Nilai2 Kemanusiaan Diukur Dengan HAM Bukan Syariah Islam
                                   
Senang atau tidak senang kita harus menerima kenyataan bahwa peradaban dan 
nilai2 kemanusiaan diukur dengan standard tegaknya HAM bukan tegaknya syariah 
Islam.

Deklarasi HAM sudah resmi ditandatangani negara2 seluruh dunia sebagai nilai2 
yang paling universal yang wajib ditegakkan oleh semua negara didunia.

Syariah Islam belum pernah mendapatkan pengakuan baik dari negara yang bukan 
Islam juga dari semua negara2 Islam sendiri menolak Syariah Islam dari aliran 
Islam negara lainnya.  Syariah Islam tidak punya standard, satu Syariah Islam 
berbeda alirannya dari Syariah Islam lainnya dan tidak pernah ditanda tangani 
oleh negara manapun juga untuk diterima sebagai nilai2 universal.

Jadi kalo kita mau berdebat tentang nilai2 kemanusiaan dan etika moralnya, 
marilah kita tentukan standardnya dengan HAM bukan dengan syariah Islam karena 
Syariah Islam tidak bisa distandarisasi karena satu aliran Islam berbeda 
Syariah Islamnya dari aliran Islam lainnya sehingga debat kusir jadinya.

Kalo HAM sudah jelas, diterima semua seluruh dunia semua negara sebagai nilai2 
universal yang sama.


> "rezameutia" <rezameu...@...> wrote:
> lu tanya ama cewe-cewe, mereka lebih
> prefer dientot beli putus kayak cabo
> ato dimadu?  atau gw tanya langsung
> ama elu ajah deh sebagai perempuan,
> lu mau dientot kayak cabo (beli putus)
> atau dimadu (poligami)?
> 

Lhooo.... benar2 tolol bin goblok lu ini, jawaban pertanyaannya elu itu khan 
sudah tertulis dalam deklarasi HAM, kedua-duanya yang elu pilihkan itu dilarang 
oleh HAM, keduanya pelacuran dan poligami sama2 merendahkan derajat wanita.

Jadi kalo elu suruh aku memilihnya jelas aku enggak milih keduanya, ke-dua2nya 
aku tolak karena dalam HAM sudah dengan gamblang tertulis bahwa poligamy 
merupakan variasi dari praktek pelacuran dan keduanya sama2 merendahkan derajat 
wanita.

Oleh karena itu dalam HAM keduanya poligamy dan pelacuran sama2 dilarang bukan 
harus memilih salah satu tapi keduanya sama2 tidak boleh jadi pilihan.

Kalo ada cewek2 yang mau memilih salah satunya, maka cewek itu tidak punya 
harga diri.

Memang betul kadang2 cewek yang tidak punya harga diri mau dipoligamy, sama 
dengan pelacur yang merupakan wanita yang tidak punya harga diri.

Mau jadi pelacur atau mau dipoligamy keduanya sama2 hina-nya, janganlah sekali2 
menganggap kalo ikhlas dipoligamy atau ikhlas jadi pelacur bisa diterima 
sebagai halal !!!  Dipaksa atau ikhlas tidak mengubah bahwa di poligamy atau 
jadi pelacur sama2 hinanya.

Wanita yang dipoligamy ada kalanya merasa lebih tinggi derajatnya daripada 
Pelacur, tapi juga tidak bisa disalahkan kalo ada pelacur merasa lebih tinggi 
derajatnya daripada wanita yang dimadu dalam poligamy.

Boleh saja ajaran Islam membedakan pelacur dari poligamy, tetapi dunia tidak 
ada yang menggunakan ajaran Islam, semuanya selalu mengukur tingkat kemanusiaan 
suatu negara dengan ukuran HAM bukan dengan ukuran Islam.

Ny. Muslim binti Muskitawati.





Kirim email ke