Salam...
 
Setelah kita tahu bahwa Ideologi itu muncul dari pandangan alam dan pandangan 
alam muncul dari pengetahuan
http://www.parapemikir.com/articles/6529/1/Kenapa-Berbeda/Page1.html 
 
Maka sekarang kita sudah bisa semakin jelas menyaksikan bahwa pengetahuan 
seseoranglah yang membuat semua persoalan bisa menjadi berbeda. Ada yang 
berpendapat bahwa alam semesta ini adalah begini, manusia adalah begini, 
masyarakat begini, sejarah begini dan yang lainnya mengatakan bahwa alam 
semesta ini adalah begitu, manusia adalah begitu, masyarakat adalah begitu dan 
sejarah adalah begitu.
 
Kesimpulan Begini dan begitu itu semuanya berangkat dari pandangan alam yang 
didapat atas pengetahuan/epistemologi. Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah, 
apakah mungkin kesimpulan tentang pengetahuan tersebut yang betul adalah begini 
dan sekaligus begitu? Kedua-duanya betul?
 
Hemat saya tidak mungkin, tidak mungkin jika kita tanya kepada orang disamping 
kiri kita “Apakah bumi ini berputar” dan kemudian dia jawab IYA dan ketika kita 
tanya kepada orang disamping kanan kita “Apakah bumi ini berputar” dan dia 
jawab TIDAK lalu kemudian kita menganggap semua jawaban sama saja, kedua 
jawaban sama-sama BETUL.
 
Karena tidak mungkin kedua jawaban tersebut adalah BETUL, maka Pastilah salah 
satu jawaban tersebut adalah SALAH.
 
Kalau demikian, pertanyaannya berikutnya adalah pengetahuan/epistemologi 
seperti apakah yang betul dan epistemologi seperti apakah yang salah?
 
Dan untuk mendapat jawaban tentang epistemologi yang mana yang betul dan salah 
tentu kita harus urut dulu dari NOL, yaitu kemungkinan untuk 
MENGETAHUI/Episteomlogi. Apakah mungkin manusia mampu untuk mengetahui hakikat 
alam semesta, manusia, masyarakat dan sejarah? 
 
Ada beberapa pendapat mengenai persoalan ini, ada yang menolak 100%, ada yang 
mengatakan BISA 100% dan ada juga yang diantara keduanya. Bagi mereka yang 
menolak 100% mengatakan bahwa sudah nasib manusia bahwa “SAYA TIDAK TAHU” 
adalah jawaban satu-satunya terhadap epistemologi.
 
Mereka mengatakan “Saya tidak tahu apakah ada surga dan neraka, Saya tidak tahu 
apakah ada bidadari, tujuh lapis langit dan sebagainya”. Semua yang diomongkan 
oleh sifulan dan sifulan itu hanyalah tahayul dan bersifat spekulatif  serta 
dongeng belaka. Oleh karena itu pengetahuan yang tertinggi adalah “SAYA TIDAK 
TAHU!”.
 
Dijaman sekarang, penganut faham seperti ini disebut dengan kelompok skeptism 
atau “kelompok peragu” . Kelompok seperti ini sesungguhnya sudah ada sejak 
jaman kuda gigit besi pada jaman batu dulu.
 
Pada jaman setelah Socrates telah pernah muncul kelompok-kelompok serupa ini 
dengan tokohnya yang paling terkenal seperti Pyrho. Bagaimana argumen penolakan 
pyrho tentang ketidakmungkinan mendapatkan pengetahuan/epistemologi?  Dan 
apakah Descartes dan Imam Ghozali juga termasuk sebagai kelompok 
skeptisme/peragu?
 
B E R S A M B U N G . . .
 
 
Iman K.
www.parapemikir.com


      New Email names for you! 
Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/

Kirim email ke