KALO VERSI2 Qur'an itu hanya krn perbedaan laflnya itu tidak terlalu
payah khususnya pd waktu itu 'vowels/bunyi hidup' nya juga tidak
ditulis. Yg berikut ini mungkin jauh lebih serious:

    * Even semasa Muhammad masih hidup Aulloh selalu bicara ttg KITAB
Qur'an, kenyataannya Qur'an itu baru menjadi kitab jauh sesudah Muhammad
meninggal. Dg kata laen yg diturunkan itu bukan kitab tetapi sekedar
ayat2;
    * Mnrt hadist sahih sejumlah ayat yg dicatat berbagai 'sekretaris'
ternyata beda panjangnya dst. Ibn Kaab termasuk yg tercatat mengatakan
ttg perbedaan isi ayat2;
    * Aisha si imut2 cerita bhw sebagian dari catatan ayat2 suci ini
ludes dimakan kambing!
    * Sesudah catatan2 yg tersisa itu dikumpulkan oleh Abubakar dg susah
payah, kemudian dibakar oleh Othman.

    * Secara jujur tidak ada yg tau (kecuali Othman) apakah catatan2 asli
itu seluruhnya dimasukkan dlm edisi Othman ato cuman sebagian ato bahkan
sama sekali tidak ada yg berasal dari bisikan Jibril,
    * Lebih parah lagi krn tidak ada saksi mata ato telinga mengenai
Jibril membisikkan apa2, maka yg menjadi nara sumber the whole shebang
hanya Muhammad. Apa Jibril pernah berkenan menemui Muhammad. apakah
sebenarnya itu mahluk halus laen! We will never know krn the whole
process was unverified from the word go!
Well, hanya Aulloh dan rasulnya yg tau.

Gabriela Rantau

--- In zamanku@yahoogroups.com, Hati Nurani <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
> Bagi Muslim yang belajar agama ISLAM dengan baik, tidak sekedar ikutan
apalagi ISLAM cuma Pengakuan, maka akan tahu Versi Al Qur'an.
>
> Bacaan Al Qur'an memiliki 7 Versi yang disebut QIROATUS SAB'AH 
artinya Bacaan tujuh.
>
> 7 Versi bacaan ini bukan berarti ada 7 redaksi, tetapi 7 cara
membacanya misalnya dalam surat Addhuha ada 2 Versi. misalnya dibaca '
Waddhuha" dan ada yang dibaca " Waddhuhe" satu versi berakhir huruf A,
dan satu Versi berakhir huruf E. Kenapa hal ini bisa terjadi ? karena
ada perbedaan dialek SUKU, misalnya dialek Betawi dan Dialek Sunda
>
> Tapi artinya dan maksudnya tetap sama yaitu DEMI WAKTU DHUHA.
>
> ada juga dalam surat Al Fatikhah, pada ayat MAALIKI YAUMIDDIN, ada
yang dibaca MAAAA panjang, ada yang MA pendek. Untuk yang ini memang
secara harfiah ada perbedaan arti. MAAA yang panjang berarti APA YANG
DIMILIKI, sedang MA pendek berarti RAJA.
>
> Perbedaan Versi tetap bisa dirunut.
>
> Adapun kenapa ZAID tidak termasuk di sebut 4 TOKOH Ahli Al Qur'an ?
karena fungsi Zaid adalah SEKRETARIS/Penulis Al Qur'an, sedangkan 4
tokoh yang disebut ahli al Qur'an adalah tokoh yang memiliki EJAAN Al
Qur'an paling bagus dan paling mengerti tafsir al Qur'an.
>
> Salam,
>
>
>
>
>
> From: [EMAIL PROTECTED]
> Date: Friday, September 19, 2008, 6:19 AM
>
>
> Masih Aslikah Quran di Tangan Anda?
>
> APA PROSES YANG DILALUI QURAN
> SEBELUM MENJADI KITAB AUWLOH?
>
> Aku diajar beberapa cerita bagaimana Quran dibentuk. Dua keterangan
yang paling terkenal adalah:
> Muhammad menyusun Quran menjadi sebuah buku sebelum dia mati dan
Kalifah lainnya, Abu Bakr, menyusunnya dari orang-orang yang telah
menulis ayat-ayat Quran dan menghafalnya.
>
> Meskipun begitu, aku diajari bahwa Quran yang sekarang ini persis sama
dengan yang diberikan pada Muhammad dulu oleh malaikat Jibril. Setelah
itu aku mulai mempelajari sumber-sumber Islam yang bisa dipercaya
terutama Hadis yang Sahih (terpercaya) yang disusun oleh Bukhari untuk
mengerti sejarah Islam.
>
> Sewaktu aku mempelajari sejarah penyusunan teks Quran, aku sangat
kaget ketika mengetahui bahwa Quran yang kita miliki hari ini ternyata
melalui beberapa tahapan evolusi sebelum jadi yang standard seperti yang
saat ini ada. Misalnya, aku menemukan ada tujuh cara yang berbeda untuk
melafalkan Quran. Seorang dapat melafalkan dan mengingat Quran secara
berbeda dan itu tetap diterima sebagai wahyu Auwloh. Kutipan dari Hadis
Sahih Bukhari:
> Volume 3, Buku 41, Nomer 601: Dikisahkan oleh 'Umar bin Al-Khattab:
> Aku dengar Hisham bin Hakim bin Hizam melafalkan Surat-al-Furqan
dengan cara yang berbeda dengan caraku. Rasul Auwloh telah mengajarkan
padaku (dengan cara yang berbeda). Lalu, aku hampir saja ingin
bertengkar dengan dia (pada saat sembahyang) tapi aku tunggu sampai dia
selesai, lalu aku ikat bajunya di sekeliling lehernya dan kuseret dan
kubawanya menghadap Rasul Auwloh dan berkata, Aku telah mendengar dia
melafalkan Surat-al-Furqan dengan cara yang berbeda dengan yang kau
ajarkan padaku.
>
> Sang Rasul menyuruhku melepaskan dia dan meminta Hisham melafalkannya.
Ketika dia melakukan itu, Rasul Auwloh berkata, "Itu
(Surat-al-Furqan ) dilafalkan begitu." Sang Rasul lalu meminta aku
melafalkannya. Ketika aku melakukannya, dia berkata, "Itu dilafalkan
begitu." Quran telah dinyatakan dalam tujuh cara yang berbeda, jadi
lafalkan dengan cara yang mudah bagimu.
>
> Karena itu dari sejak awal Quran, kutemukan bukan saja SATU melainkan
TUJUH cara untuk melafalkannya. Ini berarti orang Muslim dapat menghafal
Quran dalam tujuh cara yang berbeda, dan bukan hanya satu. Ini
menimbulkan suatu masalah yang tadinya tidak terpikirkan bagiku. Jika
Muhammad telah mengijinkan tujuh cara untuk melafalkan Quran, maka
tentunya ada TUJUH VERSI QURAN.
>
> Aku tidak pernah diajari bahwa ada tujuh buah Quran, aku hanya
diberitahu satu Quran saja. Apakah memang betul ada tujuh buah dan
semuanya itu asli?
> Ketika aku terus melanjutkan penelaahanku, kutemukan Hadis Sahih lain
yang memperkuat dan memperluas paham bahwa Quran mungkin dikisahkan
dalam tujuh cara yang berbeda. Contohnya Sahih Bukhari Volume 4, Buku
54, Nomer 442; V6, B61, N513; V6, B61, N514; V9, B3, N640.
>
> Sewaktu aku mempelajarinya lebih lanjut, Hadis Sahih menegaskan bahwa
Muhammad tidak menyusun tulisan Quran jadi satu koleksi, tapi ini untuk
pertamakali dilakukan di bawah kekuasaan Khalifa Abu Bakr. Ternyata pada
saat itulah qurra, yakni orang-orang yang menghafalkan Quran, terbunuh
di Perang Yamama. Khalifa Abu Bakr memerintahkan untuk dibuat kumpulan
ayat-ayat Quran, dan ini juga atas desakan Umar (Khalifa yang kedua).
Kumpulan ayat ini disimpan oleh Khalifa Abu Bakr, dan setelah dia mati,
lalu disimpan oleh Khalifa Umar dan diserahkan pada anak perempuan Umar
yang bernama Hafsa, yang juga adalah janda Muhammad.
>
> Ini diceritakan dengan jelas di Sahih Hadis of Bukhari:
> Volume 6, Buku 61, Nomer 509: Dikisahkan oleh Zaid bin Thabit:
> Abu Bakr As-Siddiq memanggilku ketika orang-orang Yamama telah dibunuh
(sejumlah pengikut sang Nabi yang bertempur melawan Musailama). (Aku
pergi kepadanya) dan menemukan 'Umar bin Al-Khattab duduk dengannya. Abu
Bakr lalu berkata (padaku), Umar telah datang padaku dan berkata: Banyak
yang Qurra Quran(orang- orang yang hafal Quran di luar kepala) yang
tewas di Perang Yamama dan aku takut akan lebih banyak lagi Qurra yang
akan tewas di medan perang lain, sehingga sebagian besar Quranbisa
hilang. Karena itu aku menganjurkan kau (Abu Bakr) memerintah agar
ayat-ayat Quran dikumpulkan.
>
> Aku berkata pada Umar, Bagaimana kau dapat berbuat sesuatu yang Rasul
Auwloh saja tidak lakukan? Umar berkata, Demi Auwloh, ini adalah usaha
yang baik.. Umar terus saja membujukku untuk menerima usulnya sampai
Auwloh membuka hatiku dan aku mulai menyadari kebenaran usul ini.
> Lalu Abu Bakr berkata (padaku). Kamu adalah anak muda yang bijaksana
dan kami tidak curiga apapun padamu, dan kau biasa menulis Ilham Illahi
bagi Rasul Auwloh. Maka kau harus mencari (ayat-ayat terpisah-pisah)
Quran dan mengumpulkannya jadi satu buku. Demi Auwloh, jika mereka
memerintahkanku untuk memindahkan satu dari gunung-gunung, ini tidak
akan sesukar perintah mengumpulkan ayat-ayat Quran.
>
> Lalu aku berkata pada Abu Bakr, Bagaimana kau dapat berbuat sesuatu
yang Rasul Auwloh saja tidak lakukan? Abu Bakr menjawab, Demi Auwloh,
ini adalah usaha yang baik. Abu Bakr terus saja membujukku untuk
menerima usulnya sampai Auwloh membuka hatiku seperti Dia telah membuka
hati Abu Bakr dan Umar.
> Lalu aku mulai mencari ayat-ayat Quran dan mengumpulkannya dari (yang
ditulis di) tangkai-tangkai palem, batu-batu putih tipis dan juga
orang-orang yang mengingatnya dalam hati, sampai aku menemukan ayat
akhir dari Surat At-Tauba (Pertobatan) dari Abi Khuzaima Al-Ansari, dan
aku tidak menemukan ayat ini pada orang lain.
>
> Ayatnya berbunyi: Sesungguhnya telah datang bagimu seorang Rasul
(Muhammad) dari antara kalian sendiri. Dia sedih melihat engkau harus
menerima kecelakaan atau kesusahan (sampai akhir Surat-Baraa (At-Tauba)
(9.128-129). Lalu naskah-naskah (salinan) lengkap Qurandisimpan Abu Bakr
sampai dia mati, lalu disimpan Umar sampai akhir hidupnya, dan kemudian
disimpan Hafsa, anak perempuan Umar.
>
> Sewaktu aku mempelajari Hadis Sahih di atas dan Hadis yang lain yang
sama pesannya, aku mendapatkan hal-hal yang penting.
>
> Pertama, Umar khawatir jika Qurantidak ditulis, dan jika para
penghafal Quran banyak yang mati, maka sebagian besar Quran akan hilang.
Kedua, ini adalah tugas yang monumental (besar sekali) yang diberikan
pada Zaid karena Muhammad sendiri tidak pernah melakukan hal ini, dan
Zaid menjelaskan kekhawatirannya. Ketiga, perlu banyak usaha untuk
mengumpulkan ayat-ayat Quran karena beberapa ayat hanya diingat oleh
satu orang dan tidak ada orang lain yang menegaskan atau membenarkannya.
>
> Ada beberapa Hadis Sahih lain yang juga mengatakan hal itu. Kejujuran
Zaid membuatku waswas. Apakah betul ini adalah tugas yang sangat berat?
Apakah memang dia orang yang tepat melaksanakan tugas itu? Aku mulai
mencari dan menemukan bahwa Muhammad telah menganjurkan orang-orang lain
dan bukan Zaid untuk mengajar Quran. Dari Hadis Sahih:
> Volume 6, Buku 61, Nomer 521: Dikisahkan oleh Masriq:
> 'Abdullah bin 'Amr mengingatkan 'Abdullah bin Masud dan berkata, "Aku
akan mencintai orang itu selamanya, karena aku mendengar sang Nabi
berkata, Belajarlah Quran dari empat orang ini: 'Abdullah bin Masud,
Salim, Mu'adh dan Ubai bin Ka'b.
>
> Aku sangat khawatir karena tidak seorang pun dari keempat orang yang
direkomendasikan Muhammad untuk mengajar Quran diberi tugas untuk
mengumpulkan atau menegaskan kebenarannya. Yang disuruh malah juru
tulisnya Muhammad: Zaid bin Thabit. Dia juga khawatir bahwa tugas ini
terlalu berat. Tapi baik Khalifa Abu Bakr maupun Umar pada saat itu
tidak minta satu pun dari keempat orang di atas untuk memeriksa hasil
kerja Zaid.
> Aku lanjutkan penyelidikanku dengan rasa agak bingung karena proses
penyusunan ini ternyata melibatkan lebih banyak hal yang tidak pernah
kudengar sebelumnya. Sayangnya, aku mendapatkan bahwa sejarah penyusunan
Quran tidak berhenti pada saat itu saja. Dengan makin bertambah dan
menyebarnya masyarakat Muslim, jadi bertambah sukar pula untuk
mempertahankan keutuhan isi Quran karena tidak ada satu patokan isi
Quran yang sah, tapi setiap guru agama punya salinan mereka sendiri. Ini
mengakibatkan banyaknya ketidaksetujuan diantara masyarakat Muslim, dan
karena itu, Khalifa Uthman diminta untuk berbuat sesuatu untuk
menanggulangi hal ini. Harap ingat bahwa pada saat itu, naskah Quran
yang dikumpulkan Zaid tidak disebarkan ke mana-mana, dan masih disimpan
oleh Hafsa. Juga perhatikan apa yang dilakukan Khalifa Uthman seperti
yang diterangkan di Hadis Sahih Bukhari berikut.
>
> Volume 6, Buku 61, Nomer 510: Dikisahkan oleh Anas bin Malik:
> Hudhaifa bin Al-Yaman datang pada Uthman pada saat orang-orang Sham
dan Iraq sedang mengadakan perang untuk menaklukkan Arminya dan
Adharbijan. Hudhaifa takut akan perbedaan pelafalan Quranyang dilakukan
mereka (orang-orang Sham dan Iraq), lalu dia berkata pada Uthman, ketua
orang yang beriman! Selamatkan negara ini sebelum mereka bertentangan
tentang Buku ini (Quran) seperti yang dilakukan orang Yahudi dan Kristen
sebelumnya. Lalu Uthman mengirim pesan pada Hafsa yang isinya, Kirim
pada kami naskah-naskah Quran sehingga kami bisa mengumpulkan
bahan-bahan Qurandalam salinan yang sempuran dan mengembalikan
naskah-naskah itu padamu. Hafsa lalu mengirimkannya pada Uthman. Uthman
lalu memerintahkan Zaid bin Thabit, 'Abdullah bin AzZubair, Said bin
Al-As dan 'AbdurRahman bin Harith bin Hisham untuk menulis ulang
naskah-naskah itu menjadi salinan yang sempurna. ‘Uthman berkata
pda tiga orang Quraish, Andaikata kau tidak setuju dengan Zaid bin
Thabit
> tentang isi apapun dalam Quran, maka tulislah Quran dalam dialek
Quraish, agar Quran dinyatakan dalam bahasa asli mereka. Mereka
melakukan itu, dan ketika mereka telah menulis banyak salinan, Uthman
mengembalikan naskah-naskah yang asli pada Hafsa. Uthman mengirim satu
salinan Quran ke setiap propinsi Muslim, dan memerintahkan semua
tulisan-tulisan Quran lain, baik yang ditulis di beberapa naskah atau
seluruh buku, dibakar. Said bin Thabit menambahkan, "Satu ayat dari
Surat Ahzab hilang dariku ketika kita menyalin Quran dan aku biasa
mendengar Rasul Auwloh menceritakannya. Maka kami mencarinya dan
menemukannya pada Khuzaima bin Thabit Al-Ansari. (Ayat ini berbunyi):
‘Diantara orang-orang yang Beriman ada orang-orang yang menepati
apa yang telah mereka janjikan kepada Auwloh." (33.23).
>
> Dari mempelajari kisah di atas dan juga Hadis Sahih lain yang pesannya
serupa, aku perhatikan ada beberapa kumpulan Quran yang berbeda-beda
yang tersebar saat itu. Ini adalah bagian kumpulan Quran yang dibuat
oleh keempat guru-guru Quran yang direkomendasikan Muhammad seperti yang
ditulis di Hadis terdahulu, yakni salah satunya Ubai bin Ka'b. Lagi-lagi
aku merasa terganggu dengan hal-hal berikut.
>
> Pertama, ada banyak ketidaksetujuan diantara para Mauslim tentang apa
yang seharusnya ada dalam Quran. Karena itu, Khalifa Uthman
memerintahkan naskah-naskah Quran yang disimpan Hafsa untuk disalin dan
disebarkan dan ditunjuk sebagai salinan Quran yang sah. Kedua, jika ada
banyak ketidaksetujuan diantara ahli-ahli tulis yang menyalin Quran
tentang bagaimana melafalkan suatu ayat, Uthman menyuruh mereka
menulisnya dalam dialek Quraish. Aku merasa kecewa ketika tahu Khalifa
Uthman memerintahkan perubahan kata-kata Quran ke dalam dialek Quraish.
Apakah perubahan bagian dari tujuh versi Quranyang berbeda? Aku tidak
menemukan penjelasan ini di Hadis Sahih. Yang terakhir, aku kaget sekali
ketika Khalifa Uthman memerintahkan penghancuran Quran-quran yang lain
tidak peduli apakah seluruhnya atau sebagian saja. Ini sangat
mengganggu. Aku bertanya dalam hati: mengapa? Mestinya karena
Quran-quran lain yang beredar saat itu begitu berbeda dengan yang
dimiliki
> Khalifa sehingga dia sampai-sampai mengeluarkan perintah yang begitu
keras. Ingat saat Al-Yaman bertemu Uthman untuk memintanya menyelamatkan
negara karena mereka berbeda pendapat tentang Quran. Sekarang Khalifa
Uthman memerintahkan disebarkannya salinan yang dimiliki Hafsa, padahal
versi ini belum pula disahkan oleh guru-guru Quranterbaik untuk jadi
patokan Quranyang sah.
>
> Sewaktu aku menyelidiki apa kemungkinan perbedaannya yang ada, aku
menemukan contoh kata Bismillah yang hilang pada awal Surah 9, ayat
perajaman yang hilang yang berhubungan dengan perzinahan, dan lalu ayat
ini dihapus, ditarik kembali, dibatalkan atau dilupakan. Aku telah
membicarakan hal ini dalam penelitianku tentang ayat-ayat yang
dibatalkan. Aku menjumpai bahwa meskipun perintah penghancuran
diberikan, beberapa bagian dari versi Quran lain ternyata selamat,
mungkin karena orang-orang Muslim hafal akan variasi lain dari Quran.
Contohnya, dari terjemahan Quran oleh Abdullah Yusuf Ali dan dari
catatan kaki kutemukan Qiraat (bacaan Quran) lain, dari Ka'b yang
direkomendasikan Muhammad sebagai satu dari empat guru terbaik untuk
mengajar Quran. Dia menulis ada kata-kata tambahan bagi Surah 33:6. Aku
dulu diajari bahwa tidak ada satu titik pun yang diubah, dan inilah
seluruh kalimat yang hilang yang ditandai dengan ** di bawah di catatan
kaki 3674 dari
> Abdullah Yusuf Ali.
>
> Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri
mereka sendiri, ** dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka. Dan
orang-orang yang mempunyai hubungan darah satu sama lain lebih berhak
(waris-mewarisi) di dalam Kitab Auwloh daripada orang-orang mukmim dan
orang-orang Muhajirin, kecuali kalau kamu berbuat baik kepada
saudara-saudaramu (seagama). Adalah yang demikian itu telah tertulis di
dalam Kitab (Auwloh) . Surah 33:6
>
> ** Catatan kaki 3674: Di beberapa Qiraats, seperti yang dimiliki Ubai
ibn Ka'b, muncul pula kata-kata ini "dan dia adalah ayah bagi
mereka, yang mengartikan bahwa hubungan spiritualnya dan hubungannya
dengan kata-kata dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka.
>
> Ini bukan berita baik bagiku. Tidak ada guru Muslim yang bahkan
mengisyaratkan kenyataan bahwa naskah akhir Quran yang diperintahkan
oleh Khalifa Uthman untuk disebarkan sebenarnya punya sejarah yang penuh
perubahan, pertentangan dan penghancuran.
>
> Dengan menyesal aku mengambil kesimpulan pengertian mengenai
penyusunan Quran bahwa:
> Muhammad tidak pernah mengumpulkan bahan-bahan Quran menjadi satu
naskah Quran tunggal. Dia merekomendasikan empat guru untuk mengajar
bahan-bahan Quran. Dia juga menegaskan bahwa Quran dapat dilafalkan
dalam tujuh cara.
>
> Khalifa Abu Bakr memerintahkan Zaid bin Thabit, salah satu juru tulis,
dan bukan empat guru yang direkomendasikan Muhammad, untuk menyusun
bahan-bahan Quranjadi satu naskah tunggal, ketika para qurra mulai
berguguran di medan perang.
>
> Dalam beberapa tahun, versi Quran yang berbeda-beda muncul dan
menyebabkan banyak masalah diantara masyarakat Muslim. Khalifa Uthman
memerintahkan penyebaran salinan dari versi Quran yang dibuat oleh Zaid
bin Thabit yang disimpan oleh anak Khalifa Umar, yakni Hafsa. Dia lalu
memerintahkan penghancuran Quran-quran yang telah disusun orang lain.
>
> Sebagian Muslim tentunya tidak suka dengan kesimpulan ini karena
mereka percaya bukan ini yang terjadi. Akan tetapi, tulisan sah yang
diakui dalam sejarah Islam adalah dari Hadis Sahih, Sirat (riwayat hidup
Muhammad) dan dari Tafsir Quran. Tidak ada sumber sejarah Islam lain
yang bisa menjelaskan dengan sah tentang masalah ini. Dari semua sumber
yang lain, kesaksian yang ada juga mirip seperti yang telah aku jabarkan
dengan menggunakan Hadis Sahih Bukhari sebagai sumber keterangan yang
utama. Quran yang kita miliki sekarang jauh dari kumpulan Quran yang
sempurna dan berwenang seperti yang dulu diajarkan padaku bahwa kita
punya Quran asli dari Muhammad.
>
> Sumber:
> www.indonesia. faithfreedom. org/forum/ viewtopic. php?t=566
> http://answering- islam.org. uk/Authors/ FarooqIbrahim
>

Kirim email ke