http://www.antara.co.id/arc/2008/11/1/muhammadiyah-dinilai-kurang-dewasa-tanggapi-iklan-politik-pks/

01/11/08 15:43

Muhammadiyah Dinilai Kurang Dewasa Tanggapi Iklan Politik PKS


Medan (ANTARA News) - Muhammadiyah dinilai kurang dewasa dalam menyikapi 
penggunaan gambar ulama KH Ahmad Dahlan dalam iklan politik Partai Keadilan 
Sejahtera (PKS).

Pengamat Politik Universitas Sumatera Utara (USU), Warjio MA, di Medan, Sabtu, 
mengatakan memang benar KH Ahmad Dahlan merupakan tokoh pendiri Muhammadiyah, 
tetapi bukan berarti dia hanya milik Muhammadiyah semata. KH Ahmad Dahlan sudah 
menjadi milik seluruh rakyat Indonesia dan sudah menjadi aset bangsa.

"Jadi seharusnya Muhammadiyah tidak perlu memprotes iklan PKS, karena KH Ahmad 
Dahlan merupakan milik semua orang. Telebih lagi iklan itu diluncurkan dalam 
rangka peringatan Hari Sumpah Pemuda yang tentunya bertujuan untuk 
membangkitkan kembali nilai-nilai semangat Sumpah Pemuda," katanya.

Menurut dia, sah-sah saja siapapun yang akan menggunakan gambar tokoh islam 
tersebut selama tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di 
Indonesia, seperti digunakan untuk memojokkan seseorang ataupun 
kegiatan-kegiatan sosial.

Pada bagian lain, ia mengatakan, sikap protes yang ditunjukkan Muhammadiyah 
tidak terlepas dari kepentingan beberapa partai yang kelahirannya "dibidani" 
oleh beberapa tokoh Muhammadiyah.

Mereka seolah "kebakaran jenggot" karena kalah start dengan PKS yang berhasil 
memanfaatkan momen Sumpah Pemuda dengan menggunakan gambar KH Ahmad Dahlan 
maupun tokoh-tokoh bangsa lainnya dalam iklannya.

"Kita pantas memuji ide-ide yang dilakukan PKS itu. Ini merupakan salah satu 
kecerdasan tokoh-tokoh elit PKS yang dapat mengambil momen Sumpah Pemuda," 
katanya.

Sebelumnya, Ketua Umum Muhammadiyah, Din Syamsudin, menyesalkan tindakan Partai 
Keadilan Sejahtera (PKS) yang dianggap mendompleng gambar pendiri Muhammadiyah 
KH Ahmad Dahlan dalam iklan politik.

"Tindakan itu sebenarnya tidak etis, walaupun KH Ahmad Dahlan adalah milik umat 
dan bangsa sebagai pahlawan nasional, tetapi dia juga adalah pendiri dan tidak 
bisa dilupakan dari Muhammadiyah," katanya.

Menurut dia, sebagai organisasi masyarakat besar dan tua, maka sejak 1971 
Muhammadiyah menegaskan tidak mempunyai hubungan baik secara organisatoris 
ataupun struktural dengan partai politik manapun.

"Muhmadiyah tidak memiliki hubungan dengan parpol manapun dan warganya 
mempunyai kebebasan dalam memilih dan menentukan hak politik," katanya.

COPYRIGHT © 2008

Kirim email ke