T = Wah, tulisan berjudul "Mesias atau Imam Mahdi artinya simbolik" kesannya 
filosofis and sufis sekali, Mas Leo. 

Saya setuju tentang konsep neraka dan surga, serta pahala dan dosa. Seperti: 
kalau jalan kaki ke mesjid pahalanya sama dengan puasa sekian hari, dll. 

Kok aneh, emang Tuhan pedagang ya? Kalau kamu begini maka begitu... Emang kita 
ini anak kecil yang harus diiming-imingi surga segala untuk berbuat baik?

Namun, karena konsep Tuhan saya masih konservatif, saya masih bingung 
menghubungkan Tuhan yang Higher Self dengan Tuhan yang katanya Sang Pencipta 
Alam Semesta. 

Apalagi bila kita membaca The Divine Matrix nya Gregg Braden, saya masih 
mencoba mencari koneksinya. 

Barangkali Mas Leo bisa membantu? Thanks for sharing, sangat enlightening.

J = Tuhan itu konsep saja yg diperdagangkan oleh orang-orang yg berada di 
institusi-institusi keagamaan. Ada lembaga-lembaga agama, dan merekalah yg 
memperdagangkan Tuhan dengan bilang bahwa Tuhan akan meridhoi anda kalau anda 
mengikuti syariat yg katanya dari Tuhan, pedahal itu semua buatan manusia 
belaka. Buatan manusia biasa-biasa saja, yg tidak lebih dan tidak kurang 
daripada anda atau saya.

Menurut pengalaman saya, lebih baik kita langsung saja bilang kepada 
orang-orang yg belum tercerahkan itu bahwa semua agama itu ciptaan manusia 
belaka. 

Siapa yg bilang bahwa Tuhan itu pencipta alam semesta? Manusia yg bilang. 

Siapa yg bilang Tuhan mau supaya kita berdoa, berpuasa, dan berzakat? Ya, 
manusia juga yg bilang. Segalanya itu buatan manusia belaka.

Manusia-manusia itu membuat aturan atau syariat dengan mengatas-namakan Tuhan, 
yg dalam tradisi Timur Tengah terkadang disebut sebagai Allah. 

Dan orang-orang yg membuat agama itu akan membodohi manusia-manusia lainnya 
dengan bilang bahwa hanya merekalah yg bisa membuat aturan atas nama Allah. 
Manusia lain tidak bisa.

Itu pembodohan massal yg masih dilakukan oleh orang-orang yg berjualan agama 
sampai saat ini. Dan mereka bahkan ada juga yg berpendapat bahwa kita tidak 
boleh bilang bahwa mereka itu jualan Allah, pedahal emang jualan Allah. Allah 
itu bahan dagangan yg, maybe, paling laris di Indonesia.

Sebentar-sebentar orang Indonesia akan bilang: Oallah!

Atau: Ya Olloh. 

Atau: Bismillah. 

Semuanya itu ada kata Allah-nya. 

Allah itu kata yg pasaran sekali di Indonesia, sangat murahan. Saya juga 
terkadang bicara pakai kata insyaallah. Kalau saya tahu saya tidak bakal 
datang, maka cukup saya bilang insyallah datang, pedahal niatnya tidak datang. 
Gitu aja kok refot?

Pada pihak lain, ada Allah yg merupakan kesadaran tinggi di dalam diri manusia. 
Inilah Allah yg asli, dan bukan yg adanya di dalam kitab-kitab yg disucikan itu.

Segala kitab-kitab yg disucikan oleh berbagai agama itu merupakan benda mati 
belaka. Cuma kitab saja kan? Bentuknya buku bukan? Itu benda mati, dead.

Yg hidup itu adalah pikiran anda, kesadaran anda.

Kalau anda membaca suatu ayat, dan anda bisa menangkap essensinya, maka ayat 
itu akan membentuk suatu medan energi di dalam pikiran anda. 

Itu cara kerja pikiran kita manusia. 

Makanya kita juga harus hati-hari juga, karena segalanya itu bekerja 
berdasarkan kesadaran kita sendiri. Kalau kita parno takut dosa dan masuk 
neraka, maka jadilah kita seperti itu. Kalau kita biasa-biasa saja, maka 
biasa-biasalah kita.

Anda bisa menghabiskan waktu berpuluh tahun untuk mempelajari konsep tentang 
Tuhan dari berbagai agama. Semuanya konsep saja. Bahkan ibadah dan segala macam 
puasa berikut jenis-jenis amal dan pahalanya juga merupakan konsep belaka.

Bahkan cara berpakaian orang yg dibahas oleh lembaga-lembaga agama itu 
merupakan konsep belaka. Bahkan jenis pakaian wanita yg konon diridhoi oleh 
Allah itu merupakan konsep belaka, pemikiran belaka.

Mereka berpikir secara primitif: ada umat Allah, dan ada umat Setan. Kalau 
agamanya sama namanya umat Allah, kalau agamanya beda namanya umat Setan. 
Pedahal itu cara berpikir parno, di luar akal sehat, walaupun kita juga tahu 
bahwa masih ada orang yg berpikir seperti itu, yg juga merupakan hak orangnya 
sendiri.

Sampai saat ini juga masih ada orang yg mencoba jualan Allah dan Al Quran 
kepada saya. Mereka menuntut agar saya mengakui bahwa Al Quran itu luar biasa 
super. Saya bilang, apanya yg super? Itu buku biasa-biasa saja. Dan saya juga 
akan bilang seperti itu tentang kitab-kitab yg disucikan oleh agama-agama 
lainnya.

Bilang bahwa Al Quran merupakan buku biasa saja merupakan HAM Kebebasan 
Berbicara yg ada di saya, dan sama sekali bukan penghinaan. 

Orang-orang beragama itu memang aneh sekali. Mereka menuntut kita untuk ikut 
juga menghormati apa yg mereka hormati, pedahal apa yg mereka hormati itu 
seringkali tidak pantas untuk dihormati.

Praktek memperlakukan wanita sebagai warga kelas dua di sebagian kalangan yg 
mengaku Islam jelas sangat primitif dan sama sekali tidak pantas dihormati. 
Saya munafik kalau saya bilang bahwa memang pantas wanita dilecehkan seperti 
dalam Islam karena itu kehendak Allah.

Kalau saya bicara seperti itu, maka saya sama gilanya seperti ulama-ulama Islam 
yg membedakan manusia berdasarkan "kodrat". Kodrat apa? Cuma konsep untuk 
diskriminasi saja bukan? Untuk menempatkan wanita sebagai jajahan pria, 
walaupun saya juga tahu bahwa ada sebagian wanita yg memang suka dijajah oleh 
pria. 

Nah, apakah lalu saya harus memuji-muji praktek diskriminasi yg dilakukan oleh 
kalangan Islam dan agama-agama lainnya dengan alasan bahwa orang-orangnya itu 
ikhlas dan pasrah dijajah? Tidaklah. Saya tahu bahwa segalanya itu berubah. 
Banyak wanita yg diperlakukan sebagai benda oleh ulama-ulama Islam itu sudah 
sadar juga kok. Tinggal tunggu saatnya saja untuk menendang segalanya.

Dan kalau mereka meninggalkan agama, mereka akan melakukannya dengan total, 
tanpa gembar-gembor. Tinggalkan saja. Cuma itu caranya.

Allah yg asli akan tetap ada di dalam kesadaran di diri anda apapun yg 
dikatakan oleh mereka yg rujukannya adalah agama, baik agama apapun, baik 
berupa pujian atau makian.

Just be yourself!

Kalau anda menjadi diri sendiri, artinya anda kultivasi spiritualitas anda yg 
asli. Women spirituality, spiritualitas wanita. Dan anda akan menemukan bahwa 
ternyata anda itu tidak seperti yg di stereotype-kan oleh para pria yg duduk di 
lembaga-lembaga agama itu.

Anda akan menemukan bahwa anda sama spiritualnya dengan para pria. Bahkan, 
kemungkinan anda lebih spiritual dibandingkan dengan kebanyakan pria yg 
spiritualitasnya tidak naik-naik karena berputar di sekitar konsep amal dan 
ibadah saja yg secara spiritual tidak ada nilainya. 

Spiritual artinya berani menjadi diri sendiri. Agama-agama itu paling jauh cuma 
metode belaka untuk kultivasi spiritualitas, tetapi ada batasnya juga. Kalau 
sudah berbicara tentang "kodrat" dan praktek diskriminasi dalam agama-agama, 
maka artinya kelayakan agama itu sebagai suatu metode untuk kultivasi 
spiritualitas sudah sampai ambang batasnya.

Untuk lebih menjadi diri sendiri, lebih spiritual merangkul Allah yg merupakan 
bagian dari kesadaran anda sendiri, akhirnya anda harus lepas dari agama juga.

So, itulah tahapannya, dan itu saja yg dijalani sekarang, dan akhirnya nanti 
anda akan sedikit demi sedikit memahami apa itu manusia, apa itu kesadaran, dan 
apa itu yg namanya manipulasi.

Dan anda akan tidak takut lagi untuk bilang bahwa manipulasi adalah manipulasi. 
Pembodohan massal is pembodohan massal, baik terang-terangan maupun terselubung 
dalam bentuk ajaran agama.

Leo
@ Komunitas Spiritual Indonesia 
http://groups.yahoo.com/group/spiritual-indonesia.






      New Email addresses available on Yahoo!
Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

Kirim email ke