Ilmu Pengetahuan dalam Al-Quran, Buktikanlah Kalau Isi Al-Quran itu Salah
Kamis, 4 Mei 06 14:13 WIB

"Saya menyarankan anda yang Muslim, jika suatu ketika anda terlibat dalam 
perdebatan tentang Islam dengan orang lain dan mereka mengklaim bahwa mereka 
memiliki kebenaran sementara anda dalam kegelapan, anda harus meninggalkan dulu 
semua argumen dan bersikaplah seperti ini; tanya pada mereka, Apakah ada ujian 
tentang pemalsuan dalam agama anda? Apakah ada dalam agama anda yang bisa 
membuktikan bahwa anda salah jika saya bisa membuktikan pada anda bahwa 
kesalahan itu ada-apapun itu? Well, saya bisa menjanjikannya sekarang bahwa 
manusia tidak akan memiliki apa-apa-tidak ada ujian, tidak ada bukti, tidak ada 
apapun! Karena mereka tidak menyadari pemikiran bahwa mereka tidak hanya harus 
membeberkan apa yang mereka yakini tapi juga harus memberikan kesempatan pada 
orang lain untuk membuktikan bahwa mereka salah. Dan Islam melakukan itu," 
demikian penegasan Dr. Gary Miller dalam artikelnya berjudul Pendekatan Ilmu 
Pengetahuan terhadap Al-Quran yang dimuat situs
 Islamonline.
Gary Miller adalah seorang warga negara Kanada, mantan menteri dan ahli teologi 
yang memilih beralih ke agama Islam dan kini aktif berdakwah dan 
menyebarluaskan ajaran Islam ke seluruh dunia. Dalam artikelnya itu, Miller 
menegaskan bahwa Al-Quran menjelaskan banyak hal yang terkait dengan ilmu 
pengetahuan, jauh sebelum manusia mampu menjangkaunya. Al-Quran menurut Miller 
sudah memberikan sesuatu yang tidak diberikan oleh kitab Injil secara khusus, 
maupun kitab-kitab suci lainnya secara umum. Yaitu apa yang menjadi tuntutan 
para ilmuwan.
Buktikanlah Kalau Al-Quran itu Salah

Saat ini, banyak orang yang melontarkan pemikiran dan aneka teori tentang 
bagaimana alam semesta ini bekerja. Mereka ada di mana-mana, namun komunitas 
ilmuwan bahkan tidak peduli untuk mendengarkan ide-ide dan pemikiran mereka. 
Hal ini karena, dalam seabad belakangan ini komunitas ilmuwan kerap meminta 
sebuah uji coba. "Jika anda punya teori, jangan mengganggu kami dengan teori 
itu kecuali anda membawa teori itu pada kami untuk membuktikan apakah anda 
salah atau tidak," kata sejumlah ilmuwan.
Pengujian semacam itulah yang membuat kalangan ilmuwan mau mendengarkan 
Einstein ketika ia datang dengan teori barunya dan mengatakan, "Saya yakin alam 
semesta bekerja seperti ini, dan inilah tiga cara untuk membuktikan apakah saya 
salah!" Maka para ilmuwan yang keberatan dengan teorinya melakukan uji coba 
dengan melakukan tiga cara itu, dan dalam waktu enam tahun tiga cara itu lulus 
pengujian. Tentu saja, ini tidak membuktikan bahwa Einstein hebat, tapi ini 
membuktikan bahwa ia layak didengar ketika ia mengatakan, "Ini ide saya, dan 
jika anda mau berusaha untuk membuktikannya, lakukan ini atau itu."
Inilah sebenarnya yang dimiliki Al-Quran, pengujian pemalsuan. Beberapa di 
antaranya sudah dilakukan dan beberapa di antaranya masih menjadi subyek 
pengujian hingga sekarang. Intinya Al-Quran menekankan, "Jika kitab ini tidak 
sesuai dengan apa yang diklaimnya, maka yang bisa dilakukan oleh anda semua 
adalah ini, ini atau ini untuk membuktikan bahwa Al-Quran itu salah." Dan 
selama 1.400 tahun tak seorangpun yang mampu membuktikan bahwa apa yang diklaim 
dalam Al-Quran salah. Isi Al-Quran tetap dinilai sebagai kitab yang benar dan 
otentik.
Miller mengungkapkan, contoh sempurna tentang bagaimana Islam menawarkan pada 
manusia sebuah kesempatan untuk membuktikan keasliannya dan membuktikan bahwa 
Al-Quran salah, ada di surat keempat. Terkait dengan hal ini, Miller dalam 
artikelnya mengaku tercengang ketika pertama kali ia menemukan tantangan ini 
dalam Al-Quran;
"Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran? Kalau kiranya Al-Quran itu 
bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapati pertentangan yang banyak di 
dalamnya," An-Nisaa': 82.
Ayat ini merupakan tantangan bagi non Muslim. Pada dasarnya, ayat ini mengajak 
mereka untuk menemukan kesalahan dalam Al-Quran. Kenyataannya, di samping 
keseriusan dan kesulitan dari tantangan ini, yang pertama kali menjadi 
tantangan sebenarnya dari ayat ini bahkan bukan masalah sifat manusia dan tidak 
terkait dengan kepribadian manusia. Seseorang tidak mengikuti ujian di sekolah 
dan setelah ujian itu selesai, ia menulis sebuah catatan pada instrukturnya dan 
akhirnya mengatakan, "Ujian ini sempurna. Tidak ada kesalahan dalam ujian ini. 
Carilah satu saja kesalahannya jika anda bisa!." Seseorang tidak akan melakukan 
itu. Gurunya tidak akan tidur sampai menemukan sebuah kesalahan dan beginilah 
cara Al-Quran melakukan pendekatan pada umat manusia.
Kisah tentang Embrio

Hal menarik lainnya yang ada dalam Al-Quran adalah ayat-ayat Al-Quran yang 
berulang kali memberikan nasehat pada umat manusia. Al-Quran memberikan 
informasi tentang berbagai fakta dan memberikan nasehat: "Jika kalian ingin 
tahun tentang hal ini atau hal itu, atau jika kalian ragu apa yang dikatakan 
kitab ini, maka kalian harus bertanya pada mereka yang memiliki pengetahuan." 
Dan sepanjang masa selalu saja ada umat Islam yang mengikuti nasehat Al-Quran 
itu dan berhasil menemukan sesuatu yang mengejutkan. Jika seseorang melihat 
hasil penelitian berabad-abad yang lalu, seseorang itu akan menemukan banyak 
kutipan dari Al-Quran bahwa penelitinya melakukan riset itu di suatu tempat, 
untuk menemukan sesuatu dan mereka memastikan alasan mereka untuk meneliti 
tempat ini dan tempat itu adalah, karena Al-Quran mengarahkan mereka ke 
tempat-tempat tersebut.
Contohnya, kata Miller, Al-Quran menyebut tentang asal-usul manusia dan 
memerintahkan pada pembacanya untuk menyelidiki hal itu. Al-Quran memberi 
petunjuk bagi pembacanya di mana mereka bisa melihat dan menyarankan agar 
manusia menemukan lebih banyak lagi tentang hal ini. Beginilah seharusnya umat 
Islam hari ini bersikap ketika melihat sesuatu.
Terkait dengan hal ini, Miller mengungkapkan sebuah pengalaman yang terjadi 
beberapa tahun yang lalu, ketika sekelompok orang dari Riyadh, Arab Saudi 
mengumpulkan semua ayat-ayat dalam Al-Quran yang membicarakan masalah 
embriologi, yaitu pertumbuhan janin manusia di dalam rahim ibu. Kelompok itu 
mengatakan, "Inilah apa yang dikatakan Al-Quran, apakah ini kebenaran? Dan 
kelompok itu mengikuti nasehat Al-Quran agar mereka bertanya pada orang yang 
tahu. Mereka pun memilih, kebetulan orang yang dipilih itu non Muslim, seorang 
profesor pakar embriologi di Universitas Toronto. Namanya adalah Keith Moore 
dan dia adalah pengarang buku-buku teks tentang embriologi-pakar tingkat dunia 
di bidang itu. Kelompok orang itupun mengundang Moore ke Riyadh dan mengatakan, 
"Inilah apa yang dikatakan Al-Quran tentang embriologi. Apakah ini benar? Apa 
yang bisa anda jelaskan pada kami?"
Selama berada di Riyadh, kelompok orang itu membantu Moore dalam segala hal 
termasuk penerjemah dan segala sesuatu yang terkait dengan pertanyaan yang 
diajukan padanya. Moore sangat tercengang atas apa yang ia temukan yang 
kemudian membuatnya mengubah semua buku teks yang pernah ditulisnya. Hal itu 
terlihat dalam edisi kedua buku-buku teksnya, berjudul Before We are Born. 
Dalam bab yang menjelaskan tentang sejarah embriologi, Moore memasukkan 
sejumlah materi yang tidak ada dalam buku edisi pertamanya, karena ia baru 
menemukannya dalam Al-Quran setelah buku edisi pertama itu. Dan mereka yang 
meyakini Al-Quran sudah lebih dulu tahu apa yang orang lain tidak tahu.
Miller berkesempatan mewawancarai Dr. Keith Moore untuk keperluan acara 
televisi, dan ia banyak mendiskusikan masalah embrio itu. Diskusi itu juga 
dilengkapi dengan ilustrasi melalui gambar-gambar slide. Moore menyebutkan 
beberapa hal yang tersebut dalam Al-Quran tentang pertumbuhan janin. Moore 
mengakui bahwa salah satu hal yang secara khusus dijelaskan dalam Al-Quran 
tentang manusia yang berasal dari segumpal darah (Al-Hajj:5; Al-Mu'muminun:14; 
Ghafir:67) adalah sesuatu yang baru baginya. Moore mengatakan, "Saya tidak 
berfikir tentang hal itu sebelumnya."
Reaksi Skeptis

Moore juga menulis sebuah buku tentang embriologi klinis, dan ketika ia 
membeberkan informasi ini di Toronto, sempat menimbulkan pro dan kontra di 
Kanada. Pemikiran Moore tentang hal ini menghiasi halaman depan surat 
kabar-surat kabar di seluruh Kanada dan beberapa surat kabar menempakannya 
sebagai berita utama dengan judul yang terdengar lucu 'Sebuah Hal yang 
Mengejutkan Ditemukan Dalam Buku Doa Kuno!'. Dari contoh ini jelas terlihat 
bahwa masyarakat tidak memahami dengan jelas persoalan yang sesungguhnya.
Seorang reporter surat kabar bertanya pada Profesor Moore, "Tidakkah anda 
berfikir bahwa orang-orang Arab kemungkinan sudah mengetahui hal-hal semacam 
ini-penjelasan tentang janin, bentuk rupanya dan bagaimana janin berubah dan 
tumbuh? Mungkin mereka bukan ilmuwan, mungkin mereka melakukan pembedahan kejam 
yang mereka lakukan sendiri-membelah manusia dan meneliti janin-janin itu."
Profesor Moore langsung menunjuk si reporter itu dan mengatakan bahwa si 
reporter tersebut sudah melewati sebuah poin yang sangat penting bahwa semua 
gambar slide tentang embrio yang telah ditunjukkan dan sudah direkam dalam film 
berasal dari gambaran-gambaran yang diambil melalui mikroskop. Moore 
menegaskan, "Tidak masalah jika seseorang sudah berusaha menemukan ilmu 
embriologi 14 abad yang lalu. Mereka seharusnya sudah bisa melihat ini!"
Semua penjelasan dalam Al-Quran tentang kemunculan embrio adalah ketika embrio 
itu masih sangat kecil untuk dilihat dengan mata telanjang, oleh sebab itu 
dibutuhkan mikroskop untuk melihatnya. Sementara mikroskop baru ditemukan 
sekitar dua ratus tahun yang lalu, Moore dengan nada sinis membuat lelucon pada 
reporter itu, "Mungkin 14 abad yang lalu, seseorang dengan diam-diam memiliki 
mikroskop dan melakukan penelitian, bukan sebuah kebetulan semata. Kemudian 
seseorang itu mengajarkan Muhammad SAW dan meyakinkannya agar menempatkan 
tentang penemuannya itu dalam kitabnya dan merahasiakannya selamanya. Anda 
percaya dengan itu? Sebaiknya tidak kecuali anda memberikan bukti, karena ini 
merupakan teori yang aneh."
Kemudian ketika ditanya lebih lanjut, bagaimana Moore menjelaskan informasi ini 
seperti yang ada dalam Al-Quran, Moore menjawab, "Ini hanya bisa diungkapkan 
dengan kebesaran Tuhan!" (ln/iol)


      

Kirim email ke