Latar Belakang Negara Palestina Kabur Tak Punya Tujuan !!! Mula2 menyatakan agar tanah Israel dikembalikan keposisi sebelum tahun 1948, ternyata posisi sebelun tahun 1948 itu bukan cuma Israel yang belum beridiri tapi juga belum ada Syria, belum ada Libanon, belum ada Yordania, sehingga apabila UN bersedia mundur kembali keposisi sebelum 1948, maka wilayah Palestina ini merupakan jajahan kerajaan Inggris.
Jadi sudah jelas, Yasser Arafat yang menuntut untuk dikembalikan tanah Israel ke posisi sebelum 1948 tidak mendapat dukungan dari sobat2nya sendiri dan malah ditolak, mana mungkin Syria, Libanon, dan Yordania bersedia dibubarkan bersama bubarnya Israel ??? Sekarang Hamas menuntut lain lagi, dia menuntut agar Posisi Israel mundur keposisi sebelum tahun 1967 yaitu posisi sebelum perang 6 hari. Namun kembali kebingungan karena posisi sebelun 1967, Gaza dan Westbank itu bukan milik Israel tapi milik Mesir dan sekarang wilayah ini sudah diserahkan kepada negara Palestina berdasarkan perjanjian camp David. Jadi kalo tuntutan Hamas itu dikerjakan, tak usah susah2 lagi Israel karena Gaza dan Westbank itu kembalikan saja kepada Mesir dan Palestina kehilangan tanahnya yang sekarang. Setiap perjuangan seharusnya ada tujuan yang jelas apa yang ingin dicapainya. Misalnya, apabila mau memerdekakan suatu wilayah maka sebelum berjuang harus jelas dulu arah perjuangannya itu apa dan untuk mendapatkan dukungan politik dari negara2 seluruh dunia tentu harus dipersiapkan argument yang tepat. Argument orang2 Arab Palestina asal Israel ini sama sekali ngaco belo karena mereka hanya bermodalkan Islam dengan latar belakang membenci orang2 Yahudi tidak lebih daripada itu. Mereka tidak setuju pembentukan negara Israel, lalu hanya dengan jumlah demostran kurang dari 2000-an orang mereka berlong-march meninggalkan Israel menuju Syria untuk kemudian melakukan perang gerilya dengan bantuan Syria. Wajar kalo gerilya berupa gerombolan kriminal ini tak mungkin bisa berhasil untuk merubuhkan sebuah negara yang diakui United Nation. Oleh karena itu gerilya ini kemudian membentuk tujuan yaitu kemerdekaan Palestina yang katanya mengusir penjajahnya orang2 Yahudi. Karena waktu itu Syria menjadi sponsor membawa masalahnya ke UN, maka dilakukan tanya jawab yang berakhir dengan kekalahan para gerombolan ini. Dalam tanya jawab itu, ditanya, kalo memang benar orang2 Yahudi itu penjajah yang harus diusir, lalu kemana mereka harus diusirnya karena kenyataan tanah air mereka memang diatas tanah Israel itu. Oleh wakil2 gerombolan itu yang menamakan PLO dikatakan mereka harus dilenyapkan dari muka bumi ini dan tidak ada tanah mereka didunia ini. Wajar saja ya, jawaban seperti itu bukanlah jawaban untuk kemerdekaan karena yang mereka mau ambil itu bukanlah tanah mereka melainkan tanah orang lain sehingga caranya bukan mengusir penjajah melainkan membantai satu bangsa Yahudi hingga musnah untuk diambil tanahnya oleh wakil2 yang cuma kurang dari 2000 orang ini. Memang pada akhirnya jumlah gerombolan ini berkembang menjadi 1 juta lebih, tetapi mereka bukan dilahirkan ditanah Israel tetapi diluar Israel sehingga tidak bisa mengklaim tanah dan juga kewargaan negara. Mereka bertambah jumlahnya akibat banyak Arab2 lainnya dari Syria, Libanon, Yordania, dll yang bergabung dengan mereka akibat perkawinan ataupun hubungan keluarga jauh dulunya. Jadi perjuangan berdirinya negara Palestina ini sebenarnya sama sekali tidak punya latar belakang, tidak punya tujuan, tidak punya rencana untuk berdirinya sebuah negara. Celakanya, Pemerintah RI hanya mendukung berdasarkan emosional religious saja karena sama2 Islam secara membuta memberi dukungan meskipun sama sekali tidak rasional. Demo2 di Indonesia juga menuntut agar posisi Israel dikembalikan kepada posisi sebelum 1948, namun posisi 1948 juta tidak ada negara Palestina yang ada hanyalah jajahan Inggris dengan boneka2nya yang dijadikan raja Palestina. Kemudian baru2 ini juga demo2 di Indonesia merubah lagi tuntutannya, yaitu menuntut Israel kembali keposisi sebelum 1967, dan ini juga ngaco belo karena posisi Israel waktu itu sama seperti sekarang yang beda justru tanah Gaza dan Westbank waktu itu masuk wilayah milik Mesir. Tentu kalo hal ini juga mau dipaksakan, maka Hamas dan Abbas kehilanggan Gaza dan Westbank karena harus diserahkan kepada Mesir. Demikianlah, hingga detik ini para pendukung negara Palestina tidak punya tuntutan yang jelas yang diingininya karena memang tidak seharusnya menuntut ini dan itu yang bukan pada tempatnya hanya se-mata2 kepercayaan dongeng2 tentang Islam yang membenci dan memusuhi Yahudi dimana mereka berkewajiban memusnahkan orang2 Yahudi dalam mendirikan syariah Islam dimuka bumi ini. Jadi seharusnya politikus RI ini paham sejarah dulu apabila mau jadi penengah. Bagaimana bisa jadi penengah kalo sudah berpihak memusuhi pihak yang benar ??? Seharusnya kalo mau jadi penengah kita tidak berpihak alias netral. Ny. Muslim binti Muskitawati.