Algebra Bukan Berasal Dari Arab Tapi Babylonia
                                               
Pada hakekatnya bangsa Arab, agama Islam, beserta huruf2 Arab dan tulisannya 
lahir dari budaya baru yang termuda umurnya dibandingkan dengan agama dan 
bangsa2 lain disekitarnya seperti Greek (Yunani), Hindu (India), Babylonia 
(Assyria), Zoroaster (Persia) dan lain2nya.

Bahkan, sepanjang kehidupan nabi Muhammad belum dikenal adanya huruf2 Arab, dan 
barulah setelah nabi Muhammad wafat, huruf2 Arab berkembang pesat di Arab.  
Pada mulanya huruf2 Arab itu sendiri tidak memiliki tanda2 bacaan bahkan tidak 
memiliki huruf hidup (vowel), barulah pada abad ke 10, huruf2 hidup ditambahkan 
kedalam tulisan2 Arab.

Alfabet huruf2 Arab berasal dari salah satu variasi huruf2 Aramaic yang baru 
dikenal oleh beberapa orang2 Arab pada tahun 512, yaitu 80 tahun sebelum 
kelahiran nabi Muhammad.  Meskipun huruf2 ini sudah dikenal oleh beberapa 
orang2 Arab, namun penggunaan tulisan ini baru meluas di Arab setelah abad ke 
10.

Yang menarik tentang perbaikan tulisan2 Arab ternyata bukan dilakukan oleh 
orang Arab di Arab melainkan oleh orang Arab diluar Arab yaitu di Irak Khalil 
Ibn Ahmad yang juga dikenal dengan nama Al-Farihidi.  Dialah yang pertama kali 
menambahkan vowel kedalam alphabet Arab ditahun 791.  Dia adalah orang Arab 
Oman yang pindah dan hidup sampai mati dikota Basra (Irak).  Jadi huruf2 atau 
alphabet Arab yang dikenal sekarang ini berasal dari Irak yang kemudian 
menyebar ke Arab setelah abad ke 10.  Seharusnya tulisan Arab tidak boleh 
dinamakan tulisan Arab melainkan tulisan Basra, tetapi karena memang sudah 
kebiasaan dianggap huruf Arab, maka huruf alphabet ini tetap dianggap sebagai 
alphabet Arab karena memang digunakan oleh semua orang2 Arab.

Demikianlah, sama halnya dengan kata "Algebra" yang diadopsi dunia Barat ini 
sebenarnya tidak jelas berasal dari mana.  Meskipun kata ini dianggap dari 
bahasa Arab, tetapi orang Arab sendiri mengadopsinya dari Babylonia.

Namun ada dua anggapan yang berbeda mengenai sumber kata "Algebra" ini, satu 
pihak menganggapnya berasal dari bahasa Arab "Al-Jabr" yang sumber katanya itu 
sendiri berasal dari Babylonia yang artinya "reunion" atau berkumpul lagi.

Sumber lain menganggap kata "Algebra" ini berasal dari Algoritme yaitu nama 
seorang peneliti "Al-Khwarizmi" yang lahir dikota Baghdad (780-850)-Irak.

http://en.wikipedia.org/wiki/Muhammad_ibn_Musa_al-Khwarizmi

Fanatisme buta telah menjangkiti kaum muslimin untuk menegakkan Syariah Islam 
dengan cara apapun termasuk berbohong, menipu, dan menyebar fitnah.  Demi 
kebanggaan buta inilah mereka meyakini bahwa Al-Khwarizmi beragama Islam.  
Logikanya Islam baru berhasil menguasai wilayah Iran dan Irak sepenuhnya pada 
abad ke 10.  Namun penyerbuan atau perang yang ber-larut2 berlangsung sejak 
700-1020.  Padahal dimasa kehidupan Al-Khwarizmi ini, penduduk aselinya masih 
tetap memegang teguh agama Zoroaster, hanya pendatang2 Arab saja yang beragama 
Islam.

Penaklukan wilayah Persia ini berakhir pada abad ke 10 dimana seluruh 
masyarakatnya dipaksa masuk Islam atau dibunuh mereka yang menolak.

http://en.wikipedia.org/wiki/Persian_Empire#Conquest_of_Persia_by_Muslims

Jadi sangat jelas disini, bahwa Al-Khwarizmi bersama banyak ahli2 lain yang 
sering dipropagandakan oleh para pendakwah2 Islam dilahirkan sebagai umat 
beragama Zoroaster, dan besar kemungkinannya apabila dia benar masuk Islam maka 
hal itu karena terpaksa atau dipaksa katimbang mati dibunuh.

Agama Zoroaster memang salah satu agama yang membawa budaya dan ilmu 
pengetahuan jauh lebih tinggi dari Arab dengan Islamnya.  Pendeta2 Zoroaster 
ditangkapi sewaktu penyerbuan Islam, mereka disiksa untuk mengaku cara2 
menciptakan api.  Dizaman itu untuk membuat api tidaklah mudah, apabila anda 
bisa membuat api maka perang bisa gampang menang.  Umumnya untuk membuat api 
waktu itu menggunakan dua buah batu yang digosok satu dengan lainnya, tapi cara 
inipun boleh anda coba sendiri kalo bisa mengobarkan api dalam waktu 3 bulan 
sudah termasuk hebat.  Agama Zoroaster memiliki teknologi tertinggi diwaktu itu 
karena bisa menciptakan api, dan api inilah yang disembah oleh umat Zoroaster.  
Pada waktu itu agama Zoroaster dikenal sebagai agama Api.

http://en.wikipedia.org/wiki/Zoroastrianism

Namun istilah "Algebra" sekarang ini sudah tidak perlu lagi diperdebatkan 
karena sudah diganti dengan istilah yang lebih tepat yaitu "Mathematics".

Bukan cuma Al-Khwarizmi saja yang diakui sebagai beragama Islam, tetapi juga 
Ibnu Sinna (di Iran dikenal dengan nama Abu Ali Sina) yang juga berasal dari 
Persia dan juga terlahir beragama Zoroaster dimana didunia Barat dia dikenal 
dengan nama aselinya yaitu "Avicenna" yang kemudian diubah oleh orang Arab 
menjadi Ibn Sina (980-1037).  Nama Avicenna itu sendiri berasal dari nama kitab 
suci agama Zoroaster yaitu "Avesta".

Muslimin telah jenuh dicekoki dengan kebohongan2 yang berorientasi untuk 
merekayasa kebesaran Islam dimasa lalu.  Namun kalo kita telaah kenyataannya, 
semua kebesaran itu sama sekali bualan semata.  Akibatnya banyak sekali 
catatan2 muslim tidak dipercaya, tidak pernah menjadi referensi science, bahkan 
kaum muslimin sendiri menyadari kebohongan2 tersebut tetapi tak ada yang berani 
menentangnya.

Budaya dan agama2 besar dimasa lalu ternyata juga tetap besar dizaman sekarang, 
meskipun ada yang sudah punah tidak punya pengikut lagi namun kebesaran 
ajaran2nya tetap menjadi bahan diskusi dan referensi ilmu pengetahuan, antara 
lain seperti Greek (Yunani) yang peninggalan2nya masih dilestarikan antara lain 
upacara Olympic Games. Juga Hindu dari India tetap memiliki begitu banyak daya 
tariknya sebagai sumber2 science dizaman modern ini.  China, Jepang, Russia, 
German juga memiliki sumber2 masa lalu yang gemilang hingga sekarang ini.

Memang menyedihkan, kita sebagai umat Islam hanya mewariskan terror2 dari masa 
lalu dan terror2 lebih biadab dilanjutkan dizaman sekarang.  Tetapi harus juga 
diakui bahwa mayoritas muslimin terutama di Indonesia jelas2 menentang dan 
menolak Syariah Islam, kita sebagai muslimin dan muslimah Indonesia telah 
bersumpah bahwa kita mempraktekkan agama Islam hanya sebatas kegiatan sosial 
saja bukan menyalah gunakannya untuk menghukum, mengadili, atau menjadikannya 
UU negara.  Kita tidak akan terpengaruh kepada cara2 umat Islam lainnya diluar 
Indonesia yang menggunakan agama Islam sebagai ideologi "terror" terhadap umat 
yang bukan Islam maupun sesama umat Islam itu sendiri.

Ny. Muslim binti Muskitawati.




Kirim email ke