Komnas Anak Sayangkan Sponsor Rokok dalam Film King
By Republika Newsroom
http://media-klaten.blogspot.com/
JAKARTA -- Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak) menyambut
baik film "King" yang ditayangkan di bioskop mulai 25 Juni ini. Film
yang mengangkat tema anak-anak dan nasionalisme ini merupakan angin
segar dalam perfilman nasional yang saat ini didominasi oleh film--film
horor dan komedi porno.
Meski demikian, Komnas Anak menyayangkan keterlibatan salah satu produk
rokok dalam film King. Film yang mengangkat tema anak-anak yang
diproduksi oleh Alenia Pictures ini secara tidak langsung membenarkan
penghancuran generasi bangsa yang dilakukan oleh industri rokok. "Sebab,
rokok adalah satu-satunya produk legal yang membunuh separuh dari
konsumennya," kata Ketua Komnas Anak, Seto Mulyadi, Kamis (25/6).
Seto mengungkapkan, dari hasil penelitian, promosi dan sponsor rokok
terbukti merangsang aspek kognitif anak untuk merokok. Selain itu, iklan
atau sponsor rokok juga mendorong anak untuk tetap terus merokok. "Serta
mendorong perokok anak yang sudah berhenti merokok untuk kembali
merokok," ungkap Seto.
Agresifitas pemasaran iklan rokok, tutur Seto, telah menyebabkan jumlah
prokok anak mengalami lonjakan yang signifikan. Prevalensi perokok
remaja usia 15-19 meningkat sebanyak 144 persen selama tahun 1995 hingga
2004. Dari 13,7 persen di tahun 1995 menjadi 32,8 persen di tahun 2004.
Seto menyatakan, survey ini juga menunjukkan perokok yang mulai merokok
pada usia 5-9 tahun meningkat lebih dari empat kali lipat dari 0,4 pada
tahun 2001 persen menjadi 1,8 persen pada tahun 2004. "Ini membuktikan
adanya hubungan yang kuat antara agresifitas iklan , promosi dan sponsor
rokok dengan meningkatnya prevalensi merokok anak," kata Seto.
Ironisnya, ungkap Seto, aturan saat ini yang berlaku di Indonesia yaitu
Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2003 tentang pengamanan rokok bagi
kesehatan, justru memberi kebebasan hampir mutlak bagi industri rokok
untuk mengiklankan dan mempromosikan prduknya ke masyarakat luas.
"Lemahnya peraturan ini digunakan industri rokok untuk membentuk
ketergantungan industri seni dan olah raga melalui pemberian
sponsorship," terang Seto.
Celakanya, ungkap Seto, anak-anak dan remajalah yang menjadi sasaran
dari iklan, promosi dan kegiatan-kegiatan yang disponsori oleh rokok.
"Konsekuensinya, anak-anak menganggap prilaku merokok adalah wajar dan
tidak berbahaya bagi kesehatan, sehingga mereka terjerat menjadi perokok
tetap," kata Seto.
Demi kepentingan terbaik untuk anak, jelas Seto, Komnas Anak menyatakan
protes atas sponsor rokok dalam film King dan mendesak Alenia Pictures
agar memberi tanggapan atas siaran ini kepada Komnas Anak.
Selain itu, Alenia Pictures juga mengeluarkan pernyataan maaf kepada
publik atas keterlibatan sponsor perusahaan rokok dalam film King. "Juga
tidak bekerjasama dengan industri rokok dalam bentuk apa pun di masa
mendatang," tutur Seto menandaskan.  *c81/ahi
http://republika.co.id/berita/58409/Komnas_Anak_Sayangkan_Sponsor_Rokok_dalam_Film_King
*


      

Kirim email ke