Salam... Bahasan kali ini adalah penjelasan penting dari pembahasan awal kita kemarin, yang kita beri judul ‘perbuatan baik non muslim’. Sekarang kita tiba kepada persoalan dan sekaligus pertanyaan apa sih yang disebut muslim atau Islam itu?
Tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian besar dari kita beragama bukanlah karena kita telah memilih agama yang diyakini benar, melainkan karena sejak terlahir kita sudah mengikuti agama orang tua. Tak pelak lagi kita mayoritas beragama karena faktor keturunan dan faktor geografis. Berbicara mengenai faktor geografis kita bisa melihat dengan mata kepala kita sendiri bahwa jika mayoritas penduduk suatu negara beragama Kristen maka seterusnya penduduk suatu negara tersebut akan terus didominasi oleh pemeluk agama kristen. Jika mayoritas penduduk suatu negara beragama Islam maka seterusnya penduduk suatu negara tersebut akan terus didominasi oleh pemeluk agama Islam dan begitu seterusnya. Persoalan geografis ini berlaku juga untuk penggunaan bahasa, Jika mayoritas penduduk suatu negara berbahasa Inggris maka seterusnya penduduk suatu negara tersebut akan terus menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa mereka. Jika mayoritas penduduk suatu negara berbahasa Indonesia maka seterusnya penduduk suatu negara tersebut akan terus menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa mereka dan begitu seterusnya. Perubahan tentang pola serupa ini hanya bisa terjadi jika terjadi peristiwa besar dan sangat luar biasa seperti terjadinya peperangan, penjajahan atau kehadiran orang-orang suci dan orang-orang yang sangat berpengaruh. Kita mengenal agama sama kunonya dengan pengenalan kita terhadap bahasa dan orang tua kita. Kita mengenalnya sudah sejak terlahir kedunia ini, sehingga sangat sulit untuk lepas dan melepaskannya keyakinan kita terhadap suatu agama walaupun hanya untuk sekedar merenungkan kebenarannya. Lepas atau melepaskan keyakinan kita terhadap suatu agama sama sulitnya dengan kita melepaskan keyakinan tentang siapakah orang tua kita yang sebenarnya. [tentang ini, jika ada kesempatan mungkin akan kita bahas dengan tema khusus] Sekarang kita kembali kepada tema kita kali ini, yakni mereka yang disebut muslim. Dalam persoalan yang kita ajukan ini, maka mereka-mereka yang terlahir didalam keluarga muslim karena faktor keturunan dan geografis disebut muslim, dan mereka-mereka yang terlahir diluar keturunan muslim dan kemudian meniru agama orang tua mereka, maka mereka disebut non muslim. Sesungguhnya faktor keturunan dan faktor ‘kebetulan’ orang terlahir dari keluarga muslim ataupun non muslim tidaklah terlalu banyak bernilai. Karena nilai sesungguhnya dari muslim itu adalah hati yang tunduk kepada kebenaran. Pintu hatinya terbuka untuk menerima dan bertindak menurut kebenaran. Jika seseorang memiliki fitrah tunduk kepada kebenaran dan karena adanya sebab tertentu realitas kebenaran tersembunyi atau tidak sampai kepadanya, maka sesungguhnya Allah tidak akan menghukumnya sebagaimana yang dikatakan al-quran surat 17 ayat 15 : “Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan meng'azab sebelum Kami mengutus seorang rasul.” Mengacu kepada ayat al-quran tersebut bisa ditarik kesimpulan bahwa mustahil Tuhan menghukum seseorang bila kepadanya belum sampai kebenaran yang lengkap dan sempurna. Dengan kata lain bisa dikatakan, mustahil bagi Allah yang Maha Bijaksana dan Maha Pengasih menghukum seseorang yang mana kepadanya belum sampai berita dan peraturan tentang mana yang boleh dan mana yang dilarang. Artinya tidak layak hukuman diberikan tanpa adanya penjelasan terlebih dahulu. Salam, Iman K. www.parapemikir.com Thread berikutnya berjudul : Mereka yang disebut Islam 2 Try cool new emoticons, skins, plus more space for friends. Download Yahoo! Messenger Singapore now! http://sg.messenger.yahoo.com