DI NEGARA2 maju dan kafir seorang polisi tidak dibenarkan melakukan tembak peringatan. Kalo sampe terjadi polisi itu akan disidangkan. Tentunya tembakan peringatan ini sering membawa korban di Indonesia, makanya di negara yg bener2 berdasarkan hukum hal ini tidak dibenarkan. Polisi yg melakukan tembak peringatan akan diskorse, didenda dan bisa dicopot.
Di Indonesia sering dilaporkan bhw pencopet, perampok ditembak kakinya dan tidak jarang mati sebg akibatnya. Di negara2 maju dan berhukum sekuler penembakan oleh polisi hanya dibenarkan kalo dilakukan in self defence artinya hanya untuk membela diri itupun kalo si penjahat ada kemungkinan mengancam nyawanya. Mungkin sudah waktunya para pakar hukum pidana, para cendikiawan dan para anggota DPR (yg sedang tidak melakukan studi-banding) bisa memikirkan masalah ini dan mengeluarkan hukum yg lebih adil dan lebih aman bagi semua orang khususnya the public in general. Gabriela Rantau --- In zamanku@yahoogroups.com, "Sunny" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Refleksi: Berapa besar hasil copetan dibandingkan dengan hasil korupsi? Kalau para koruptor juga ditembak mati, apakah wajar? > > http://www.poskota.co.id/news_baca.asp?id=47132&ik=2 > > > 2 Bos Copet Ditembak Mati > > Minggu 9 November 2008, Jam: 8:35:00 > > TANGERANG (Pos Kota) -Komplotan copet yang beroperasi di mal-mal dengan memanfaatkan janda dan wanita hamil sebagai pengecoh, digulung Polres Kabupaten Tangerang, Jumat (7/11) malam. > > Dua anggota sindikat tewas ditembak, empat lainnya kini meringkuk di tahanan polisi. Satu dari dua wanita anggota komplotan copet itu sedang hamil 9 bulan. > > Diringkusnya komplotan copet yang sudah lama diresahkan masyarakat ini bermula dari operasi kejahatan jalanan yang dilakukan petugas Polres Kabupaten Tangerang. > > Pada Jumat malam itu petugas unit reaksi cepat (URC) melakukan penyisiran di Mal ITC Serpong di Jalan Raya Serpong, Desa Lengkong Wetan, Kecamatan Serpong, Kabupaten Tangerang. > > Saat itulah anggota yang dipimpin Aipda Syahrul Zaman memergoki Duvan Evani alias Fani, 38, dan Robian Fadli, 25, mencuri dompet The Lian Mey, 45. > > BERTUGAS KECOH KORBAN > Dalam aksinya kedua pelaku dibantu dua wanita yang mengajak ngobrol korban untuk mengecoh perhatian. Erna, 27, dan Uswatun Hasanah, 27, dua wanita itu pun ikut dicokok. > > Petugas kemudian membawa Fani dan Robian untuk menunjukkan teman mereka. Polisi kemudian membekuk Carsono,28, warga Bulak Kapal, Bekasi, dan Adi,17, warga Bantargebang, Bekasi. > > Namun Fani dan Robian, bos dan pentolan sindikat yang sudah puluhan kali beraksi di pusat perbelanjaan ini melawan petugas ketika akan dimasukkan ke dalam mobil. > > Tak mau kehilangan tangkapannya, petugas melepaskan tembakan ke udara. Namun peringatan aparat tak digubris, sehingga terpaksa petugas melumpuhkan keduanya. > > Robian dan Fani, ambruk setelah peluru petugas menembus punggung mereka. Petugas melarikan mereka ke rumah sakit namun nyawa keduanya tak tertolong lagi. Jasad Robian dan Fani dibawa petugas ke kamar mayat RSU Tangerang. > > Dihadapan petugas, Ernawati,27, warga Kampung Narogong Selapajang, Bekasi, mengaku baru tiga minggu ikut komplotan ini. Setiap beraksi, janda dua anak ini bersama Uswatun yang hamil 9 bulan, bertugas mengecoh korbannya. > > HASIL DIBAGI RATA > Dalam satu minggu, komplotan ini beraksi dua kali. Sasaran mereka adalah pusat perbelanjaan di Tangerang dan Bekasi. Dengan mengunakan mobil sewaan, komplotan ini berpindah dari mal satu ke mal lain. > > Kasat Reskrim Polres Kabupaten Tangerang, AKP Dewa Wijaya, menjelaskan komplotan pencopet yang kerap beraksi di dalam pusat perbelanjaan ini memang sudah menjadi target operasi. > > BUTUH BIAYA BUAT MELAHIRKAN > USWATUN Hasanah, 27, hanya busa terdiam dan wajahnya tertunduk lesu saat menjalani pemeriksaan di Polres Kabupaten Tangerang. > > Warga Narogong Selapajang, Bekasi, ini mengaku terpaksa ikut dalam komplotan pencopet lantaran terdesak kebutuhan ekonomi. > > Sesekali wanita asal Pemalang, Jawa Tengah, ini mengelus perutnya yang sudah membesar karena usia kehamilannya telah memasuki bulan ke-9. > > Kepada Pos Kota, Uswatun menuturkan tentang awal keterlibatannya dalam komplotan pencopet yang dipimpin Fani. Selama tiga tahun ditinggal mendiang suaminya, kebutuhan ekonomi Uswatun jadi tak menentu. Padahal ia harus menghidupi Ian, 8, dan Apin, 7, kedua anaknya. > > Ia mengaku sempat bekerja di sebuah pabrik di Cikarang. Namun ia diberhentikan karena di perusahaan tersebut terjadi pengurangan tenaga kerja. > > Saat menganggur, ia bertemu Udin. Keduanya lalu berpacaran hingga wanita ini hamil. "Tapi bukannya menikahi saya, dia malah minggat," ungkap Uswatun. > > BERTEKAD BESARKAN ANAK > Lantaran didera stress, Uswatun sempat patah semangat untuk menjalani hidup. Meski begitu, ia tak mau menggugurkan kandungannya. "Saya tidak mau dosa saya makin banyak. Bagaimana pun caranya , saya akan membesarkan anak-anak saya," ungkapnya sedih. > > Untuk mencari biaya, tiga minggu lalu Uswatun bertemu dengan Duvian Evani alias Fani, pentolan komplotan copet. Saat itu Fani mengajaknya jalan-jalan ke sebuah pusat perbelanjaan di Bekasi. > > Uswatun yang tidak tahu jika Fani seorang pencopet yang sudah menjadi target operasi polisi, tak curiga. Ia baru mengetahuinya setelah keluar dari pusat perbelanjaan tersebut. "Saya saat itu diberi uang Rp100 ribu. Saya akhirnya baru tahu jika uang itu hasil dari mencopet," ujar wanita tersebut. > > Wanita itu pun kemudian diajak bergabung dalam komplotan copet itu bersama Ernawati, Robian Fadli, Carsono dan Adi. "Saya terpaksa ikut membantu Fani karena butuh uang untuk biaya persalinan," ungkapnya. > > HANYA busA PASRAH > Kini Uswatun hanya busa pasrah saat pintu sel penjara menantinya. Ia tidak peduli berapa lama ia akan ditahan. Yang dipikirkannya hanyalah nasib anak dan jabang bayi dalam kandungannya. "Saya hanya memikirkan masa depan anak-anak saya nanti," ungkap Uswatun penuh sesal. > > Di usia kandungan yang tinggal menghitung hari, Uswatun merasakan kepedihan yang paling dalam. Pasalnya ia akan melahirkan anak ketiganya tersebut di balik jeruji besi. "Saya tidak akan memberikan anak saya ke orang lain. saya tetap akan merawat anak saya ini, meski di dalam penjara," ungkapnya. > > (C3/ok)@ >