> wirajhana eka <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Menarik...Kelihatannya anda telah melakukan riset
> yang sangat komprehensif dan mendalam yang mendasari
> statement anda diatas. Untuk itu terdapat beberapa
> pertanyaan yang saya yakin anda mampu menjawabnya:

Agama Buddha sama seperti agama2 lainnya, sama sekali tidak
membutuhkan riset komprehensive karena ajaran agama dan agamanya sama
sekali bukan bahan ilmiah.

Disemua bidang under graduate di Amerika bahkan diseluruh dunia,
sebelum mendapatkan gelar BS atau BA selalu disediakan sejumlah mata
pelajaran Sosial, Politik, maupun diversity dll yang wajib diambil
sebanyak 15 unit.  Pada saat itu saya memilih bidang Politik dan
bidang perbandingan Agama Buddha, Agama Indian dan Agama2 judea.

Oleh sang professor, disediakan buku2 referensi yang bebas kita
memilih ataupun membacanya disamping kuliah2 yang diberikan sang
professor.  Setiap murid pada akhir kelas wajib menyerahkan tulisan2
yang berupa hasil analysisnya mengenai perbandingan ajaran dari agama2
yang berbeda ini, prinsip kesamaannya apa, perbedaannya dimana,
contoh2nya gimana, dan kesimpulannya apa.

Setiap murid tidak boleh mencontek temannya, artinya isi tulisan itu
harus murni merupakan hasil analysis sang murid.

Dari sekian puluh murid bahkan semuanya pertahun bisa ribuan murid
tidak satupun hasil analysisnya boleh sama atau hampir sama.  Kalo ada
yang mirip akan dicurigai plagiat.

Sebelum mengambil kelas ini, sudah tentu ada requirement-nya, yaitu
harus sebelumnya mengambil jurusan logik, critical thinking, English
101, 102, dan 103.  Dengan demikian setiap murid akan mampu membuat
analysis masing2 yang berbeda.

Saya kasih contoh, kalo ada seorang laki2 tidak menikah, tidak pernah
punya pacar wanita, tidak pernah kelihatan berpacaran dengan wanita,
dan banyak sekali teman2nya yang laki2.

Cukup satu paragraph diatas ini, bagaimana analysis anda untuk
menyimpulkan kepribadian yang bagaimana yang dimiliki laki2 ini ???

Probabilitynya cuma ada beberapa kemungkinan, pertama, kemungkinannya
laki2 ini homosexual, kedua, kemungkinannya laki2 ini normal namun
punya rasa rendah diri, ketiga, kemungkinannya laki2 ini bisexual.

Dari ketiga kemungkinan2 ini, tugas anda hanyalah menjabarkannya
dengan analysis yang logis yang menghasilkan satu kesimpulan.  Karena
kemungkinan atau probality-nya hanya ada tiga, maka tidak akan banyak
kemungkinan2nya, apabila kemungkinan yang satu bisa disingkirkan, maka
kemungkinan lainnya menjadi lebih besar.

Demikianlah, analysis ilmiah artinya kita melakukan study comparative
dengan menyingkirkan kemungkinan2 yang kecil dengan memperbesar
kemungkinan2 yang lainnya.  Gabungan studi2 ilmiah inilah akhirnya
bisa membawa probability yang terbesar kemungkinananya.

Untuk bisa lebih mengasai cara2 analysis seperti ini, saya anjurkan
anda untuk melanjutkan kuliahnya ke Amerika atau negara2 maju lainnya
sehingga tidak akan lagi timbul pertanyaan tolol ini.

> Karena anda menyebut sidartha gautama adalah raja
> maka...Kapan dia naik tahta, kapan dia turun tahta
> dan siapa yang menggantikan siapa?

Masalah kapan Sidharta naik tahta dan kapan dia turun tahta sama
sekali bukan cakupan scope dari analysis ini.  Karena kalo saya harus
juga memasukan tahun berapa dia naik tahta dan kapan dia turun tahta,
maka saya juga harus membandingkan dengan kapan yesus lahir, dan kapan
yesus mati, atau kapan Muhammad naik tahta, dan kapan dia mati.

Kesemuanya itu bukan cakupan dalam analisis perbandingan dari
perbedaan2 ketiganya.

Dalam membuat sebuah analysis, kita harus bisa menyingkat permasalahan
atau problematiknya sehingga yang semula ruwet bisa disederhanakan dan
dilihat dengan kacamata yang lebih jernih.  Cukup pokok2 penting yang
bisa dibandingkan dan kita kumpulkan untuk dibandingkan.

Dalam hal ini, kita membandingkan perjalan kehidupan dari anak2 hingga
dewasa.  Dizaman sekarang banyak sekali analysis membandingkan
perjalanan latar belakang kehidupan ini dipelajari dalam psikologi,
dalam human behaviour yang sangat berguna untuk penerimaan pegawai.

Misalnya, seorang anak yang dari kecil sering digebuki orang tuanya,
pada dewasanya cenderung menjadi agressive and bisa menjadi pembunuh.

Sebaliknya, seorang anak yang serba cukup dan overprotection diwaktu
dewasa kurang kepercayaan diri, kedudukan2 tinggi dan berwibawa sering
akhirnya ditolaknya, dan meskipun bapaknya seorang pemimpin atau
seorang raja, namun sang anak akhirnya tidak mampu lagi untuk
menggantikan kewibawaan bapaknya.

Demikianlah dalam kaitannya Raja JenghizKhan yang penuh kekerasan
dimasa kanak2nya, berhasil menjadikan sebuah kepribadian unggul yang
penuh percaya diri dalam menaklukan seisi dunia ini.

Kalo Raja JenghizKhan yang sejak kecil selalu bertarung, selalu
berkompetisi, bahkan dia membunuh bapak kandungnya sendiri untuk
direbut kedudukannya menjadi kepala clan waktu itu.  JenghizKhan maju
terus dengan penuh kepercayaan, tidak pernah ada kata mundur, kata
menyerah, atau kata berhenti dulu.

Sebaliknya, Sidharta Gautama mencerminkan kepribadian yang tertutup,
kepribadian yang pemalu, kepribadian yang tidak percaya diri sendiri,
kepribadian yang selalu ragu2.

Raja JenghizKhan juga mencari kebenaran, tetapi tidak perlu jadi
gembel untuk bisa menemukannya.  JenghizKhan bisa menggunakan
kekuasaannya, memerintahkan orang2nya untuk suatu projek mencari
kebenaran dengan mengumpulkan data2, menganalisa data2 tsb, dan
membuat kesimpulan2 logis, rasional, dan factual tanpa harus menyamar
jadi gembel.  Namun JenghizKhan bisa memerintahkan orang lain yang
jadi Gembel untuk mengumpulkan data2 medan perang ataupun data2
kekuatan angkatan perang lawannya.  Dan terbukti sebenarnya
JenghizKhan jauh lebih berhasil daripada sang Buddha.  Namun dalam
kaitan ini, sang Buddha lebih banyak pengikutnya karena memang
akhirnya menjadi aliran kepercayaan sementara JenghizKhan bukan
berambisi membangun aliran kepercayaan.

> Karena anda menyebut dia homoseksual seperti yesus dari
> masa2 awal sampai akhir....adakah bukti2 dan saksi2 yang
> mendukung statement tersebut? 

Sekali lagi, hasil analisis bisa merupakan bukti2 yang bersifat
probability yang kebenarannya bisa diperhitungkan persentage-nya.

Misalnya, kemungkinana dia homo sexual 90%
Kemungkinan dia normal misalnya 5%
Kemungkinan dia bisexual misalnya 1%,

Kesemuanya itu diperhitungkan berdasarkan probability analysis yang
ilmunya harus anda pelajari secara terpisah.

Sebagai contoh, bagaimana membuktikan jarak bulan dan bumi sehingga
pesawat ulang alik Amerika bisa mendarat dibulan pada waktunya ??? 
padahal hingga sekarang belum ada meteran yang bisa diulur ke bulan
agar bisa ketahuan jaraknya.

Disinilah contoh yang paling bisa anda saksikan betapa hebatnya daya
analysis para pakar ilmiah yang bisa medeteksi demikian banyaknya alam
gaib tanpa perlu melihat bukti ataupun fakta2nya.

Selebihnya pertanyaan2 anda itu jawabannya adalah sama meskipun
pertanyaan2nya kelihatannya berbeda.  Karena kesemuanya memang
berdasarkan hasil analisis dari studi comparative.

Ny. Muslim binti Muskitawati.




Kirim email ke