Kamis, 16 April 2009 ]
Panglima, kok Ada Latihan Perang Kota di Kampung Miskin
SUNGGUH membanggakan TNI kita. Netralitasnya dalam pemilu yang baru
lalu benar-benar terjaga. TNI juga tetap legawa meski tak menggunakan
hak pilih. Terlebih lagi, di saat rakyat berpesta demokrasi, TNI tetap
semangat berlatih. Seperti yang dilakukan oleh Batalyon 516 Caraka
Yudha di Surabaya.

Batalyon ini berlatih perang kota di lahan yang dihuni kaum miskin,
kaum mbambung. Mereka memang mengaku ilegal bermukim di sana. Dan,
korem mengatakan sudah mendapat izin dari pemilik lahan pekuburan itu.
Latihan sejak 16 Maret, dan entah sampai kapan, tersebut meresahkan
warga miskin di kampung padat itu. Apalagi disebut-sebut ada yang
terluka oleh selongsong peluru. Warga yang risau itu mengadu ke LBH
Surabaya. Sampai jumpa pers dengan Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI
Suwarno kemarin, tak ada penegasan apakah latihan perang kota itu
distop.

Tentu kita ingin TNI yang profesional dan berketerampilan tinggi dalam
perang. Itu yang memang diperlukan dalam menghadapi musuh. Ditambah
dengan sikap hormat dan cinta dari rakyat, profil TNI yang seperti itu
akan sangat membanggakan. Kecintaan rakyat tersebut tentu harus
diupayakan dengan pencitraan dan pendekatan yang baik.

Sikap mengabaikan kerisauan warga miskin, termasuk anak-anak, yang
terganggu oleh gerak pasukan dan derap tentara di permukiman mereka
selama sebulan ini, tentu agak tak sejalan dengan pembentukan citra
itu. Seakan-akan muncul kesan tentara kita tercinta sedang digunakan
untuk menakut-nakuti mereka agar pindah.

Kesan semacam itu tak boleh diabaikan. Apalagi setelah ada keluhan pun
latihan perang kota tetap dilaksanakan, termasuk latihan malam.
Kalaupun tentara mengatakan sudah biasa berlatih di sana sejak dulu,
bukankah keluhan masyarakat tetap layak diperhatikan? Apalagi kampung
itu kiat padat.

Bila memang di lahan itu ada persoalan, ada prosedur hukum yang bisa
ditempuh. Bisa saja meminta bantuan Satpol PP atau polisi. Memang
perlu kesabaran. Sebab, komitmen untuk berjalan di koridor hukum
memang berciri mematuhi prosedur, aturan. Main jalan pintas, karena
punya teman-teman di instansi tertentu, tentu akan memberikan
pelajaran dan citra negatif.

Menjaga citra juga identik dengan kepekaan atas kemungkinan tanggapan
negatif atas sikap yang tak patut. Karena semua instansi negara dan
pemerintah seharusnya melayani rakyat, maka komentar rakyat tak boleh
dikesampingkan. Apalagi rakyat, lewat pajak yang kini makin
diintesifkan, sudah mengongkosi keperluan instansi negara dan
pemerintah itu. Anggaran negara itu tak lebih dan tak kurang adalah
uang rakyat yang digunakan untuk penyelenggaraan negara, termasuk
membiayai aparatus dan membeli perlengkapan perang.

Keluhan-keluhan itu kadang terkesan sepele. Misal, mau lewat di jalan
umum yang melewati instansi militer, seperti di kodam atau di depan
markas marinir, alangkah banyak polisi tidur. Padahal, itu jalan umum.
Berbagai kerisauan, karena polisi tidur-polisi tidur itu menimbulkan
hambatan lalu lintas dan ketidaknyamanan (lebih-lebih bagi wanita
hamil), tak pernah mendapatkan tanggapan memadai.

Atau juga di Bandara Internasional Juanda yang minim akses polisi
karena dikuasai TNI-AU. Ketika dulu polisi akan membuat pos di
kompleks bandara, dibubarkan paksa. Akibatnya, banyak kasus gangguan
keamanan terhadap penumpang pesawat di bandara itu sulit terselesaikan
sesuai dengan prosedur normal. Hingga sekarang. Padahal, itu bandara
internasional.

Latihan perang kota, polisi tidur, keamanan di bandara, itu mungkin
soal kecil bagi Mabes TNI. Tak sebesar kasus Alas Tlogo atau bentrok
berdarah lain. Tetapi, itu persoalan riil yang sehari-hari dialami
masyarakat. Mau mengadu ke mana, seakan buntu. Rakyat memang masih
grogi kalau harus mempersoalkan semacam itu. Padahal,
persoalan-persoalan tersebut bisa memberikan warna citra yang tak
baik.

Semoga persoalan-persoalan itu juga tak dianggap kecil oleh Panglima
TNI Jenderal TNI Djoko Santoso. (*)

http://jawapos.com/halaman/index.php?act=detail&nid=63784

-- 
**********************************
Memberitakan Informasi terupdate untuk Rekan Milist dari sumber terpercaya
http://reportermilist.multiply.com/
************************************

Kirim email ke