2008/9/26 Hati Nurani <[EMAIL PROTECTED]>:
> Bung Methosz,
>
> Saya cukup senang diskusi dengan anda, semoga anda juga 'tidak mersa
> terganggu' diskusi dengan saya.

M :
apa maksudnya tuh 'merasa terganggu'?

> Dalam pandangan Manusia pada umumnya, manusia dikatakan memiliki derajat
> tinggi, kalau sudah mampu meninggalkan kehidupan duniawi, seperti Nabi Isa
> mengatakan, kerajaan dunia dan kerajaan akhirat tidak mungkin bersatu, dalam
> redaksi alkitab Nabi Isa menganalogikan, Tidak mungkin seorang Hamba
> memiliki dua tuan, harus memilih salah satu, Tuan Dunia atau Tuan Akhirat.
> Sehingga seorang yang hanya memiliki 1 lembar kain, membawa batok, bertapa
> adalah memiliki derajat tinggi.

M :
ini jelas gak bener.
manusia itu gak punya derajat. itu cuman bisa2nya manusia aja supaya
merasa dirinya istimewa.
manusia baru menjadi manusia kalo dia bisa memahami dirinya sendiri.

> Dalam ajaran ISLAM, pandangan seperti itu agar berbeda, atau sedikit lain,
> dan ini dalam ilmu Kejawen disebut, "Sangkan paraning dumadi", darimana kita
> berasal, untuk apa kita hidup didunia, dan kemana setelah kita nanti mati.
>
> dalam ISlam. ketiga pertanyaan itu bisa dijawab demikian, Kita berasal dari
> Allah, kembali menyatu kepada Allah, dan didunia ini kita memiliki misi
> 'menjadi wakil Allah".

M :
memang ada yang begitu. tapi tidak semuanya begitu.
contohnya adalah kaum sufi seperti al hallaj dan siti jenar itu.
mereka mampu "menyatu kepada Allah" saat di dunia.

> Kita bahas yang masalah kedua, Hidup didunia menjadi  wakil Allah. Bagaimana
> menajdi Wakil Allah di dunia ini ? hal yang pertama harus kita miliki adalah
> KASIH SAYANG atau Lemah Lembut.  Ajaran Kasih sayang ini, sering di
> simbolkan bahwa PELACUR NAIK SORGA karena Memberi Minum Anjing karena
> dorongan Kasih sayang. Juga ada Cerita seorang Ulama yang umurnya Ratusan
> Tahun dan sepanjang Hidupnya Bertapa digua untuk melakukan Ibadah. Tapi
> begitu dia bertanya kepada Tuhan, apakah dia nanti masuk sorga ? di jawab
> Oleh Tuhan, Anda akan masuk Neraka.
> Mendengar jawaban Tuhan bahwa dia nanti masuk Neraka, dia termenung. Dan
> akhirnya berfikir, Wahai Tuhan, kalau nanti saya masuk Neraka, saya mohon
> kepadaMu ya TUHAN, jadikanlah Tubuhku di neraka ini besar sebesar-besarnya,
> sehingga neraka penuh dengan Tubuhku, sehingga manusia lain tidak memiliki
> tempat di enraka, sehingga tidak ada manusia lain yang masuk neraka selain
> aku.
> Jawab Tuhan, kalau begitu, Kamu masuk sorga dengan dasar kasih sayangmu.
> Dalam tengah-tengah Al Qur'an ( juz 15 ), ada kalimat ( baisanya ditulis di
> AQ dengan warna berbeda dengan warna huruf lainnya ) tertulis WALYATALATTOF
> yang artinya "berlakulah lemah lembut".
> Kalimat Walyatalattof eprsis tertulis ditengah-tengah AQ, sehingga memebri
> simbol, bahwa INTI atau HATI dari ajaran AQ adlah Walyatalattof.
>
> Setalah kita memiliki rasa KASIH SAYANG, maka untuk menajdi Wakil Tuhan di
> Dunia adalah masing-masing kita memiliki PERAN, untuk menjaga KELESTARIAN
> KEHIDUPAN dan jangan merusak kehidupan.
>
> Ada yang berperan sebagai dokter, insinyur, ahli hukum, ekonom, semua
> silahkan berperan sesuai dengan BAKAT yang diberikan TUHAN, untuk 'MEMAYU
> HAYUNING BAWONO".
>
> Agar kita berperan sesuai dengan PERAN KITA, Kemampuan kita, kita
> manifestasikan dengan cara BEKERJA sesuai dengan peran dan bakat kita.
>
> Bekerja dalam ISLAM, tidak hanya mencari REJEKI, tetapi lebih kepada
> Menjalankan PERAN KITA sebagai KHALIFAH TUHAN sesuai dengan yang
> DIRENCANAKAN TUHAN.
>
> Tidak hanya Manusia, bahkan Hewan, tumbuhan, Batu, Gunung, Mineral, semua
> Berperan demi kelangsungan Hidup didunia sesuai dengan Peran-masing-masing.
>
> LEBAH memiliki peran untuk MEMBANTU PENYERBUKAN, maka TUHAN memberi CARA,
> supaya LEBAH mencari MADU, dengan mencari Madu, secara tidak sadar, Lebah
> MEMBANTU PENYERBUKAN.
>
> Cacing, Rayap, bertugas menghancurkan sisa-sisa agar bisa hancur menjadi
> tanah.
>
> Jadi semua memiliki PERAN, dan kita bekerja adalah layaknya Lebah mencari
> MADU, coba anda bayangkan, kalau Manusia meninggalkan FUNGSI BEKERJA, itu
> laksana LEBAH tidak mau mencari MADU.

M :
ya. hal diatas adalah kondisi ideal hal yang 'seharusnya' terjadi.
jika kita adalah wakil tuhan, apakah mungkin kita berperan sebagai
tentara yang membunuh manusia lain?
apakah mungkin kita mempunyai kasih sayang tapi mampu membunuh manusia lain?
manusia mempunyai peran, setuju.
tapi apakah peran itu? apa fungsi dari peran itu?
apakah peran dari para mahluk di dunia ini adalah bertahan hidup?
apakah peran itu berasal dari egonya atau peran itu berasal dari
pemahamannya akan dirinya sendiri?



> --- On Thu, 9/25/08, methos z <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> From: methos z <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: muhammad bebas dari keterikatan? Re: [zamanku] 7 lapis langit
> To: zamanku@yahoogroups.com
> Date: Thursday, September 25, 2008, 6:53 AM
>
> 2008/9/23 unix74id <[EMAIL PROTECTED] com>:
>> Kalau anda belajar spiritual, dimana pikiran anda terbebas dari
>> keterikatan dunia (memiliki doesn' mean terikat) seperti Yesus, Nabi
>> Muhammad, Sang Budha, dll anda akan mengerti hal ini.
>
> M :
> sori, kalo gue kok meragukan muhammad terbebas dari keterikatan.
> berperang, memiliki istri banyak, dsb. sepertinya itu menunjukkan
> keterikatan.
> memiliki istri belon tentu terikat, okelah.
> walaupun dalam kisah muhammad amat diragukan, karena waktu melihat
> paras cantik, dia tertarik dan langsung diusulkan kawin, dia tidak
> menolak. (terpaksa menerima?).
> tapi berperang?
> orang yang tidak memiliki keterikatan dunia, apakah dia bisa dengan
> sengaja melukai orang lain?
> ini yang buat gue sangat meragukan.
> muhammad sebagai panglima besar, ini gue setuju.

Kirim email ke