http://www.antara.co.id/arc/2008/11/7/indonesia-akan-jadi-prioritas-kebijakan-luar-negeri-obama/

07/11/08 07:34

Indonesia Akan Jadi Prioritas Kebijakan Luar Negeri Obama


Jakarta (ANTARA News) - Indonesia, bersama Turki dan Pakistan, kemungkinan 
besar akan menjadi sekutu paling diandakan oleh Presiden AS ke-44 yang akan 
dilantik pada 20 Januari 2009, Barack Hussein Obama Jr.

Perhatian khusus harus diberikan kepada tiga negara Muslim besar non Arab, 
yaitu Turki, Pakistan dan Indonesia, demikian John Hughes, mantan asisten 
Menteri Luar Negeri AS semasa pemerintahan Ronald Reagan seperti dikutip The 
Christian Science Monitor, Jumat.

"Jika demokrasi bisa bertahan dan berkembang biak di tiga negara itu, maka akan 
sangat berarti bagi (terwujudnya) impian demokratisasi di dunia Arab," kata 
mantan editor the Monitor dan profesor komunikasi internasional pada 
Universitas Brigham Young itu.

Pakistan menempati posisi istimewa karena negara ini akan menjadi front 
terdepan dalam kampanye menghancurkan terorisme Alqaeda dan perburuan Osama bin 
Laden, selain sebagai salah satu kunci penyelesaian politik di Afghanistan.

Di samping tiga negara itu, Presiden Barack Obama, demikian the Monitor, akan 
memprioritaskan hubungan dengan negara-negara kunci seperti China, India, 
Brazil, Rusia, dan tentunya Eropa Barat dan Uni Eropa.

"Dunia sudah tidak sabar melihat bagaimana Barack Obama menempatkan Amerika 
Serikat pasca pemerintahan Bush," kata John Hughes.

Di dalam negeri sendiri, Obama dinantikan rakyat AS yang tak memilihnya namun 
dijanjikan didengar suaranya oleh Obama, mengenai apakah ia serius melibatkan 
tokoh-tokoh moderat di Partai Republik dalam pemerintahannya.

Sementara sekutu-sekutu utamanya seperti Inggris, Jerman dan Prancis, akan 
sangat menunggu seperti apakah perubahan politik luar negeri AS yang dijanjikan 
Obama.

"Pada 15 November nanti Presiden Bush akan bertemu dengan 20 pemimpin dunia 
guna membicarakan krisis keuangan global. Banyak dari mereka yang berharap 
bertemu dengan presiden terpilih, jika pun tak bisa bersua dengannya paling 
tidak mereka bisa mengetahui pandangan-pandangannya," terang John.

Tidak heran, selain dalam upaya memesankan kesungguhannya menjadi pemimpin 
kepada bangsa AS, Obama segera membentuk kabinet transisi yang menjadi sinyal 
pada dunia ia siap memikul tanggungjawab internasionalnya sebagai pemimpin 
dunia.

Obama pun memprioritaskan menyegerakan pemilihan menteri keuangan, menteri luar 
negeri dan penasehat keamanan nasionalnya.

Sementara itu, dalam memproyeksikan kebijakan luar negerinya, China sangat 
mungkin menduduki prioritas utama Obama.

"China telah menjadi raksasa ekonomi baru. Negara itu menjadi eksportir penting 
AS sekaligus menjadi 'bank' untuk AS," kata John merujuk "bailout" bank sentral 
China di pasar keuangan global dan pembelian sejumlah perusahaan nyaris 
bangkrut di AS.

India juga akan menjadi mitra bisnis penting AS mengingat negeri ini telah 
menjadi sebuah pusat telemarketing dan rekrutmen tenaga ahli bagi banyak 
perusahaan besar AS. "Pada 2040, negeri ini akan menjadi perekonomian ketiga 
terbesar di dunia." 

Brazil juga akan menjadi mitra global terbesar ketiga bagi AS karena negeri ini 
telah menjadi pusat keuangan dan perbankan di Amerika Latin.

Meskipun sudah tidak lagi menjadi negara adidaya, Rusia akan tetap menjadi 
mitra penting AS mengingat negeri ini memegang banyak kunci permasalan di 
dunia, terutama di kawasan-kawasan seperti Georgia, Asia Tengah dan Timur 
Tengah.

"Khusus soal China dan Rusia, Obama mesti mendorong demokratisasi di sana. Tapi 
dia mesti menjamin bahwa AS tidak berhasrat mengasingkan mereka, melainkan 
mengajak mereka masuk dalam komunitas antarbangsa," papar John.

AS harus mengubah caranya berdiplomasi dan berhubungan dengan bangsa lain dari 
yang selama ini dilakukan oleh Presiden Bush dengan mengadopsi pendekatan 
multilateralisme atau kerjasama antarbangsa, bukan dengan cara mendikte.

"Multilateralisme akan bisa mengajak Korea Utara dan Iran (untuk mengurungan 
niat nuklirisasi mereka)," kata John Hughes. (*)

COPYRIGHT © 200

Kirim email ke