A.
PENDAHULUAN 










Latar belakang




        Karya sastra merupakan
artefak benda mati, baru mempunyai makna dan menjadi objek estetik (
Teeuw , 1978 : 191) bila di beri arti loeh manusia pembaca
sebagaimana artefak peninggalan manusia purba mempunyai arti oloeh
manusia puraba mempunyai arti bila di beri makna oleh arkeolog.
Istilah pemberian makna tersebut di sebut konkretisasi. Dengan
demikian di konkretisasi hingga dapat di pahami. Dengan rekupiperasi,
makna karya sastra di rebut oleh pembaca hingga maknanya dapat di
kuasai nya atau di pahami pembaca. Dengan arti yang demikian , maka
konkretisasi dalam karya ssastra pemberian makna dalam karya sastra
tersebut. 




        Selain salah satu
kegiatan kritik sastra yang telah di ungkapan di depan, dalam
pembahasan hal ini,. Dikhususkan pada penelitian karya sastra dengan
memngguankan pendekatan semiotik dan ketidak langsungan ekspresi.



2.Rumusan
Masalah



    a. pengkajian puisi
menggunakan pendekatan semiotik. 

    b. kata kunci dalam
puisi yang bisa di ketahui .
    c.bagaimana cara
pengkajian puisi dengan ketidaklangsungan ekspresi.






3. Tujuan 

        Adapun tujuan yang
dapat di ambil dari makalah tersebut yaitu untuk mengetahui bagaimana
cara pengkajian puisi dengan metode ketidaklansungan ekpresi dan
pendekatan semiotik.






 4. Teori dan Metode



        Fokus yang ingin di
konstruksi dalam telaah ini adalah memuja dan mengingat Allah di
dalam kumpulan sajak-sajak “Tadarus” karya A.mustofa . Bisri.
 Hal yang penting dalam
penafsiran puisi merupakan tindak pemakaian bahasa yang di indahkan
,. bahsa yang di indahkan dalam puisi jelas memiliki perhitungan
sendiri yang di lakukan oleh penyair. Pertama ; sebentuk pemakaian
bahasa dalam prespektif tertentu yang menjadi perhatian penyair.
Kedua; berhubungan dengan gaya bahsa puisi dalam menyikapi bahasa
dalam bentuk sajak 

         Semiotik adalah llmu
yang mempelajari tentang tanda- tanda .ilmu ini menganggap bahwa
fenomena sosial atau kebudayaan itu sendiri merupakan tanda- tanda.
Semiotik meliputi sistem-sistem, aturan-aturan, dan kovensi-konvensi.
Dalam penelitian karya sastra penelitian semiotik meliputi analis a
sastra sebagai sebuah penggunaan bhasa yang tergantung pada
(ditentukan) konvensi-konvensi tambahan dan meneliti ciri-cri yang
menyebabkan bermacam-macam cara (modus) wacana mempunyai makna
(Preminger 1974: 980).pendekatan semiotik ini ada beberapa metode
yaitu pembacaan heuristik, pembacaan hermeneutik, matriks , dan
intertekstual 

        Dalam ketidaklangsungan
ekspresi menurut Riffaterre (1978:2) disebabkan oleh tiga hal yaitu
pergantian  arti ( displacing of meanng ), penyimpangan arti (
distoring of meaning ) dan penciptaan arti (creating of meaning )












B.PEMBAHASAN








 2.1.
Ketidaklangsungan Ekspresi 

        Dikemukan oleh
Riffaterre (1978:1) bahwa puisi itu dari dahulu hingga sekarang
selalu mengalami perubahan atau evolusi selera dan konsep estetik
yang selalu berubah dari periode ke periode. Riffaterre berbicara
dalam kaitangnya dengan pemaknaan puisi. Karya sastra itu merupakan
ekspresi yang tidak langsung yaitu menyatakan pemikiran atau gagasan
secara tidak langsung dengan cara lain. 

        Ketdaklangsungan
ekspresi menurut Riffaterre (1978:2) disebabkan oleh tiga hal yaitu
pergantian arti (displacing meaning ) ,penyimpangan arti
(distoring of meaning ),dan penciptaan arti ( creating
of meaning ) .



2.1.1.Pergantian Arti
(displacing of meaning )



        Pergantian arti menurut
Riffaterre(1978:2) disebabkan oleh penggunaam metafora dan metonimi
dalam karya sastra. Dalam pergantian arti ini suatu kata (kiasan)
bearti yang lain (tidak menurut arti sesungguhnya). Contohnya dalam
sajak “Di Pelataran AgungMU Nan Lapang karya A. Mustofa. Bisri
sebagai berikut :



Di pelataran AgungMu     
nan lapang
                         
                 Aku setitik noda 

                         
                 Setahi burung merpati 

                         
                 Menempel pada pelekat



        Sajak tersebut
mengandung metafora eksplesit yang dibandingkan (tenor) dan
perbandingan (vehicle) dinyatakan.



2.1.2 Penyimpangan
Arti ( distoring of meaning)



        Penyimpangan arti itu di
sebabkan oleh tiga hal yaitu ambiguitas, kontradiksi, dan nonsense.
Ambiguitas disebabkan
oleh bahasa sastra yang berarti ganda (polyinterpretable),
lebih-lebih bahasa puisi. Kegandaan arti itu dapat berupa kegandaan
arti sebuah kata, frase , ataupun kalimat. Contoh sajak “Selamat
Tahun Baru” karya A. Mustofa.Bisri :
             

               Atau kita
sama dengan makhluk lain 

               Atau
bahkan lebih rendah lagi 

               Hanya
budak -budak perut dan kelamin



“budak-budak perut
berarti ganda meskipun arti pokoknya  ' manusia merugi' yaitu manusia
yang beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari biasa- biasa saja tanpa
ada perubahan ke jalan yang benar.
Contohya meningkatkan
imam dan taqwa kepada Allah SWT.
Kontradiksi bearti
mengandung pertentengan disebabkan oleh paradoks dan ironi.
Ironi menyatakan sesuatu
hal yang menyatakan mengejek atau menyindir suatu keadaan, misalnya
dalam puisi A.Mustofa.Bisri “Ratsaa” sebagai berikut ini : 




                         
                      anak-anakmu kau serahkan babumu
                         
                      istrimu kau serahkan sopirmu 

                         
                      dirimu kau serahakn sekretarismu
                                       
        Tuhanmu kau serahkan siapa






        Nonsense merupakan
“kata-kata” yang secara lingistik tidak mempunyai arti sebab
hanya berupa rangkaian bunyi tidak terdapat dalam kamus. Dalam puisi
nonsense itu mempunyai makna adalah arti sastra karena konvensi
sastra. Nonsense menimbulkan kekuatan ghaib atau mantra untuk
mempengaruhi dunia ghaib. Misalnya pada sajak “Dajjal” karya
A.Mustofa.Bisri sebagai berikut:
         

                         
 Nirwanamu hahahoa nerakaku
                         
 pelurumu hoahaha  hoahahaku
 

                         
  Ha
                         
  ha
                         
  ha
                         
  Hoa
                         
  hoa






2.1.3 Penciprtaan Arti
( creating of meaning)



        Penciptaan arti
merupakan konvensi kepuitisan yang berupa  bentuk visual yang secara
linguistik tidak mempunyai arti, tetapi menimbulkan makna dalam karya
sastra. Penciptaan arti ialah organisasi teks di luar linguistik
misalnya bait, rima, enjambement, tipografi dan mologues.contohnya
sajak “Tahu- Tahu karya A.Mustofa . Bisri 




Isya tahu- tahu 

subuh tahu- tahu 

lohor tahu-tahu 

asar tahu -tahu
Tahu- tahu 

Magrib ! 

(padahal salat 

Aku belum sempat)






        Rima dalam sajak
“Tahu-Tahu” pengucapan pada baris di akhiri huruf vokal ( U ).
hal itu bertujuan memperindah rima dan bunyi. Sedangkan pada akhir
bait di akhiri bunyi ( t ). Si aku lirik mengingatkan kepada
orang-orang muslim akan pentingnya waktunya sholat, di mana
orang-orang sering menyepelekan dalam menjalankan sholat. Akibatnya
orang -orang tidak menjalankan sholat lima waktu. 

Note: Dari sebuah sumber
















      Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih 
cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. 
Dapatkan IE8 di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/

Kirim email ke