[zamanku] Yang mau berhumor
Saya forward-kan informasi humor, kalau-kalau ada yang tertarik. Salam, Edizal -- Humor-Dunia Manusia perlu istirahat. Bahkan kalau kita personifikasikan sosok Tuhan yang memiliki sifat sedih, senang, marah, dan lainnya sebagaimana yang terdapat dalam diri manusia, boleh jadi Tuhan pun perlu istirahat agar tidak kelelahan mengurus ciptaannya yang masih dalam proses berevolusi dan primitif ini. Berbagai cara dapat ditempuh untuk mengistirahatkan diri, misalnya, bengong mengosongkan pikiran, bercanda dengan keluarga, menyatu dengan alam yang hijau, menggampar atau membuang suami seperti buang air besar, atau menikmati kisah yang menarik. Menikmati kisah yang menarik seperti humor sangat bagus untuk melepaskan tekanan perasaan atau stres yang menggayuti kehidupan homo sapiens sehari-hari. Dengan begitu, humor menjadi vitamin bagi sel-sel tubuh yang lelah agar bisa berseri lagi. Milis ini dihadirkan sebagai ranah tempat kita berbagi humor, untuk membuat orang lain tertawa dan merasa tidak begitu menyesal terlahir ke dunia fana ini. Mana tahu malaikat juga ikut-ikutan tertawa membaca humornya sehingga pintu surga lebih terbuka buat Anda. Mari kita menertawai diri sendiri, menertawai kelahiran, kehidupan, dan kematian! http://groups.yahoo.com/group/humor-dunia/ Subscribe: humor-dunia-subscr...@yahoogroups.com PS: Yang tertarik pada masalah kejepangan, silakan tengok milis: http://groups.yahoo.com/group/jepang-1/
[zamanku] Mereka memang mau bunuh habe
Sehelai kain kafan tergeletak usang di sudut waktu yang mulai matang. Konon kabarnya disediakan oleh fans Habe yang tidak mau disebutkan namanya. Lantaran Habe tidak modar-modar juga, kain kafan itu ditiupi bernyawa oleh Tuhan dan berhasrat menunggangi sepeda tua mengelilingi dunia. Tak tahu aku sudah berapa banyak kain kafan yang dialokasikan buat Habe karena ancaman pembunuhan terhadapnya sudah dikumandangkan jauh hari sebelum teroris Islam mencabik-cabik Mumbai, sebelum tragedi Bali/London/Madrid/Beslan, bahkan sebelum teroris Islam menciptakan tragedi 11 September di New York sana. Habe adalah kata sifat dari ketegaran dalam kebebasan hidup. Hengkang dia dari Indonesia dan meloncat dari suatu negara kafir ke negara kafir lainnya di bawah lindungan Tuhan sampai akhirnya terdampar di negeri Paman Sam yang membuat logikanya lebih tajam. Agaknya jiwa Amerika yang pernah dilantangkan oleh Presiden Franklin D. Roosevelt tahun 1941 di depan kongres akan pentingnya kebebasan untuk berbicara, kebebasan berkeyakinan, kebebasan dari kesengsaraan atau kemelaratan, dan kebebasan dari ketakutan sudah menyatu dalam kromosom Habe. Di sinilah letak permasalahannya bagi banyak umat yang masih berjiwa primitif sehingga memimpikan kepala Habe dihajar dengan sisi Qoran dan kedua bijinya halal dijadikan sate. Lantaran sudah banyak merasai pahit getirnya perjalanan hidup dan dibesarkan dalam lingkungan yang menghargai kebebasan berpendapat sebagai manusia merdeka yang sesungguhnya, nampaknya ancaman kematian yang dilayangkan kepadanya tidak membuatnya bergeming dan tetap mengabari orang Indonesia apa yang dilihatnya dan apa yang menyentuh perasaannya di Amerika sana. Sudah jelas ancaman pembunuhan tersebut tidak hanya milik mantan muslim seperti Habe dan Jusfiq, tapi juga mereka yang dianggap melahirkan tafsir Qoran yang berbeda dengan kaum fundamentalis. Orang Ahmadiyah atau perempuan Irshad Manji, bahkan Gus Dur dan Ulil Abshar-Abdalla yang berpikiran liberal juga tak luput dari intaian maut kaum pengecut yang mengacung-acungkan halaman Qoran untuk membenarkan keberingasannya. Halal darahnya diminum! merupakan jargon yang kedengaran sedikit kurang bengis daripada ungkapan Dia halal dibunuh! yang sering kita dengar dari mulut manusia anarkis yang sok moralis. Dulu Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono pernah membenarkan Al Faruq dari jaringan Al Qaeda yang tertangkap berencana menghabisi Megawati dua kali yang salah satunya waktu pertemuan pengurus PDI Perjuangan tahun 1999. Untungnya Al Faruq dibuntungi kakinya oleh Tuhan karena bomnya meledak di Mal Atrium Senen. Belakangan ini SBY-JK, Andi Mattalata, Hendarman Supandji, AH Ritonga, dan seluruh hakim + jaksa yang dianggap terlibat dalam penghilangan nyawa Amrozi cs juga dihalalkan nyawanya yang diserukan lewat internet. Yang tidak bisa menarik garis tegas antara fitnah yang tak berdasar dan kritik yang ada faktanya akan tetap berada di bawah tempurung dan bahkan fakta nyata mengenai kenaifan ajarannya tidak akan mau diterimanya. Jadinya, pembeberan fakta nyata ini membuat banyak kaum fundamentalis yang senang terus berada di bawah panji-panji imperialisme budaya Arab kalap dan tidak bisa lagi melihat dengan pandangan jernih apa yang terpampang di depan matanya. Setiap kritikan dianggap begitu saja sebagai fitnah dan perlu dihabisi yang akibatnya masyarakat yang mestinya lambat laun keluar dari tradisi berpikir primitif menjadi mandul atas keberadaan kelompok kecil yang beringas ini. Kritikan sangat diperlukan bagi perkembangan pikiran dan jiwa yang sehat agar bisa maju seperti masyarakat maju yang mengedepankan alur pikiran rasional dan bukannya irasional yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Mereka yang menindas dan membelenggu pikiran banyak orang dengan tindakan liarnya tersebut tidak lebih daripada gerombolan penjahat dalam masyarakat. Kehadiran kelompok ini membuat jurang kesenjangan antara negara maju dan negara berkembang dalam segala segi kian menganga saja, suatu kelompok yang mestinya sudah musnah dalam zaman modern dewasa ini. Pikiran Habe adalah titisan wacana Sartre yang menganggap manusia sebagai keseluruhan dengan kebebasannya yang otonom dan bersifat mutlak. Dia hanya menggunakan haknya sebagai manusia bebas yang membedakannya dengan manusia impoten yang tidak punya keberanian mengkritisi kitab suci yang bermuatan abu-abu sehingga menimbulkan interpretasi beragam yang bermuara pada huru-hara abadi di dunia ini. Yang diinginkannya hanyalah agar tiap orang membuka mata, mengedepankan akal sehat dalam mengkaji ulang dogma agama yang irasional dan tidak membiarkan begitu saja suatu kelompok mengklaim kebenaran penafsirannya sendiri. Yang diinginkannya hanyalah agar tiap orang menggunakan otaknya secara maksimal, berucap dan berbuat atas paham empiris-matematis yang terukur dan bukannya dogma ilusif yang sudah terpendam di liang kubur. Jadi, Habe saw (peace be upon you)! Kalau
[zamanku] Habe, Jusfiq, Hafsah salim, dan Paedofil
From: edi...@agate.plala.or.jp Subject:Berita Paedofil di Jepang Date: 2008年12月15日 19:59:04:JST To: minang...@yahoogroups.com Surat Kabar Asahi, 9 Desember 2009, memberitakan tentang ulama yang menikahi gadis berusia 12 tahun di Jawa Tengah. Dalih yang dikemukakan oleh sang ulama adalah karena yang bersangkutan sudah mengalami haid pertama dan sudah pantas dikawini. Tapi, kelakuannya tersebut menimbulkan banyak tentangan dari organisasi HAM yang menganggap praktik tersebut sebagai penyiksaan secara seksual terhadap anak-anak. Tidak dijelaskan adakah orang yang bersangkutan Shek Puji yang menikahi gadis berusia 12 tahun atau Kiai Masyhurat yang menikahi 5 orang gadis di bawah umur. Para sampah bagi dunia, sang paedofil yang doyan mengucup buah dada anak perempuan bawah umur ini, punya perasaan yang sudah lumpuh karena memagut snobisme (orang yang senang meniru gaya hidup atau selera orang lain yang dianggap lebih daripadanya tanpa perasaan malu-malu) dari nabinya. Paedofil (penyakit kejiwaan yang merujuk pada orang yang mempunyai selera seksual terhadap anak kecil) sesuatu yang mencengangkan bagi orang normal di Jepang kendati juga ada yang mengidap penyakit yang sama di sini. Sebagai catatan, UU Indonesia yang membolehkan anak perempuan menikah adalah saat dia berusia 16 tahun, sedangkan UU Jepang mengizinkan anak laki-laki menikah pada saat usia 18 tahun dan perempuan pada saat usia 16 tahun. Masyarakat Jepang, juga masyarakat maju lainnya, sangat sukar memahami orang islam yang mempraktikkan shalat, puasa, naik haji, sunat, paedofil, dan sebagainya yang berada di luar ranah logika empiris mereka. Sudah pasti orang seperti Habe, Jusfiq, Hafsah salim dan menampik praktik paedofil ini. e
[zamanku] Mengadoni Sperma + Sel Telur = Tak Manusiawi
Baru-baru ini media massa merasa perlu memampangkan foto kyai Aa Gym yang baru saja beroleh anak kedelapan dari hasil poligaminya. Sementara banyak orang mengelu-elukan kehadiran sang jabang bayi tersebut sebagai titipan Tuhan, terasa kesedihan menjalari seluruh tubuhku. Kyai yang selalu berkoar-koar akan perlunya menyelamatkan orang yang malang di dunia ini memagut kontradiksi jalan hidup yang memalukan. Tapi, Aa Gym tidaklah sendirian karena sikapnya tersebut mewakili umat manusia yang berjiwa gulma lainnya di Indonesia. Manakala jutaan anak-anak terlahir dan merana kurang gizi saban hari, berita penambahan anak bukanlah sesuatu yang perlu dibesar-besarkan apalagi disanjung-sanjung. Egoisme sudah terlalu berkarat dalam jiwa manusia dan tega memicingkan mata terhadap anak-anak yang kelaparan. Tengoklah benua Afrika yang memiliki catatan sejarah derita yang panjang hingga detik ini dan belum juga bisa diselamatkan oleh manusia lain yang merasa dirinya lebih superior dari mereka. Ada barisan panjang manusia yang letih berselimutkan kulit saja pembungkus tulang di benua hitam tersebut. Tak perlu kita memanjangkan leher jauh-jauh ke balik bumi itu dan cukuplah melihat dalam negeri sendiri betapa banyaknya saudara kita yang mengisi catatan hariannya dengan tetesan air mata yang memilukan. Pulau Jawa (hanya 7% dari keseluruhan daratan Indonesia) yang memikul 60% dari keseluruhan populasi Indonesia sangat kentara mempertunjukkan tragedi penistaan orang atas orang dalam persaingan hidup yang mengerikan. Persaingan hidup yang sudah mencekik leher mengompori orang untuk menjadi egois melahirkan masyarakat yang bagai tukak bernanah yang menyebarkan aroma busuk ke mana-mana. Makanya tidaklah mengherankan kalau Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla pernah mengusulkan agar keluarga yang bermukim di Pulau Jawa memiliki satu anak saja. Ini merupakan seruan yang waras. Tapi, adakah gemanya bisa menyentuh kalbu manusia di Indonesia yang kebanyakan tidak mampu berpikir secara logis dalam hidupnya tersebut? Sebentar lagi penduduk Indonesia akan meloncati angka 250.000.000 orang. Padahal dari laporan PBB pada 1969 penduduk Indonesia berjumlah 113.000.000. Hanya kurang dari 40 tahun saja, penduduk Indonesia sudah membengkak dua kali lipat beranak pinak seperti babi. Penduduk dunia pun sudah melonjak ke angka 6.700.000.000. Ada baiknya melihat keberhasilan pemerintah Cina dalam mengekang pertumbuhan penduduknya tanpa mengekang urat nadi libido pejantan di sana. Kebijakan satu orang anak yang diterapkan Cina sejak tahun 1979 sangat banyak membantu kesejahteraan rakyatnya dan membantu bumi yang sudah kepayahan menyusui spesies manusia yang menyampah di mana-mana. Hasrat kelangsungan hidup yang merupakan tuntutan dari DNA sering membuat banyak orang membantai yang lainnya. Nyawa-nyawa murahan yang terlalu banyak dilemparkan Tuhan + manusia ke atas bumi ini tidak diasupi cukup gizi untuk mengembangkan benaknya, tempat tumbuhnya nalar yang sehat dan rasional itu. Tiap hati yang manusiawi menghendaki keharmonisan hidup dan rasa toleransi yang tinggi untuk mengurangi momok krisis multidimensional yang berkepanjangan ini. Dambaan saya adalah berkurangnya jumlah penduduk sekurang-kurangnya mencapai angka 1/4, menjadi sekitar 1.500.000.000 saja. Akan lebih ideal lagi apabila satu nol di belakang angka tersebut menjadi hilang. Dengan begitu, persaingan hidup melunak dan pun para binatang ceria kembali beroleh haknya sebagai khalifah yang sah di atas bumi ini. Adalah kesalahan fatal berpandangan bahwa Tuhan pasti memberi rezeki yang pantas bagi setiap manusia yang dilahirkannya. Tuhan itu bersifat netral dan dia tetap saja memalingkan wajahnya dari tragedi hidup manusia yang hiruk-pikuk dalam keserakahannya. Milyaran dan bahkan triliunan contoh bisa diterakan sampai habis tinta air laut mengering, mulai dari penganiayaan, perampokan, pembunuhan, terorisme, peperangan, perkosaan, genocide, dan sebagainya dan sebagainya yang memenuhi halaman sejarah perjalanan hidup manusia jauh sebelum sahelanthropus tchadensis muncul menunggangi planet ini. Kelihatan kian tolol saja kalau meratap-ratap menyebut-nyebut nama Tuhan agar nasibnya menjadi lebih baik atau negaranya diberkahi rahmat. Setolol tiga uang dengan zikir akbar yang sering diperbuat oleh para pelacur agama di Indonesia yang senang berkumpul menyemut di suatu tempat menengadahkan tangan pada Tuhan yang membisu tersebut. Sebaliknya, kalau mereka pakai otak untuk berpikir, pastilah akan dipahami bahwa itu adalah perbuatan yang tak berguna dan buang-buang waktu + tenaga saja. Lebih baik mengumpulkan sampah yang berserakan di mana-mana ketimbang kumpul-kumpul yang tak karuan itu. Atau, serukan tidak perlunya beranak lewat kontrasepsi, pencopotan buah pelir, dan sebagainya yang lebih masuk akal daripada meratap-ratap kepada Tuhan yang sudah tidak mendengar itu. By the way, adakah orang Indonesia punya otak? Jadi, ketimbang
[zamanku] Benarkah Jelangkung itu Menyesatkan?
Benarkah Jelangkung itu Menyesatkan? Edizal Jelangkung, jelambek. Hadirlah kau ke sini. Datang kau tak dijemput, pergi kau tak diantar. Kira-kira begitu ungkapan magis yang kami gunakan untuk mengundang roh halus manakala aku masih memamah bangku SMA di Padang dulu. Alat yang dipakai adalah keranjang plastik kecil yang bagian bawahnya berlubang-lubang, pensil, dan secarik kertas putih. Kami memegang keempat sisi keranjang yang di bagian bawahnya sudah dipasangi pensil. Keranjang tersebut akan bergerak dengan sendirinya menuliskan huruf atau gambar di atas kertas putih menanggapi pertanyaan yang diajukan, sesuatu yang sangat menggetarkan hati. Jelangkung ini punya kemampuan yang luar biasa sehingga dapat mengetahui dan menjawab pertanyaan yang disampaikan. Bisa ditanyakan adakah seseorang itu mencintai kita atau tidak dan sebagainya. Jadi, jelangkung berlaku laiknya seorang nabi yang bertindak sebagai perpanjangan tangan Tuhan menyampaikan pesan terhadap umatnya. Wasiat yang disampaikan sang jelangkung ini diamini oleh banyak orang yang melakukannya, termasuk saya waktu itu dan orang muda lain atau orang yang benaknya kurang tersentuh oleh ilmu logika. Bagi mereka yang memercayai kemampuan roh halus lewat jelangkung sering menyandarkan keputusan hidupnya pada permainan yang kental mistis ini. Praktik ini hanyalah satu dari banyak media yang dipercayai mampu mendatangkan roh halus untuk merundingkan sesuatu atau mengusir penyakit yang menghinggapi seseorang, seperti juga shamanisme atau kedukunan yang memainkan peranan penting dalam masyarakat primitif untuk berkomunikasi dengan makhluk halus. Bahkan dalam masyarakat yang sebelah kakinya sudah berada dalam ranah modern dan sebelahnya lagi masih berada di ranah primitif seperti Indonesia, fenomena ini masih terlihat jelas lewat nyanyian, tarian, meditasi, dan sebagainya baik di dusun maupun kota. Tarian Angguk yang berkembang di Yogyakarta yang sarat dengan kemistisan hanyalah salah satu produk saja dari hadirnya kegiatan berhubungan dengan roh halus di kota besar. Agaknya lagu dalam kategori dangdut dan rock 'n' roll atau tarian breakdance dengan kepala yang berputar-putar di lantai belum lagi disukai oleh roh halus sehingga tidak dimasukkan ke dalam daftar media yang bisa digunakan. Pada waktu mengikuti perkuliahan di UPI, Bandung, aku bekerja sambilan di sebuah percetakan kecil untuk penambah-nambah biaya hidup. Seorang teman lama yang kuliah di ITB kadangkala datang berkunjung ke kosku dan beberapa kali kuajak melihat-lihat percetakan kami. Suatu hari terjadi kehebohan di percetakan tersebut karena uang dalam tas raib tanpa bekas. Malangnya, teman lamaku tersebut kebetulan berada di sana saat itu sehingga termasuk salah seorang yang penting dicurigai sebagai pelakunya. Suasana yang tidak menyenangkan harus kutahan atas sorotan tajam mata kemarahan banyak orang di percetakan ke arahku karena ketegasanku menolak tuduhan terhadap teman tersebut. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa dia adalah orang yang berhati baik dan berasal dari keluarga sembada yang tidak pernah kekurangan uang. Akhirnya, orang-orang yang berada di sana memutuskan minta bantuan Tuhan lewat pembacaan ayat Qoran untuk mencari tahu siapa gerangan yang menilap uang tersebut. Seutas tali yang di ujungnya dikebatkan ke kunci diselipkan di antara halaman Qoran yang tebal. Empat orang dari kami menengadahkan masing-masing satu telapak tangan dan di atasnya ditempatkan Qoran tersebut sehingga sang kunci berada dalam posisi menggantung. Pengadilan pun dimulailah. Salah seorang dari kami menyebutkan nama seseorang dan membacakan ayat kursi dalam bahasa Arab yang artinya tidak kupahami (mungkin juga oleh yang lainnya). Sang kunci hampir tidak bergeming ketika nama orang lain dan ayat kursi selesai dibacakan, tapi sang kunci cukup antusias menggoyang-goyangkan badannya manakala giliran nama temanku disebut. Ini membuatku sangat terpana dalam ketidakpercayaan. Aku sadari betapa mengemukakan sanggahan atas putusan ala-jelangkung lewat pembacaan Qoran tersebut punya risiko yang tinggi karena sama saja artinya dengan menolak titah Tuhan yang didukung oleh mainstream masyarakat. Sudah ada asumsi sebelumnya bahwa tidak mungkin Tuhan mendustakan umatnya lewat penggunaan sabdanya. Namun, aku tidak bergeming atas kepercayaan diri yang berakibat aku dijauhi. Itu merupakan suatu konsekuensi logis atas resistensi yang menyebabkan aku kehilangan konsituen. Untungnya semua orang itu cukup waras dan tidak memerkarakan teman tersebut karena hakim korup sekalipun tidak akan mau menerima perkara yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya secara kasat mata. Sekitar dua hari berselang sesudah pembacaan ayat suci Qoran itu, muncul lagi kehebohan baru. Belakangan ibu warung yang ada dekat percetakan kami merasa heran atas seringnya seorang anak laki-laki murid SD jajan di sana padahal sang anak berasal dari keluarga kebanyakan. Bertanyalah si ibu
[zamanku] Humor Kita
Saya forward-kan informasi humor, kalau-kalau ada yang tertarik. Salam, Edizal -- Humor-Dunia Manusia perlu istirahat. Bahkan kalau kita personifikasikan sosok Tuhan yang memiliki sifat sedih, senang, marah, dan lainnya sebagaimana yang terdapat dalam diri manusia, boleh jadi Tuhan pun perlu istirahat agar tidak kelelahan mengurus ciptaannya yang masih dalam proses berevolusi dan primitif ini. Berbagai cara dapat ditempuh untuk mengistirahatkan diri, misalnya, bengong mengosongkan pikiran, bercanda dengan keluarga, menyatu dengan alam yang hijau, menggampar atau membuang suami seperti buang air besar, atau menikmati kisah yang menarik. Menikmati kisah yang menarik seperti humor sangat bagus untuk melepaskan tekanan perasaan atau stres yang menggayuti kehidupan homo sapiens sehari-hari. Dengan begitu, humor menjadi vitamin bagi sel-sel tubuh yang lelah agar bisa berseri lagi. Milis ini dihadirkan sebagai ranah tempat kita berbagi humor, untuk membuat orang lain tertawa dan merasa tidak begitu menyesal terlahir ke dunia fana ini. Mana tahu malaikat juga ikut-ikutan tertawa membaca humornya sehingga pintu surga lebih terbuka buat Anda. Mari kita menertawai diri sendiri, menertawai kelahiran, kehidupan, dan kematian! http://groups.yahoo.com/group/humor-dunia/ Subscribe: [EMAIL PROTECTED] PS: Yang tertarik pada masalah kejepangan, silakan tengok milis: http://groups.yahoo.com/group/jepang-1/
Re: [zamanku] Kontrasepsi
Ada berita di media massa tentang Ustad AA Gym yang beroleh anak kedelapan. Manakala jutaan anak-anak terlahir dan hidup kurang gizi saban hari, berita penambahan anak bukanlah sesuatu yang perlu dibesar-besarkan apalagi disanjung-sanjung. Bagi saya, Tuhan adalah sosok yang netral. Kalau laki-laki atau perempuan tidak pakai alat kontrasepsi, Tuhan tidak akan campur tangan dan manusia ini akan terus beranak pinak tak terkendali. Egoisme sudah terlalu berkarat dalam jiwa pejantan dan tega membiarkan anak-anak (Islam, Kristen, Buddha, ...) kelaparan di depan matanya. Mestinya orang Indonesia sedikit melihat ke Jepang atau negara maju lainnya bagaimana nalar itu dipakai dan tidak terus-terusan bikin anak yang akan menyusahkan orang banyak dan dunia. Daripada melahirkan anak sendiri, lebih baik menyelamatkan anak-anak yang sudah terlahir malang ke atas bumi ini. --- On Sun, 11/2/08, Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Sunny [EMAIL PROTECTED] Subject: [zamanku] Kontrasepsi To: [EMAIL PROTECTED] Date: Sunday, November 2, 2008, 4:09 AM Batam Pos Sabtu, 01 November 2008 Kontrasepsi Sudah pernah dengar Hari Kontrasepsi Internasional? Hari itu diperinghati setiap 26 September. Indonesia sendiri baru dua tahun ini memperingati hari internasional tersebut. Bayangkan, kontrasespsi menjadi sebuah kepedulian dunia. Artinya masalah kependudukan adalah masalah dunia. Kontrasepsi sendiri adalah sebuah cara atau alat yang digunakan untuk mencegah kehamilan. Pertambahan populasi penduduk di dunia sangat berdampak segala aspek penunjang kehidupan. Rumah, pendidikan, makanan, kesehatan dan sebagainya. Semakin banyak penduduk semakin besar pula sumber daya alam yang akan digali demi memenuhi kebutuhan hidup. Lha makin lama kan habis. Kini para ahli sibuk mencari sumber energi alternatif. Sudahlah harganya mahal cadangan energi fosil makin menipis. Untunglah ratusan tahun yang lalu jumlah penduduk masih sedikit, kalau sudah banyak bisa-bisa kita tidak kebagian menikmati sumber daya alam kan. Nah, kini giliran kitalah untuk berpikir tentang cadangan sumber daya alam untuk anak cucu kita. Jadi bukan berarti kita kaya lalu punya anak seenaknya. Lha siapa yang harus berkontrasepsi? Faktanya perempuan memiliki lebih banyak alat kontrasepsi, sementara pria hanya kondom (ada satu lagi kontrasepsi steril). Kondom sendiri kini lebih banyak dipromosikan untuk mencegah penularan penyakit kelamin. Padahal sejatinya kondom adalah alat penahan bertemunya sperma dan sel telur agar tak terjadi pembuahan. Fatalnya kondom bukan alat kontrasepsi yang digemari dengan dalih mengurangi rasa hubungan suami istri. Akhirnya kondom melekat dengan stereotip di atas dan sebagai alat mencegah kehamilan bagi kaum yang belum berhak. Padahal di Jepang kondom berada di peringkat atas dalam penggunaan alat kontrasepsi. Pemasangan alat kontrasepsi sendiri dilakukan atas dasar kenyamanan kedua individu dalam pasangan. Penentuan kontrasepsi juga atas kesepakatan berdua. Yang penting kan sama-sama nyaman dan ujungnya angka kelahiran bisa dikendalikan. ***