. Kasar artinya kita tidak
bisa tembus segala macam dalam waktu sekejap seperti bisa dengan
mudahnya kita lakukan ketika kita tidur. Ini dimensi kasar karena kita
harus selalu membawa-bawa ego kita. Ego adalah apa yg kita definisikan
sebagai "aku". Aku, tubuhku, pikiranku, perasaanku, jabatanku,
penghasilanku, tujuanku, negaraku, sukuku, agamaku,... segalanya
berkaitan dengan "aku". Dan itulah ego.



Di dalam dimensi lain, segala macam keakuan itu tidak seperti di alam
fisik. Kalau kita mau jatuh ke dalam jurang, ya jatuhlah. Ternyata
ternyata masih tetap hidup juga. Masih bisa bangun di atas ranjang dan
terbang-terbang lagi ketika kita tidur. Terbang lagi di dalam dimensi
non fisik ketika kita tidur lelap. Kalau mau membawa ego atau keakuan
juga bisa. Kita bisa menjalankan berbagai "skenario" keakuan. Kalau
saya menjadi raja diraja yg bisa memusnahkan Malaysia, bagaimana the
result, for instance ? ... Ternyata Malaysia itu diri kita juga.
Ternyata diperlihatkan di mimpi bahwa kita menusuk pantat kita sendiri.
Kirain orang Malaysia, gak taunya diri kita sendiri saja.



And the dream puzzles us.



Banyak mimpi bersifat seperti itu, seperti rehearsals. Ada
skenario-skenario yg kita uji coba sampai kita menemukan yg pas.
Makanya ketika peristiwanya benar terjadi di dimensi fisik, kita merasa
mengalami deja vu, seperti pernah mengalaminya... Dan memang pernah,
dialaminya di alam mimpi ketika kita tidur lelap dan kesadaran kita
melakukan rehearsals. Alam fisik ini cuma salah satu alternatif, tentu
saja, banyak alternatif lainnya yg ternyata tidak kita pilih, dan kita
telah lihat semuanya di alam non fisik ketika kita tidur.



Itulah sebabnya dikatakan bahwa kehidupan kita ini cuma mimpi saja.
Memang benar mimpi, tidak ada bedanya dengan mimpi-mimpi yg kita alami
setiap malam. Cuma, ada mimpi-mimpi yg tidak kita pilih menjadi
kenyataan fisik, dan mereka tetap tinggal mimpi. Dan ada mimpi yg kita
pilih menjadi realita fisik.



Kita akan tahu juga ketika kita akan selamanya meninggalkan dimensi
fisik ini. Dan itu membuat kita bahagia. FYI, dimensi non fisik tidak
memerlukan agama yg cuma membuat kita capek itu. Tidak ada Allah. Tidak
ada Sorga. Tidak ada Neraka... yg semuanya itu cuma hasil dari
pemikiran kita belaka ketika kita berpegangan kepada ego di dimensi
fisik. Kita pusing karena kita ngotot bahwa ada Allah. Pedahal
kesadaran kita yg selalu ada itu tidak pernah bertemu dengan Allah. Yg
kita temui selalu manifestasi. Baik manifestasi fisik ketika kita
terjaga maupun manifestasi non fisik ketika kita tidur.



So, ternyata tidak ada Allah. Yg ada cuma kesadaran thok.



Kesadaran kita juga mulanya tidak tahu bahwa ternyata yg ada cuma
kesadaran kita saja. Ternyata benar bahwa Tuhan itu cuma satu biji, dan
itulah kesadaran kita. Saya. Ujung dari biji yg kita sebut Tuhan
ternyata memiliki mata, dan matanya ada di saya. Tapi itu juga setelah
sang saya menjalani jatuh bangun melakukan wiridan jutaan kali sampai
kesadarannya bisa hening. Hening karena capek, karena ternyata Jibril
sudah muncul dan pergi lagi. Allah juga sudah muncul dan pergi lagi.
Setan juga muncul dan pergi lagi. Akhirnya yg tinggal hanyalah sang
kesadaran thok. Dan itulah Tuhan yg asli. Tuhan yg ada di sang saya, yg
bahkan tidak tahu dirinya sendiri itu siapa.



Ketika hal itu sampai, Al Hallaj bilang: Ana al haq.

Syekh Siti Jenar bilang: Kulo gusti.

Yesus bilang: Bapa dan aku adalah satu.



Tetapi orang-orang yg gila agama karena ingin kedudukan dan harta tidak
mau terima, dan mereka yg telah menemukan kesadaran itu dikejar-kejar
terus, sampai sekarang... Tetapi orang yg mencapai kesadaran bahwa
dirinya sadar tidak putus asa. Sadar thok. Tidak bisa diapa-apakan.
Tidak bisa diancam karena tidak takut mati. Kenapa takut mati ? Karena
tidak pernah lahir maka tidak pernah mati bukan ? ... Yg ada hanyalah
saying goodbye to the physical dimension for good. Untuk
selama-lamanya. Dan itu maknanya indah. Indah karena sudah tidak perlu
lagi beragama. Indah karena sekarang bisa jalan-jalan ke dimensi yg
lebih halus. Lebih spirtual. Lebih bermartabat dibandingkan dimensi
fisik ini.



Dan itulah sebabnya mengapa anda dan ibu anda merasa bahagia di mimpi
itu, walaupun konteksnya adalah rehearsal perpisahan ibu anda dengan
dimensi fisik ini.



T = Apa yg saya liat di mimpi semua persis sama kenyataannya pada waktu
ibu meninggal sampai kain panjang yg digunakan pun sama, yg tidak sama
adalah soal leontin hati warna merah itu. Setelah saya cari di tempat
perhiasannya juga tidak ada. Saya percaya itu adalah suatu simbol yg
bermakna.



J = Tentu saja ada maknanya, dan ada energinya juga.



Liontin hati berwarna merah artinya jantung, kehidupan, cinta kasih.
Your mother gave hers to you, it is already in you. You are wearing
leontin hati berwarna merah. Kemana-mana anda pergi, anda selalu
mengenakan leontin itu. Adanya di alam astral. Energinya adalah energi
kehidupan. Life force. Anda bisa bagikan energi itu kepada siapa saja
yg merasa putus asa karena diganggu terus oleh teriakan orang-orang yg
berjualan agama.



Mereka yg diganggu terus oleh orang yg berjualan agama telah merasa
putus asa, rasanya mau mati saja, pedahal mereka tidak bisa mati.
Pedahal kesadaran mereka hidup terus, baik di dimensi fisik ini maupun
setelah cabut. Dan mereka inilah yg bisa anda bantu.



T = Dua bulan sebelum ibu meninggal saya bergabung dengan suatu
komunitas yg kebetulan salah satu ajarannya melakukan healing melalui
enerji, nah selama dua bulan terakhir terlebih setelah ibu koma selama
satu bulan, saya secara intensif full tercurah menyalurkan energi pada
beliau. Apakah soal arti leontin itu ada hubungannya dengan kejadian
ini ?



J = Tentu saja ada hubungannya.



Apa yg anda salurkan kepada ibu anda tidak hilang percuma, melainkan
terkumpul. Ibu anda mengumpulkannya dalam suatu bentuk simbol yg anda
lihat sebagai leontin berwarna merah. Ibu anda memang harus
meninggalkan dimensi fisik, dan tidak lagi membutuhkan energi
penyembuhan. Tetapi energi penyembuhan yg anda berikan telah bisa
di-convert olehnya menjadi suatu bentuk yg akan tetap tidak berubah.
Tetap karena telah menjadi suatu simbol, simbol dari suatu sumber
energi penyembuhan which is leontin berwarna merah itu, yg anda selalu
kenakan kemana-mana.



You are a healer already. You have been wearing that red leontin. It's the 
symbol of your own healing power.





+



PERCAKAPAN 2: HABIS LEBARAN JADI SETAN LAGI





T = Bung Leo,



Thanks telah mendengarkan dan memberi banyak masukan ke saya dalam beberapa 
hari kita kenal. Senang sekali !



J = Saya juga senang sekali.



T = Buat saya notes Bung Leo mengagetkan, tapi juga mampu bkin saya
senyum-senyum ketika tanggapan-tanggapan kepada Bung Leo tidak
bersahabat.



J = Good, you've got the point.



Notes saya memang berisikan percakapan antara banyak rekan dan saya.
Kalau orangnya sudah bebas merdeka dari penjajahan Allah Ta'alla, maka
apa yg saya tuliskan tidak ada apa-apanya alias biasa-biasa saja.
Tetapi mereka yg masih menjadi budak agama akan merasa dirinya
dipanggang di api neraka, pedahal saya tidak membawa panggangan. So,
kesimpulannya, mereka terpanggang oleh belief systems mereka sendiri.
Karena belief systems mereka cuma buatan belaka, make believe, akhirnya
mereka akan merasa terpanggang ketika membaca tulisan saya yg jujur apa
adanya.



Kita bisa juga memberikan nilai: Oh, yg ini sudah oke. Yg itu masih
jadi budak agama. Yg satu lagi masih fifty-fifty. Cara melihatnya juga
mudah sekali... Dan tentu saja apa yg mereka komentari itu merupakan
masukan yg sangat berharga bagi mereka sendiri. Not even MUI mau
berbicara terus terang seperti saya. Kalau para ulama terus terang
tentu saja orang akan menemukan siapa Tuhan itu bukan ? Dan kalau Tuhan
ternyata ada di dalam kesadaran kita sendiri akibatnya lembaga-lembaga
agama akan bubar dengan sendirinya bukan ? Akan bubar karena orang
sudah terlalu pintar.



Dan hal itu sangatlah tidak diharapkan karena menyangkut periuk nasi.
Kalau sumbangan tidak masuk, siapa yg mau kasih makan para ulama ?
Bahkan Allah tidak bisa ngasih makan mereka karena Allah cuma istilah
saja. Para ulama itu tetap harus cari makan sendiri juga. Caranya yg
paling mudah adalah dengan jualan Allah, dengan bilang bahwa orang
harus beribadah dan beramal. Dengan bilang bahwa orang berdosa, dll...
Pedahal itu semuanya trik saja, dan kita yg sudah tercerahkan sudah
tahu semuanya.



Cuma orang yg masih menapaki spiritualitas kelas bawah saja yg masih
mau mendengarkan para ulama berkhotbah as well as merogoh koceknya
untuk memberi derma. Dan jenis seperti inilah yg akan memaki-maki di
notes saya. Sekarang masih mending karena mereka puasa. Nanti setelah
Lebaran mereka akan jadi Setan lagi. Karena sudah bermaaf-maafan pada
hari Lebaran, maka mereka bisa jadi Setan lagi sampai Lebaran
berikutnya.



T = Pertama membaca notes Bung Leo ga sengaja, saya menemukan begitu
saja ketika bongkar-bongkar facebook. Waktu itu dialog tentang dulunya
saya adalah Muslim. Pandangan seperti ini tidak menganggu buat saya,
karena saya pikir tiap orangg itu punya alasan, dorongan, background,
dll... dan adalah hak mereka mengeluarkan pandangan-pandangannya.



J = Iyalah, itu urusan orang.



Yg saya shared di note itu adalah kesaksian dari seorang rekan wanita,
yg pernah menjadi korban agama padang pasir dan sekarang merasa bebas
merdeka mencampakkan jilbab for good dan menjadi diri sendiri saja.
Isn't it wonderful ? ... Tetapi tidak semua orang berani seperti itu,
kebanyakan orang justru lebih berani untuk menjadi munafik, seolah-olah
berjalan di jalan yg benar, pedahal mereka tahu bahwa yg namanya "jalan
yg benar" itu juga tidak benar.



Yg benar itu kalau kita mau menjadi diri sendiri saja, apapun
konsekwensinya. Selama masih di dalam domain pribadi, maka kita berhak
melakukan apapun. Kita semuanya manusia dewasa, yg sudah tahu sendiri
apa yg baik dan tidak baik bagi kita. Tetapi justru orang yg dewasa dan
mau mengambil sikap terhadap kehidupannya yg akan dicaci-maki oleh
masyarakat sekelilingnya.



T = Saya menyukai pemikiran-pemikiran bebas, wild dan tegas seperti
itu. Berarti manusianya telah merdeka menentukan sikap. Menurut saya
inilah yg manusia !



J = Iyalah, itulah hakekat menjadi manusia dewasa. Menentukan apa yg
kita mau untuk hidup kita sendiri saja tanpa perlu merisaukan orang
lain mau bilang apa.



T = Bung Leo, thanks juga telah memberi masukan tentang elemen fire di
diri saya. Buat saya itu a suprise, karena biasanya hal begini bukan
membuat kenyataan senang bagi orang, tapi seringnya menimbulkan dengki.
Bung Leo mengingatkan tanpa embel-embel disebut baik hati, saya tau itu.



J = Yes, you are a fire woman. A physical healer, memiliki kharisma
untuk menyembuhkan orang-orang yg letoy fisik maupun jiwanya.



T = Nah, hal seperti yg Bung Leo lakukan dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan dengan 'aura' seperti itu yg membuat Bung Leo
telah berhasil untuk disebut tulus. Saya tidak memuji, karena ini fakta.



J = Tulus is sincere, apa adanya. Saya memang seperti itu orangnya,
makanya masih tetap single terus sampe sekarang, belom laku juga (tapi
apa hubungannya yah?).



T = Ada sebuah beban dalam hidup saya yg kadang saya lupakan saja. The
man I love bilang saya gak bisa mengelak sebagai jendela alam. Dia
memprediksi beberapa hal dan dia tidak sepenuhnya Kristen, dengan
beberapa prinsip dia berbau agnostic.



J = Agnostic artinya suka-suka, saya juga begitu orangnya, suka suka saya saja.



T = Apakah Bung Leo bisa mengulas apa itu jendela alam ? Dan apa memang
jumlah mereka telah ditentukan, dipilih, atau tiap manusia adalah
jendela alam ? Kalau saya simpulkan, manusia itu tidak seragam
kualitasnya.



J = Jendela alam ? This is the first time I ever heard of that term.



Kalau mau pakai istilah itu, maka seharusnya setiap manusia adalah
jendela alam. Mata kita itu jendela, dan kita melihat ke alam sekitar.
Jadilah kita jendela alam. Tapi nanti saya dibilang diskriminasi
terhadap orang yg physically handicapped, yaitu terlahir tanpa memiliki
mata fisik alias tunanetra. Untuk tuna netra, istilahnya should have
been telinga alam. Telinganya very sensitive, bisa mendengarkan suara
alam.



Whatever your boyfriend means by that term "jendela alam" is his own
understanding, dan tidak berarti bahwa segalanya harus seperti itu.
Menurut saya, boyfriend anda cenderung New Age. Orang agnostik bisa
saja cenderung ke aliran New Age, bisa juga menjadi anggota organisasi
keagamaan, bisa juga total sekuler seperti saya. Semuanya oke saja.



Dan pemikiran yg dihasilkannya juga oke saja, berlaku bagi orangnya
sendiri, walaupun ada sebagian pemikirannya yg mungkin sifatnya seperti
agama, yaitu mengandung elemen ketakutan. Contohnya adalah kepercayaan
bahwa ada orang tertentu yg dipilih, ada takdir, ada pembuangan, ada
penderitaan, ada ini dan ada itu yg katanya, konon, harus dilakoni.
Pedahal tidak ada itu semua, dan segalanya cuma buat-buatan pikirannya
saja. Kalau mau percaya is ok. Mau tidak percaya juga ok. Belief
systems itu kurang lebih seperti kepercayaan agama, jadi ada sesuatu yg
dipaksakan. Kalau mau terima, ya terimalah. Kalau tidak mau, ya
buanglah.



T = Mungkinkah orang biasa ke Bermuda ? Yg saya lihat di sana real apa
halusinasi atau angan-angan doang ? Saya telah masuk ke pintu pertama
dari empat pintu berbentuk altar-altar luas, masing-masingnya dengan
pengawal yg banyak hilir mudik. Saya pernah ajak boy friend saya ke
sana, tapi 1/3 perjalanan dia balik lagi karena dia merinding, pedahal
saya riang gembira ke sana.



Katanya gelap sekali. Memang, tapi setelah itu kata ketemu bangunan
parabola yg terang, yg batasnya terbuat dari arus panas dan dingin
sehingga terjadi semacam filter tipis pembeda tempat itu dengan
sekelilingngnya. Apa pendapat Bung Leo ?



J = Biasa-biasa saja.



Anda cuma masuk ke dalam pikiran anda saja karena memang berbakat untuk
itu. Yg anda lihat adalah simbol-simbol belaka. Simbol dari
energi-energi yg bisa anda gunakan untuk membantu orang lain. Kalau
mau, ambillah energi yg ada di sana, caranya terserah, dan salurkan
kepada orang yg membutuhkan di dimensi ruang dan waktu ini. Apa yg anda
lihat adanya di dimensi non ruang dan waktu, dan anda masuk ke sana
melalui pikiran anda. Kalau anda cuma mau jalan-jalan saja, maka arti
konkritnya kecil sekali. Tetapi kalau anda bisa mengakses dan
menggunakan energi yg diambil dari sana untuk membantu orang-orang
sakit di dimensi ini, maka anda akan semakin ok. Saya melihat peran
anda seperti itu, dan bukan seperti dukun-dukun yg aneh dan bikin repot
banyak orang itu.



T = Saya sekarang berhati-hati ke tempat itu, karena pernah ada jin
menggiring saya ke luar dari tempat itu dengan paksa, katanya saya
sangat sok tau dan bertindak bodoh. Apa pendapat Bung Leo, segitiga
Berrmuda yg di laut dan di darat ? Saya menemukan segitiga di darat yg
ukuran luasnya sedikit lebih kecil dari yg di laut. Sebenarnya apa dua
tempat itu dan apa kekonyolan ?



J = Tidak konyol kalau anda kebetulan bisa datang ke sana.



Coba saja lagi perlahan-lahan, dan "negosiasi" saja dengan jin itu.
Bilang bahwa anda memiliki missi untuk mengambil energi dari sana yg
bisa digunakan untuk membantu penyembuhan manusia di dimensi fisik yg
kita tempati. Kalau ternyata ada energi yg bisa diambil, teruskanlah
usaha anda. Tetapi, kalau ternyata tidak ada apapun yg bisa anda ambil
dari sana yg bisa berguna bagi manusia lainnya, maka mungkin sebaiknya
anda jalan-jalan ke tempat lain saja.



There are innumerable places in the universe. Our own mind is the universe.





+



Leo

@ Komunitas Spiritual Indonesia 
<http://groups.yahoo.com/group/spiritual-indonesia>.


      New Email addresses available on Yahoo!
Get the Email name you&#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

Kirim email ke