Refleksi: Apakah  wanita menjadi tukang pijat diharamkan?

http://www.klik-galamedia.com/indexrubrik.php?idkolom=lorong

Sabtu, 17 Januari 2009


Jadi Wanita Pemijat untuk Bertahan Hidup


MEMILIKI keahlian memijat ternyata memberikan keuntungan bagi wanita yang 
mengaku berusia usia 40 tahun ini. Kecekatan tangannya mengendurkan urat dan 
otot tegang, mampu mendatangkan rupiah. 

Osa, begitu ibu-ibu di Kompleks Antapani memanggil wanita pemijat ini. Sekali 
pijat, Osa dibayar Rp 20.000 - Rp 25.000.

Bagi Osa, memijat merupakan usaha sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidup. 
Uang lelah yang diperolehnya usai memijat, cukup membantunya. Apalagi tidak 
setiap hari Osa mendapat order memijat.

Kemampuan Osa dalam memijat tak hanya diakui ibu-ibu di Kompleks Antapani, 
karena hal ini pun telah menyebar sampai Kiaracondong dan Ciwastra. "Awalnya 
ada salah satu ibu di Kompleks Antapani meminta saya untuk memijat. 
Kemungkinan, ia cocok dengan pijatan saya. Jadi kalau lelah, ia selalu meminta 
saya untuk memijat badannya," ujarnya. 

Keahliannya membuat orang menjadi rileks, terdengar sampai ke daerah tetangga. 
Hasilnya Osa pun sering diminta memijat warga di Kiaracondong dan Ciwastra. Tak 
terasa, kini sudah dua tahun Osa menjadi pemijat dari satu rumah ke rumah 
lainnya. 

"Bahkan kalau ada saudara dari langganan saya yang berada di luar Antapani 
meminta dipijat, saya pun langsung datang ke rumah mereka," tuturnya.

Osa mengaku, memijat bukan pekerjaan tetapnya. Awalnya, ia menjadi tukang cuci 
baju dari satu rumah ke rumah lainnya. Umumnya, Osa menjadi tukang cuci baju 
rumah tangga yang tak memiliki pembantu. Selain mencuci, ia pun sering diminta 
memijat para langganannya ini.

"Mencuci baju tetap saya lakukan. Di sela-sela mencuci, saya pun sering diminta 
memijat. Jadi, cuci bisa dan mijat pun bisa. Penghasilannya lumayan, bisa 
membantu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," ujar ibu tiga anak ini.

Osa mengungkapkan, suaminya hanya pekerja serabutan yang tak tentu 
penghasilannya. Untuk membantu sang suami, Osa pun menjadi tukang cuci. 
Belakangan, ia menjadi tukang pijat juga. "Dulu hanya suami yang merasakan 
pijatan saya, ternyata sekarang orang lain pun cocok dengan pijatan saya ini," 
tuturnya. (yeni/"GM")** 

Kirim email ke